Jangan lupa vote komennya💞🦋
🦋🦋🦋🦋
Dewa memang tipe orang yang jika ingin mengerjakan sesuatu harus dengan keadaan yang mendadak. Seperti saat ini, Dewa tiba-tiba menyuruh Adam dan keempat karyawannya untuk membawa barang-barang keperluan Asmara ke rumahnya, tentu saja mereka mengeluh saat Dewa menyuruh mereka secara tiba-tiba. Padahal mobil yang menjemput mereka berlima sudah menunggu di depan gapura, tetapi mereka pun tidak bisa menolak jika Dewa sudah memberi perintah.
"Mobilnya belum jemput mas? Kok mereka belum pulang?" Tanya Asmara melihat Adam dan keempat karyawan suaminya yang baru saja keluar membawa barang-barang keperluannya.
Dewa mendekatkan jaraknya dengan Asmara. "Sudah, tetapi mas suruh mereka sebentar."
"Asmara... " Keduanya menoleh ke belakang saat mendengar suara seorang pria di sana.
Asmara tersenyum begitu pun dengan Dewa saat melihat Bani yang berdiri di teras rumah. Mereka berdua menghampiri pria paruh baya itu, Asmara tersenyum berseri menatap Bani yang juga ikut tersenyum karena Asmara.
"Bahagia selalu ya, jangan seperti anak kecil lagi." Bani mengusap lembut serta penuh kasih sayang rambut Asmara, rasa tidak tega muncul begitu saja saat ia menerima kenyataan bahwa Asmara telah menjadi milik Dewa, suami sah Asmara.
Asmara menganggukkan kepalanya. "Bapak jangan khawatir, aku sudah bahagia sekarang." Bani tersenyum lega, baru kali ini ia melihat Asmara sebahagia ini.
"Asmara ke dalam dulu ya, mau pamit sama ibu." Bani dan Dewa menganggukkan kepala, kedua pria itu masih memandang punggung Asmara yang sudah jauh termakan jarak.
Embusan nafas Bani membuat Dewa tersadar dan menolehkan kepalanya menghadap sang papa mertua di hadapannya. Bani mengangkat pandangannya, ia menatap Dewa dengan tatapan penuh harapan di dalam bola matanya.
"Hanya kamu sekarang satu-satunya harapan saya Dewa. Jika nanti hati kamu sudah berpaling dan tidak lagi mencintai Asmara, tolong jangan mengucapkan secara gamblang pada Asmara. Kamu bisa ucapkan pada saya langsung, saya tidak mau Asmara menangis akibat mendapatkan luka di hatinya, saya tidak akan tega melihat itu semua nantinya."
"Berjanjilah jika kamu akan terus bersama Asmara dan tidak akan pernah meninggalkan Asmara, ucapkan janji di depan saya sekarang!" Seru Bani dengan suara tertekan karena menahan tangis.
"Pak, saya tidak bisa janji tapi sa—
"Berjanjilah Dewa! Jangan membuat saya ragu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Asmara | Tamat
RomancePertemuan tidak di sengaja sehingga keduanya saling mengucapkan janji kelak akan bertemu kembali. Pada tahun 2008 Raden Sadewa saat itu masih berumur 31 tahun bertugas menjadi tim SAR untuk membantu korban gempa bumi di desa yang berada di provinsi...