7: Asmara-ku Yang Sempurna

13.5K 823 56
                                    

Hai Haii, jangan lupa vote dan komentarnya teman-temann.

Terima kasih saya ucapkan pada kalian karena telah menyukai kisah Dewa dan Asmara, ikuti terus kisah mereka ya teman-teman. Terima kasih sudah mau menyukai salah satu karya saya🦋

🦋🦋🦋🦋

Sudah 4 hari Dewa berasa di desa Neglasari, seharusnya kemarin Dewa dan rombongannya sudah pulang kembali ke kota Surabaya karena proyek yang mereka rencanakan telah selesai dan sekarang sudah mulai proses pembangunan. Tetapi Dewa terlihat tidak rela saat Fadli mengatakan jika tugas mereka di sini sudah selesai. Dewa pun memberi seribu alasan agar tetap berada di desa ini sehingga Fadli dan tim-nya mengiyakan, mereka tidak berani jika nantinya menolak permintaan pemimpin mereka.

Adam pun ikut tidak pulang ke Surabaya karena dia merupakan sekretaris sekaligus orang kepercayaan Dewa, jadi dia harus patuh dan mengikuti setiap perintah majikannya yang sedang kasmaran.

Pagi ini Dewa dan Adam sedang memperhatikan para pekerja yang bergotong royong untuk membangun sebuah penginapan, tak hanya pekerja yang disuruh perusahaan saja yang bekerja, melainkan ada beberapa warga desa yang dengan senang hati ikut membantu proses pembangunan ini. Dewa jadi semakin betah berada di desa ini, dia nyaman dengan sikap ramah para warga desa serta budaya Jawa yang masih sangat kental di desa ini membuat Dewa jadi bernostalgia saat keluarganya masih lengkap seperti dulu.

Selain itu ada hal yang membuat Dewa sangat tidak rela meninggalkan desa yang sangat nyaman ini. Pesona gadis muda yang selalu membuat Dewa tersenyum dalam kesendirian, wajah ayu serta senyuman semanis gula Jawa gadis itu tak pernah membuat Dewa berhenti tersenyum. Asmara-nya, gadis yang memiliki rupa sempurna membuat Raden Sadewa tak bisa berkata-kata.

Dewa tampak menggulung lengan kemejanya sampai siku dilanjut mencopot sepatu hitam yang dia pakai, pria itu berniat ingin ikut membantu para pekerja di sini.

"Pak Dewa! Tidak usah pak, biar mereka saja!" Adam menahan lengan Dewa saat melihat Dewa ingin membantu.

Dewa menepis tangan Adam yang menahannya. "Kenapa kamu ini? Jangan berlebihan seperti itu, apa salahnya saya ikut turun tangan?"

"Tidak ada salahnya pak, tapi matahari sudah di atas. Semalam juga habis hujan, jadi agak becek. Kaki bapak nanti kotor" jelas Adam.

Dewa menatap Adam dengan satu alis terangkat. "Lalu? Kamu perhatikan saya saja dari jauh jika tidak mau ikut membantu."

Adam tidak tahu lagi harus menahan Dewa seperti apa, Dewa sudah keren memakai setelan kantor kini malah menjadi kuli bangunan. Adam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia jadi merasa tak enak saat melihat Dewa yang ikut bekerja, Adam jadi seperti majikan yang sedang memperhatikan para pekerjanya di sini.

Di lain tempat tampak ibu-ibu sedang menyiapkan makanan yang sengaja mereka siapkan bersama-sama untuk para pekerja yang sedang membuat bangunan di sekitar desa Neglasari. Inilah yang warga desa selalu lakukan ketika kedatangan tamu dari luar, mereka akan menyambutnya dengan senang hati dan menghidangkan makanan khas desa ini.

"Asmara!" Teriak Riana saat langkah kakinya baru masuk ke dalam rumah bernuansa Jawa itu.

"Kowe isih turu to nduk?" Riana masih berteriak sembari mencari-cari barang-barang yang dibutuhkan di dapur.

Dewa Asmara | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang