Part 1

1.7K 124 71
                                    

Hai, sudah lama tidak berjumpa, ya? Jujur aku rindu sekali menulis terutama pada kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, sudah lama tidak berjumpa, ya? Jujur aku rindu sekali menulis terutama pada kalian. Maaf sudah lama membuat kalian menunggu, terima kasih pada kalian yang masih mau mendukungku, itu sangat berpengaruh besar untukku

Jangan lupa support aku selalu ya, agar up nya cepat, targetnya aku ingin 100 vote, bisa?

Happy reading✨

•••

"Kak Seolhwa. Kakaknya temanku katanya suka pada Kakak!" Seru seorang bocah berusia tiga belas tahun itu pada gadis delapan tahun lebih tua darinya. Ransel hitam masih berada di punggungnya dengan pelipis yang basah karena keringat.

Leher seorang gadis bermarga Min itu melirik ke arah sumber suara. Adik semata wayangnya baru saja pulang dari sekolah, mengingat sekarang sudah pukul empat sore. Senyuman ia lempar guna menyambut teriakan sang Adik. "Oh, iya? Siapa Kakak temanmu itu? Bisa aku temui dia?"

"Bisa, dong, Kak. Aku bahkan sudah membawanya ke sini sekarang!" Serunya lagi seraya menghampiri Seolhwa yang masih sibuk di dapur, si gadis sibuk dengan sayurannya.

"Benarkah? Mana dia?" sahut Seolhwa seraya meninggalkan sendok sayur. Baru memutar tubuhnya ia sudah disambut dengan dua presensi yang berjalan mendekat ke arahnya. Adik laki-lakinya dengan seragam sekolah dan seorang pria dengan seragam negara.

"Eh? Soohyun, kenapa ada Polisi? Apa terjadi sesuatu di sini?" Pertanyaan Seolhwa membuat kedua laki-laki itu saling bertatapan singkat. Min Soohyun selaku Adik Seolhwa tertawa gemas mendengarnya.

"Kedatangan saya ke sini karena mendapat laporan dari Soohyun selaku Adik dari perempuan cantik yang bernama Min Seolhwa. Karena kabarnya separuh jiwanya harus pergi dua bulan yang lalu untuk bertugas. Tapi sekarang saya datang untuk membawa kembali separuh jiwanya. Boleh saya bantu dalam kasus ini Nona Min?"

Sulit menahan ini semua. Seolhwa yang sedari tadi menahan kesenangan karena kedatangan sesosok yang dirindukannya akhirnya pecah juga. "Mingyu-ah. Kau tidak bilang padaku akan pulang hari ini!"

Melihat respon si gadis reflek membuat si pria merentangkan kedua tangannya seraya tersenyum gemas. Memberi sinyal untuk segera mendekat ke arahnya. Tanpa berlama-lama Seolhwa menerima pelukan Mingyu. Sama-sama meluapkan kerinduan selama dua bulan lamanya mereka tak bertemu.

"Apa kabar, Cantik? Kau tidak nakal-nakal selama aku pergi, kan?"

Kim Mingyu, pria itu kini berusia dua puluh satu tahun. Di usia mudanya ia memilih pekerjaan yang cukup berat. Ia mengambil resiko itu sejak umur delapan belas tahun, atau lebih tepatnya sejak ia lulus sekolah. Mendaftarkan diri ke berbagai instansi dan lolos dengan percobaan pertama adalah keberuntungan pertama dalam seumur hidupnya. Di umur ke sembilan belas pula ia tak sengaja bertemu dengan gadis cantik di sebuah kampus tempat ia melanjutkan pendidikannya. Tak sengaja mengenal kemudian jatuh cinta sampai detik ini juga, ia merasa keberuntungan itu terjadi dua kali selama hidupnya.

Yore [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang