Part 14

256 27 11
                                    

Hati Mingyu akan benar-benar hancur jika benar adanya dengan apa yang dikatakan oleh si gadis padanya. Mata Mingyu mulai menunjukkan kekecewaan di sana. "Berkencan? Bagaimana bisa kau melakukan itu di belakangku?!"

"Kenapa harus tidak bisa? Kau sendiri juga bisa. Bahkan mungkin sering. Tanpa sepengetahuanku tentunya." Nada Seolhwa terdengar menekan sebal. Sebenarnya hatinya sakit mengatakan itu, membayangkan kejadian semalam yang menyayat hatinya.

"Aku tidak seperti itu. Ke mana pun aku pergi, aku selalu mengabarimu." Kebiasaan buruk Mingyu yang selalu dianggap baik-baik saja oleh Seolhwa adalah selalu membatalkan acara mereka dengan sangat dadakan. Sakit namun Seolhwa selalu mencoba untuk mengerti, berkali-kali ia mengobati rasa kecewa itu sendirian. Membuat pertemuan berikut mereka selalu baik-baik saja.

Sekarang tenggorokan Seolhwa terasa sakit, ia merasa sulit menelan, sulit mengungkapkan isi hatinya yang terpendam. "Tapi darimana aku tahu jika ternyata ucapanmu ada yang berbohong padaku?"

Kedua alis Mingyu mengerut bingung. "Tidak ada kebohongan. Aku tidak pernah berbohong padamu."

"Sekarang kau berbohong, Mingyu." Seolhwa sampai melepas kasar tangannya dari genggaman Mingyu. Membuat mereka berdiri berhadapan dengan suasana yang panas.

Mingyu masih tak mengerti apa maksud si gadis. Apa kesalahan yang ia perbuat sampai-sampai gadis manisnya berani melawan dirinya seperti ini. "Apa Jungkook sudah mengatakan sesuatu yang tidak-tidak tentangku?"

Seolhwa berdecih sebal mendengarnya. "Sekarang kau menuduh dia? Apa kau juga akan menjadikan dia tamengmu jika kukatakan apa yang sudah kulihat semalam tadi, huh?"

Sekarang pikiran Mingyu semakin berantakan. Ada apa sebenarnya dengan si gadis, kenapa Seolhwa begitu kesal dengan pertanyaannya?

Mingyu akan mencoba lebih sabar. Perempuan akan semakin keras jika pria tidak ingin mengalah. "Baiklah. Memangnya apa yang kau lihat semalam, Sayang? Apa aku sudah kurang ajar di belakangmu?"

•••

Sekarang Seolhwa menangis. Gadis itu terus memukuli dada Mingyu yang mencoba terus menenangkan dirinya. Keributan pagi harus dialami sepasang kekasih itu. Ini hanya kesalahpahaman. Mingyu yang tak ingin hubungannya hancur karena hal sepele pun segera menyelesaikannya, bagaimana pun caranya.

"Maaf, Seolhwa. Namaku Go Hari. Aku teman semasa kecil Mingyu. Kami memang sangat dekat saat kecil, aku baru bertemu Mingyu lagi semalam sejak hampir lima tahun tak bertemu. Aku sibuk bekerja menjadi perawat di salah satu rumah sakit di luar kota. Sekarang aku pindah dinas ke sini. Ibu Mingyu yang menyarankan agar Mingyu yang menjemputku tadi malam. Di waktu yang bersamaan ternyata beberapa teman dari kami punya rencana untuk berkumpul, makanya kita bertemu di coffee shop itu tadi malam. Jangan salah sangka, Mingyu hanya temanku. Kau kekasihnya, Mingyu banyak cerita hal manis tentangmu, dia sangat merasa beruntung memiliki dirimu."

Go Hari menjelaskan semuanya dalam panggilan video beberapa menit yang lalu. Sebenarnya Seolhwa masih belum terima, namun kekasihnya terus memeluknya agar gadis itu tak berpikiran hal lain tentang tadi malam. Mingyu berharap Seolhwa percaya dengan fakta yang ada.

Keheningan melanda pasangan itu. Untungnya Ibu Seolhwa dan sang Adik sedang tidak ada di rumah. Pasti akan menambah masalah dan penjelasan lebih rumit lagi jika orang tua mereka tahu.

"Aku tidak akan lagi menjemput Hari atau perempuan mana pun. Sekali pun Ibu yang meminta. Maafkan aku, Sayang"

Mingyu itu sangat mencintai Seolhwa. Ia rela melakukan apapun, hanya saja jika tugas dadakan ia sulit. Begitu intinya.

"Lalu kenapa kau justru memilih pergi dengan Jungkook?"

"Karena aku kesal padamu! Kau pikir dibatalkan secara tiba-tiba itu enak? Lagipula kalau aku tidak pergi dengan Jungkook bagaimana aku bisa tahu jika kau sedang selingkuh!"

Yore [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang