Part 6

411 45 21
                                    

Seolhwa maupun Ryujin tak menyangka akan bertemu kembali dalam situasi di luar nalar itu. Sudah hampir bertahun-tahun tahun lamanya mereka tak saling jumpa karena kesibukan masing-masing. Padahal dulu semasa sekolah mereka selalu pergi bersama ke mana pun dan kapan pun. Hingga beberapa orang bisa menyebut mereka seperti kembar.

Namun tetap seperti perasaan pertama, Ryujin merasa bersalah akibat kelalaiannya. Ia hampir melayangkan nyawa temannya sendiri jika saja si pria Jeon itu tak segera bergerak menolong. Tak ada luka pada tubuh Seolhwa, hanya saja sikut pria itu jadi korban. Ryujin siap bertanggung jawab walau sekecil apapun itu.

Aneh tapi nyata. Seharusnya orang yang mempunyai luka dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, bukan ke sebuah cafe seperti yang Ryujin lakukan pada Seolhwa dan Jungkook. Bahkan mereka diberi dulu suguhan minuman dan makanan pesanannya, bukan obat-obatan.

"Ini obat-obatannya." Ryujin tiba dengan sekotak P3K. Ia sempat membeli dulu tadi ke apotik terdekat. Terkesan lebih murah dari biaya pengobatan ke rumah sakit tapi harga kotak P3K itu lumayan juga ternyata.

Seolhwa sampai dibuat terheran oleh perbuatan Ryujin. Posisi mereka duduk bersebrangan, sedangkan Jungkook masih berdiri dengan posisi istirahat di tempat. Melihat itu membuat Ryujin menegur pria Jeon itu. "Hei, duduklah. Biar lukamu diobati dulu."

Jungkook terlihat menolak namun Ryujin terus memaksa, sampai akhirnya Seolhwa juga yang harus bersuara. "Duduk, Jungkook."

Jungkook tak langsung menurut, ia terlihat tergesa-gesa. Rasanya tak sopan jika harus duduk bersama gadis itu. Jungkook menghormati Seolhwa seperti pada Mingyu. Ia sedikit membungkuk pada si gadis. "Tapi, Nona,"

"Ini perintah." Seolhwa ingat pesan Mingyu padanya, jika Jungkook masih keras maka katakan kalimat itu. Junior kekasihnya pasti akan menuruti, apapun itu.

Dan benar saja, perlahan Jungkook mendaratkan bokongnya tepat disamping si gadis, walau sedikit ragu. Sedangkan Ryujin yang duduk di seberang sana mulai memasang raut wajah nakal. "Uh, perintah, ya? Apa kekasihmu ini tipikal male sub?"

Sekarang kedua bola mata Seolhwa maupun Jungkook membulat sempurna. Mereka tak menyangka jika Ryujin masih berpikiran bahwa pria itu adalah kekasih si gadis. Bahkan sampai mempunyai pikiran nakal sejauh itu. "Ryujin dia bukan--"

"Cepat obati lelakimu, Seolhwa. Kasihan pasti dia kesakitan. Pria sub yang menggemaskan, aku kira dia pria dom, karena tubuh dan wajahnya cukup sangar." Sekarang Seolhwa yang malu rasanya. Apalagi melihat reaksi Ryujin yang nakal, bergelagat seperti kucing agresif.

Hanya satu hal yang ada dalam pikiran Seolhwa saat ini. Ia harus segera pergi dari sana. Bisa-bisa temannya itu semakin gila nanti.

Seolhwa langsung menarik dan membuka kotak P3K itu. Ia tidak ingin berlama-lama di sana. Mengeluarkan beberapa obat yang dirasa dibutuhkan untuk luka ringan pada sikut Jungkook. Kemudian meminta siku si pria itu. "Kemari,"

Jungkook terlihat menolak, ia merasa tak pantas sebab lukanya pun tak seberapa. Tak seharusnya Seolhwa melakukan ini padanya. "Tidak usah, Nona. Aku tidak apa-apa. Nanti lukanya bisa ku bersihkan sendiri."

"Kalau aku sendiri yang mau membersihkan dan mengobati lukamu memang salah? Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti? Sudah cepat sini." Seolhwa langsung menarik tangan besar Jungkook. Membersihkan dan mengobati luka pada kedua sikut Jungkook dengan teliti. Tidak ada suara desis sedikit pun yang keluar dari bibir pria itu. Padahal rasa perih mungkin akan terasa, Seolhwa yang melihatnya saja sudah merasa ngilu.

"Uh, manisnya." Lagi-lagi Ryujin menggoda. Tepatnya setelah step terakhir pengobatan itu. Plester karakter hello kitty sebagai penutup luka pada sikut Jungkook.

Yore [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang