Part 7

376 41 15
                                    

"Hai, Cantik. Lama tidak berjumpa. Rindu padaku?"

Seolhwa sampai melemparkan tempat makannya yang basah itu ke arah seseorang itu, namun sayangnya lemparan Seolhwa melesat. Mr. Sky bergerak terlalu cepat.

"Jangan mendekat! Atau aku akan berteriak!" Seolhwa mengancam walau sebenarnya ia lebih merasa terancam.

Mr. Sky kembali setelah kejadian hari itu. Padahal Seolhwa baru saja merasa bisa bernapas lega. Pria itu ternyata benar-benar tak bisa melihat si gadis hidup tenang, rasa sakit hatinya dulu belum terobati seutuhnya.

"Percuma saja kau berteriak. Tempat ini sangat luas. Bahkan kekasih bodohmu juga tidak akan mendengar teriakanmu itu."

Sekarang isi kepala Seolhwa mulai berkecamuk. Bagaimana bisa Mr. Sky tahu di mana ia berada? Kekasih? Apa pria itu sudah tahu banyak soal Mingyu? Ini bisa berbahaya jika sampai Mingyu tahu tentang masa lalu mereka lewat pria itu. Mr. Sky bisa dengan mudahnya membunuh masa depan Seolhwa dengan begitu mudah.

"Apa maumu?! Tidak bisakah kau biarkan aku hidup tenang? Memangnya kau tidak ada kehidupan? Bukankah kau punya cita-cita seperti yang kau bilang dulu?" Walau demikian Seolhwa juga pernah mencintai pria itu. Mirisnya ia bahkan ingat betul apa cita-citanya yang diinginkan pria itu, dulu mereka selalu bertukar cerita.

Seolhwa ingat jika pria itu dulu pernah mengatakan bahwa ia tidak akan pernah mau berpacaran sampai cita-citanya itu tercapai. Atau lebih tepatnya itu terdengar seperti kalimat penolakan, pria itu tidak menginginkan Seolhwa dengan tulus.

Mata si pria seketika meredup. Tatapannya berubah sedih. Ia masih berdiri di tempat dengan pakaian tertutup, juga wajah yang setengah tertutup. Identitasnya harus tetap terjaga di tempat yang cukup berbahaya untuknya seperti ini. Mr. Sky merasa seperti dirinya masuk ke kandang harimau.

"Aku tidak bisa meraih cita-citaku." Terdengar pilu, namun suatu hal yang menyenangkan bagi Seolhwa. Dulu ia pernah menangis pada Tuhan, meminta agar pria itu gagal meraih cita-citanya. Seolhwa tak sudi melihat pria yang sudah membuatnya hancur harus hidup bahagia, walau sedikit pun.

"Pantas saja kau jadi seperti ini. Tidak ada kesibukan, jadi mengurus hidup orang." Seolhwa menghina, rasanya hinaan itu tak seberapa jika dibanding dengan rasa sakitnya.

Mr. Sky terlihat mengangguk pelan. "Makanya aku ingin kau."

"Tapi aku sudah tidak ingin kau. Kau bukan lagi manusia yang kumau." Benar kata temannya dulu. Pria akan sadar akan pentingnya orang itu, tapi setelah waktunya terlambat.

Kaki si pria satu langkah lebih dekat, membuat si gadis bergerak sigap mundur. "Tapi aku ingin kau. Sepenuhnya menjadi milikku, seutuhnya."

Tangan Seolhwa ada di belakang tubuhnya, dengan kasar ia mengambil gayung berisikan air kemudian melempar kasar air tersebut pada tubuh pria itu, hingga membuat basah kuyup. "Sinting. Sudah tidak tahu diri, sekarang banyak mau."

Banyak sekali umpatan yang keluar dari bibir si gadis, seolah yang selama ini ia pendam berhasil diungkap satu per satu. Seolhwa masih belum puas saat melempar air pada Mr. Sky, airnya dingin bukan panas yang mendidih.

Namun Mr. Sky sama sekali tak peduli dengan umpatan si gadis. Ia justru sibuk menarik ujung hoodie, melepas mudah hingga menunjukan bagian tubuh polosnya, ia tak mengenakan kaos atau pakaian lainnya, hanya hoodie. Membuat tubuh kekar itu terpampang jelas di sana.

Hal itu membuat Seolhwa semakin tercekat, ia sampai menelan ludahnya kasar. Memandang singkat tubuh pria itu saat ini, padahal seingatnya tubuh pria itu tidak sebagus sekarang, terlihat lebih terbentuk. Apa ia sangat bekerja keras untuk mendapatkan tubuh sempurna itu?

Yore [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang