Part 3

587 59 22
                                    

Ayo dong kencengin vote nya, makin turun makin sedih aku huhu

•••

Jika saja saat itu Seolhwa tak mengikuti saran dari temannya untuk mengunduh sebuah aplikasi kencan, maka hidupnya mungkin akan sedikit lebih tenang. Ia tidak perlu merasakan bagaimana kehancuran serta kerugian besar setelah mengenal dan tak sengaja mencintai pria itu.

Jika mungkin Seolhwa bisa lebih sabar sedikit saja. Tidak iri melihat teman-temannya yang merasakan manisnya perlakuan pria yang mencintainya. Seharusnya usia sekolah ia hanya perlu fokus dan belajar, semua akan ada waktunya. Buktinya setelah beberapa tahun ia melewati masa hancur, Seolhwa bisa bertemu dengan Mingyu. Pria manis idamannya yang tak pernah berani melukai hatinya sedikit pun.

Penyesalan terbesar dalam hidup Seolhwa adalah tak berani memberikan keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri. Rela menyakiti dirinya sendiri dan yakin bahwa semua orang bisa berubah jika diberi kesempatan. Namun bukan berarti kesempatan kedua, ketiga sampai seterusnya itu harus ada hanya karena berharap pasti akan berubah. Jika sudah begitu maka orang tersebut tidak bisa konsisten dengan tanggung jawabnya.

"Aku menunggu kedatanganmu lagi padaku saat kau pergi. Tapi kau justru tidak kembali lagi padaku." Keluh si pria. Sorot matanya berubah sayu. Jemari kekarnya masih meremas pelan pinggang si gadis.

Sebenernya setelah Seolhwa memutuskan untuk benar-benar pergi, si pria sempat berusaha menghubungi gadis itu secara baik-baik. Namun karena rasa kecewa yang berat, Seolhwa selalu ketus bahkan tak peduli dengan usaha pria itu. Terlampau sakit.

"Hanya orang bodoh yang mau kembali pada pria binatang haus nafsu sepertimu!"

"Ya, tapi pria binatang haus nafsu ini sangat mencintaimu."

Seolhwa berdecih sebal. Rayuan kali ini terasa sampah baginya. Kenapa dulu ia sangat terpengaruh oleh rayuan basi yang dilontarkan pria itu padanya?

Melihat reaksi si gadis seketika membuat si pria mengerutkan dahinya pelan. "Jadi kau tidak percaya?"

Seolhwa tak menjawab. Ia justru memalingkan wajahnya sembari menggerakan tubuhnya. Rasanya ia ingin cepat melarikan diri dari tempat itu. Reaksi si gadis membuat pria yang mendekapnya mulai merasa geram. Jemari kekarnya meremas kasar sisi pinggang Seolhwa, tak lupa kedua pergelangan tangan si gadis pun di cengkeram.

"Akh," rintih Seolhwa saat merasakan cengkraman itu. Matanya menatap terkejut sekaligus marah pada si pria. Sekarang pria itu menjadi cukup liar.

"Lepaskan aku!"

Brakk!

Suara dobrakan kencang itu seketika membuat Seolhwa dan pria di atasnya terkejut. Pandangan mereka teralih pada beberapa sosok yang mendobrak paksa pintu ruangan tersebut. Beberapa aparat kepolisian tiba dengan senjata di tangannya. Sorot mata Seolhwa seketika redup kala tak sengaja mendapati seseorang yang ia kenali di sana. Seseorang yang sedang sangat ia butuhkan di detik itu juga. Tiba dengan seragam kebanggaannya dan sorotan mata yang tak terima kala mendapati tubuh gadisnya yang digagahi oleh pria lain.

"Menjauh dari gadisku!" Teriaknya begitu marah. Garis pembuluh darah keluar mencuat pada area pelipis juga lehernya. Ia berlari masuk menuju ke arah Seolhwa berada. Siap menghajar habis-habisan pria yang sudah berani menculik gadisnya itu.

Namun sayangnya Mr. Sky bergerak begitu cekatan. Ia tak mau kalah sedikit pun dari beberapa anggota polisi di sana. Tak lupa ia membawa beberapa kertas yang sempat ia berikan pada Seolhwa. Terlihat begitu cepat dan gesit. Melarikan diri bagai sudah terlatih bertahun-tahun.

"Tangkap dia! Jangan sampai lolos!"


•••

Berkali-kali Mingyu melontar permohonan maaf pada si gadis. Ia benar-benar merasa bersalah karena sudah membiarkan Seolhwa menjalani satu hari bahagianya tanpa dirinya. Mingyu terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak mengetahui jika gadisnya harus menghadapi bahaya sendirian. Kabar pun tak sanggup Mingyu beri, cukup membuat Seolhwa kesal, walau sebenarnya gadis itu juga merasa khawatir.

Yore [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang