13. Zolla oh Zolla

250 45 3
                                    

"Lo kemana aja?"

"Ya gak kemana- mana, disini aja"

'plak'

Zolla memegangi bahunya yang terasa sakit karna geplakan Kirana. Bukan tanpa alasan Kirana melayangkan pukulan mautnya pada sahabatnya itu. Zolla yang baru datang menceritakan pertengkaran antara Zero dan Edward, namun yang membuat Kirana kesal adalah jawaban Zolla. Tak salah namun juga tak benar.

"Sakit bego, tinggal cerita aja susah lo" ucap Zolla  sambil mengelus bahunya, syukur saja bukan kepalanya.

"Ya Lo sih, udah hampir lumutan di sekolah ini masih gak tau tentang kak Zero yang musuhan sama kak Edward" ucap Kirana kesal dan sangat kesal.

"Yah... Hehe"

Zolla juga bingun harus merespon apa, ia tak pernah melihat dua orang itu saling bertatap muka seperti tadi, Zolla juga tak pernah mendengar rumor tentang pertengkaran mereka.

"Udah jadi rahasia umum, kalo kak Zero dan kak Edward gak akur, mereka seakan memiliki masalah yang cukup besar yang sampai sekarang belum ada yang tau apa masalah mereka" terang Kirana setelah tidak lagi merasa kesal.

Zolla mengangguk, selama ini memang Zolla tak memperdulikan Zero yang hobi Gonta ganti pacar, ia juga berusaha untuk tak memperdulikan Edward walau sebenarnya ia menyukai cowok itu.   Tak seperti gadis lainya, yang jika suka maka mereka akan berusaha mencari tau tentang orang yang di sukai, Zolla sebaliknya. Ia memilih untuk diam dan hanya melihat dari kejauhan.

Belakangan ini ia memang khilaf, mungkin ke khilafah ini akan berlanjut jika Zolla kembali melupakan sosok Alma.

"Wih, kenapa nih? Kok pada diam?"

Veara yang baru datang lansung duduk di bangkunya, menatap dua gadis yang saling diam, duduk di bangku depannya.

"Syulit, pea... Syulit untuk di jelaskan dan lebih baik lo diam, kalo mau tau minta Kirana yang cerita deh"  Zolla yang sempat melamun, ia memilih menelungkup kan kepalanya di meja lalu memejamkan matanya, ia berniat memasuki alam mimpi pagi- pagi, syukur- syukur mimpinya tadi pagi masih bisa di sambung.

Yah, Zolla salah satu orang yang suka dengan mimpi,  mimpi indah tentunya. Jika mimpi buruk Zolla lebih suka menarik selimut ketika terbangun dan melupakannya.

Oh, kenapa jadi bahas mimpi?

Sayup- sayup Zolla masih mendengar Kirana yang bercerita ke Veara, bel masuk berbunyi serta suara siswa yang memasuki kelas. Semua itu sama sekali tak membuat Zolla mengurungkan niatnya untuk 'tidur'.

....

"Zolla!!"

Zolla mengangkat kepalanya, ia terkejut namun sudah tau siapa yang berteriak memanggil nama cantiknya.

Bu Janet, guru yang hobi marah- marah dan kebetulan sekali pagi ini ia mengajar di kelas Lenora. Lenora tau jika Bu Janet akan mengajar pagi ini, namun gadis itu tetap nekat tidur.

Veara dan Kirana hanya bisa saling tatap menertawakan Lenora, tak berniat membantu, lagi pula bagaimana cara mereka membantu Zolla dari amukan Bu Janet?

"Keluar kamu!! Berani- beraninya tidur di kelas saya" dengan wajah garang, Bu Janet menunjuk pintu keluar. Para siswa yang melihat itu hanya terdiam, sudah biasa dengan kemarahan Bu Janet pada Zolla.

"Maaf Bu" ucap Zolla tanpa semangat, ia mengaku salah dan meminta maaf adalah jalan yang tepat.

"Bersihkan helaman belakang, saya akan mengeceknya nanti" perintah Bu Janet tegas.

Zolla yang sudah berdiri di hadapan Bu Janet mengangguk lesuh, ia menunduk sejenak lalu melangkah kan kaki keluar dari kelas.

Di luar, ia tersenyum senang. Bu Janet adalah guru matematika dan Zolla sangat tak ahli dalam matematika, bahkan perkalian pun ia masih sangat payah.

Satu Atau Dua?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang