15. Pasrah

377 42 4
                                    

"Kak Edward, kakinya jalan"

Zolla tertawa ngakak saat Edward berhenti karna teriakan nya, ia yang sedang duduk di depan kelasnya bersama kedua sahabatnya tak sengaja melihat Edward lewat dan terlintas di otaknya untuk mengerjai cowok itu.

Tanpa Zolla sadari, dirinya kini sudah menjadi pusat perhatian,  bahkan dua sahabatnya terdiam melihat keberanian Zolla.

Zolla yang sadar menghentikan tawanya, ia menatap sekitar, baru sadar jika ia menjadi pusat perhatian.  Ada apa? Apa dirinya terlihat cantik sekarang?

Zolla lupa, Edward adalah siswa yang berbeda dari siswa lainya. Sejauh ini tak ada yang seberani Zolla, selain Alma. Sudah jadi rahasia umum tentang kedekatan Alma dan Edward.

"Kenapa nih?" Tanya Zolla kebingungan.

"Malah nanyak Lo"

Kirana menarik Zolla dan Veara memasuki kelas, sementara Edward sudah pergi begitu saja. Edward nampak santai tak menanggapi, tapi Kirana yakin jika Zolla akan jadi bahan gibah utama di sekolah hari ini.

"Apasih, narik- narik aja lo, sakit tangan cantik gue" teriak Zolla heboh.

Veara dan Kirana kompak menggeleng, tak habis pikir dengan kelakuan Zolla hari ini.

"Lo habis obat apa gimana? Lo sendiri yang bilang ke kita kalo gak mau jadi pusat perhatian" ucap Kirana kesal, gadis itu berkacak pinggang menatap heran ke arah Zolla yang duduk di bangkunya.

"Yahh, trus gue ngapain sampe harus jadi pusat perhatian?" Tanya Zolla, masih belum sadar sebab dan akibat dari apa yang baru saja ia lakukan.

"Lo baru aja neriakin kak Edward Zolla!! Dan lo juga ngetawain dia Zolla!!" Jawab Kirana menahan rasa kesalnya. Jika bukan sahabat, sudah ia cakar sedari tadi wajah sok polos itu.

"Oh, iya yah? Ha, yaudah biarin aja"

Zolla tersenyum tanpa takut, ia memilih menelungkup kan kepalanya di meja dan memejamkan matanya tanpa peduli dengan kedua temanya yang masih menatap kesal ke arahnya, oh bahkan sekarang terlihat bertambah kesal.

"Zolla! Beberapa menit lagi bel pulang, kamu mau tidur? Ayo bangun- bangun"

Veara yang sedang dalam mode anggunly, mengangkat kepala Zolla.  Mereka memang tak belajar di jam terakhir karna guru yang mengajar sedang sakit dan hanya di beri tugas yang sudah mereka selesaikan beberapa menit yang lalu.

"Oh, ahahahah"

Zolla tertawa tak jelas, Kirana dan Veara saling tatap. Dua gadis itu menggeleng pelan, turut prihatin dengan otak Zolla yang nampaknya mulai konslet.

"Berapa menit lagi belnya?" Tanya Zolla setelah puas tertawa.

Sore ini FTV terbaru akan tayang, Zolla tak mungkin melewatkan itu.

"Dua atau ..."

Belum sempat Veara melanjutkan ucapanya, bel pulang berbunyi, Zolla segera mengemasi barang-barangnya dan melangkah keluar dari kelas.

"Buru- buru amat lo, mau kemana?" Kirana dan Veara yang sudah selesai mengemasi buku- buku menyusul Zolla yang nampak bersemangat.

"Pulang lah, FTV cinta karna uang main sore ini" ucap zolla dengan sedikit berbisik.

"Sumpah!! Demi apa?? Lo juga suka FTV Zoll?" Veara berteriak membuat Zolla dan Kirana tentunya terkaget- kaget, tak hanya dua gadis itu bahkan orang- orang di sekitar menatapnya karna teriakan tiba- tiba itu.

"Ups, gue kecolongan" Veara yang sadar menutup bibirnya rapat. Ia hampir saja menghilangkan citra gadis polosnya.

"Sialan bunglon, lo juga suka FTV?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Atau Dua?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang