Enjoy!
>>>>
Malam pertama di sebuah Villa mewah ini terasa sedikit sepi karena Solar, Ice, Fang, Thorn dan juga sang ketua belum juga pulang. Untungnya walaupun Villa ini terbilang sangat jauh di puncak sinyal disini cukup lancar untuk membuka sosial media, itu yang di lakukan oleh Vanila dan kedua gadis yang tengah berada di ruang yang sama di lantai dua, yakni kamar mereka. Ya, mereka sekamar, kamar itu juga sangat luas cukup di huni oleh tiga gadis.
Vanila, Yaya dan juga Ying sedang berusaha menelpon kelima teman mereka yang pamit sedari tadi tapi belum saja pulang, mereka belum ada kabar sampai sekarang. Kecemasan dan kekhawatiran itu tetap saja ada apalagi mereka pamit dari tadi siang tapi sampai sekarang belum juga pulang. Gempa, dan yang lainnya sudah keluar dari sore tadi untuk mencari keberadaan mereka karena takut jika terjadi apa-apa pada mereka secara ini bukan wilayah mereka.
Ketiga gadis itu sebenarnya ingin ikut mencari tapi Gempa melarangnya dan menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Villa. Alhasil yang berada di Villa sebesar ini hanyalah mereka bertiga.
"Ini mereka kemana, sih?" Vanila tak henti-hentinya mencemaskan beberapa teman cowok nya itu.
"Sumpah, ya. Kalau gini gue gak bakal tenang." Yaya mondar-mandir di ruang depan, pikirannya berkecamuk sedari tadi.
"Gempa gak balas chat gue njir, kalau mereka kenapa napa gimana, Van, Ya?" ucap Ying sama khawatir nya dengan dua gadis yang tak lain adalah temannya.
"Stop negatif thinking," jawab Vanila. Bohong jika Vanila tidak mengkhawatirkan mereka apalagi mereka pergi bersama Abangnya, Thorn.
*
Deru motor itu kemudian berhenti di pinggir jalan, seseorang yang tak lain adalah ketua mereka membuka helmnya. Tatapan tajam bak elang itu menyusuri hutan belantara dengan gelapnya malam menemani mereka disini, hanya ada senter dari lampu motor mereka.
"Lin, kayaknya kita muter-muter mulu dari tadi," ucap seseorang yang berada di samping kanan Halilintar. Posisi Halilintar di apit oleh ke empat inti Galsvion.
Halilintar mengangguk. Apa yang di katakan Fang memang benar, mereka sudah berjalan cukup jauh tapi hanya melewati jalan yang sama. Padahal ketika mereka berjalan dari Villa jaraknya tidak sejauh ini ke pasar.
"Gue udah laper cok." Fang mengeluh sembari memegangi perutnya yang sudah kosong.
"Thorn juga, mau makan masakan Vanila," ucap Thorn dengan nada sedih. Wajahnya menunduk Ia sungguh merindukan masakan adiknya itu.
Halilintar menghela nafas gusar kemudian matanya beralih pada Thorn yang masih duduk di atas motor itu.
"Sabar ya, Thorn. Gue juga gak tau kenapa kita bisa bolak-balik doang di jalan yang sama.""Ada yang gak beres." Mata biru Ais itu menyusuri hutan belantara yang sangat sepi hanya ada suara jangkrik yang berbunyi.
"Coba lo telfon Gempa." Mendengar ucapan Halilintar, Solar mengangguk dan mengotak-atik hp nya mencari kontak Gempa disana tetapi saat hendak menelfon hp nya tiba-tiba saja mati.
"Anjj kok gini!" Solar menepuk-nepuk hp nya, ini aneh. Padahal hp pemuda itu masih full baterai nya.
"Rusak kali." Fang merogoh saku celana panjang nya guna mengambil hp nya tapi saat hendak menyalakan dan hendak menelpon hp nya tiba-tiba saja mati sama seperti Solar.
"Lah, ko?!"
"Ada yang lagi mainin kita, fix ini mah!" bisik Solar pada Halilintar tapi masih bisa di dengar oleh Fang, Thorn, dan juga Ais. Karena memang jarak mereka yang berdekatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/361766990-288-k841420.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GALSVION |•The Family Gang•|
RandomBerawal dari sebuah rencana liburan yang sudah di rencanakan oleh sebuah Gang motor bernama Galsvion. Mereka harus menghadapi sebuah bahaya yang tiba-tiba saja muncul saat berlibur disebuah Villa mewah yang terletak di puncak. Ikuti kisah misterius...