||Aku Cemburu?|| ~ 13 ~

71 12 3
                                    

Enjoy
>>>>>

.
.
.

Vanila membuka gawainya dan mencari kontak 'Lazee' di sana lalu mengetikan beberapa kata. Jika kalian tanya kenapa gak langsung telpon aja, jawabannya simpel, mereka tidak tau bahaya apa yang sedang di hadapi teman-temannya itu.

Lazee
Terlihat pada 02.13

Anda:
Laze dimna?
klian oke gak?
blss Lazee! kta
khwatirr!

Gadis itu menghela nafasnya kasar saat pesan yang di kirimnya itu hanya centang dua tetapi tidak centang biru, itu tandanya Blaze belum melihat pesan yang di kirimnya.

"Gimana?" tanya Thorn pada adiknya.

Vanila menggeleng sebagai respon.

"Mereka dimana ya?" tak bisa di pungkiri betapa khawatirnya Gempa terlihat jelas dari raut wajahnya yang terlihat gelisah.

Keadaan sempat hening di ruangan yang cukup luas itu. Namun suara kedua gadis tiba-tiba memecah keheningan yang tercipta sekejap disana. Yaya dan Ying perlahan membuka mata mereka, pelan hingga mereka penglihatan yang tadinya buram kini perlahan menjadi sangat jelas.

objek pertama yang di lihat kedua gadis itu adalah teman-temannya yang sedari tadi mengkhawatirkan mereka berdua. Kepala mereka masih pusing dan sedikit lupa apa yang terjadi. Apakah mereka tertidur terlalu lama?

"Syukurlah kalian udah sadar,"

"Syukur kalian gak apa-apa, Ying, Yaya."

"Kita khawatir sama lo berdua,"

Vanila tersenyum ke arah keduanya, langkah gadis itu membawanya ke samping ranjang Yaya. Namun langkahnya kembali mundur bahkan Vanila tersentak kaget karena suara Yaya yang tiba-tiba menggema di ruangan itu. Tidak hanya Yaya, sekarang Ying pun ikut berteriak bak kerasukan sama seperti Yaya.

"GAK, GAK! JAUHIN GUE PLISS!"

"PERGI LO PERGI! JANGAN DEKETIN KITA!"

"JAUHIN KITA, PERGI LO! AAHKK!"

Teriak Yaya dan Ying sembari menutup kedua mata mereka seakan takut untuk membuka mata lagi. Kedua telapak tangan mereka pun ikut menutup telinga seolah enggan mendengarkan apapun yang ada di ruangan itu.

Sahutan demi sahutan menggema begitu keras di ruangan itu. Selaras dengan Halilintar, Taufan, dan juga Fang yang datang kembali ke kamar Yaya dan Ying setelah memanggil Fang dan Taufan. Rencana Halilintar akan bersama di satu ruangan karena khawatir jika mereka akan pisah kamar akan terjadi hal yang tidak di inginkan seperti yang menimpa Yaya dan Ying.

Sontak saja para remaja itu panik dan kalang kabut bukan main saat melihat keadaan Yaya dan Ying seakan tidak ingin melihat mereka. Mereka pasti trauma, itu pikir Halilintar.

"Yaya, Ying! Kalian kenapa? ini kita, temen temen lo!" ucap Vanila berusaha menenangkan tapi perkataannya membuat dua gadis itu semakin berontak bak orang kesetanan.

"Yaya, Ying tenang dulu. Gue di sini!" ucap Halilintar berusaha menenangkan kedua gadis itu.

"Kalian tenang dulu ya, kita disini jangan takut! Kalian aman." Fang yang baru saja sampai bersama Taufan dan Halilintar pun mendekat ke arah kedua gadis itu.

"ALIN!"

"FANG!"

Yaya sontak memeluk Halilintar dengan erat sedangkan Ying memeluk Fang yang hendak menenangkannya. Disisi lain, tatapan Vanila berubah sendu lalu membuang tatapannya ke segalah arah agar tidak melihat kedua gadis di hadapannya yang sedang berpelukan. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya hingga tak menyukai pemandangan di hadapannya ini. Apakah dia cemburu? Tapi mana mungkin. Pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALSVION |•The Family Gang•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang