Enjoy!
>>>>*
Jam menunjukan pukul dua malam, tidak ada yang berniat untuk tidur padahal sudah larut malam. Mereka berada di kamar mereka masing-masing, pikiran mereka masih kacau dengan kejadian Thorn.
Halilintar, Taufan, Gempa dan Fang berada di kamar yang sama di lantai atas sedikit ujung. Blaze, Ais, Solar dan Gopal juga satu kamar tepatnya bersebelahan dengan kamar Thorn juga Vanila. Sedangkan kamar Ying dan Yaya bersebelahan dengan kamar Vanila yang berarti kamar Thorn dan juga Vanila di apit oleh kamar Blaze dan Yaya.
Walaupun satu kamar bertiga ruangannya cukup luas untuk di huni satu orang tersedia juga dua ranjang di dalam satu kamarnya. Sebenarnya Solar yang tidur bersama Thorn hanya saja Vanila memaksa agar gadis itu tetap bersama Abangnya. Halilintar sempat tidak mengizinkan nya karena mengingat kejadian tadi tapi karena Vanila keras kepala Halilintar terpaksa mengiyakannya.
Kamar mereka hening tidak ada suara walaupun keadaan di kamar itu sedang tidak ada yang tertidur. Sibuk dengan pikiran masing-masing ada juga yang menenangkan pikirannya dengan hp nya, mengotak-atik hp mungkin bisa menenangkan pikirannya yang amburadul, pikir Blaze dan Taufan.
Dikamar dua saudara ini sama sunyi nya dengan kamar yang lainnya.
"Abang, tadi sakit ya?" Suara Vanila memecah keheningan antara keduanya.Thorn tersenyum tanpa menatap Adiknya yang sedang berada di dalam pelukannya. Ah gadis ini sangat manja jika bersama Thorn. Vanila cukup trauma dengan kejadian tadi dan Ia tidak ingin lagi melihat Thorn kesakitan seperti itu. Luka yang di dapatkan Vanila dari Thorn tidak membuatnya menjauh dari Abangnya. Toh, Thorn melakukan itu padanya dengan keadaan tidak sadar atau bahkan itu bukan dia.
"Gak kok, maafin Abang ya, udah mukul kamu tadi." Thorn menyahuti perkataan Adiknya, tangannya tak berhenti mengusap bahu Vanila dengan lembut. Posisi mereka berdua itu sedang berpelukan menyalurkan rasa sayang yang mendalam sebagai kakak beradik.
Vanila menggeleng dan menatap netra Abangnya itu lekat.
"Bukan salah Abang," jawab gadis itu membuat Thorn kembali tersenyum.Flashback...
Di kursi sofa ruang depan itu hanya di huni dua orang bersaudara. Siapa lagi kalau bukan Thorn dan juga Vanila, keduanya berpelukan sambil berbincang ringan. Semuanya tampak normal sebelum akhirnya sesuatu terjadi pada Thorn yang mendadak diam dan tak menjawab ocehan kecil dari Vanila, adiknya.
Vanila yang kebingungan karena Abangnya itu tiba-tiba diam membuat gadis itu mendongak mengalihkan tatapannya dan menatap Abangnya yang ternyata sedang menatapnya dengan tatapan tajam nan mengerikan tak lupa juga dengan seringai yang tak kalah mengerikan.
"Abang... " panggil Vanila tapi tatapannya pada Vanila sama sekali tidak berubah.
Vanila merasa ada yang aneh dengan Abangnya gadis itu lalu melonggarkan pelukannya bersama Abangnya, ternyata tangan Abangnya sudah tidak lagi memeluknya. Tatapan Thorn semakin tajam membuat gadis itu ketakutan, dadanya kembang kempis, keringat dingin mengucur dari pelipisnya gadis itu melihat ekspresi Abangnya yang tidak biasa.
Vanila hendak beranjak dari sofa tempat mereka duduk tapi tangan Thorn dengan cekatan memegang tangan Vanila lalu menariknya kasar hingga Vanila kembali terduduk di sofa itu. Bukan hanya itu bahkan tangan kanan Thorn mencengkram pipi Vanila dengan kuat membuat gadis itu semakin ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALSVION |•The Family Gang•|
DiversosBerawal dari sebuah rencana liburan yang sudah di rencanakan oleh sebuah Gang motor bernama Galsvion. Mereka harus menghadapi sebuah bahaya yang tiba-tiba saja muncul saat berlibur disebuah Villa mewah yang terletak di puncak. Ikuti kisah misterius...