chap16

3K 117 16
                                    


**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


Hampir lima belas menit Ohm menunggu Nanon di dalam mobil pinggir kampus laki-laki itu. la sudah menelpon Nanon berkali-kali tapi tidak masuk-masuk. Sepertinya nomornya di blokir. Itu sebabnya ia menyuruh Lengso memberitahu laki-laki manis itu kalau dirinya akan menjemputnya.

Hah! Kalau sampai laki-laki itu sengaja memblokir nomornya, lihat saja bagaimana dia menghukumnya. Tangan Ohm terus mengetuk-ngetuk stir mobil dengan pandangan lurus ke depan, ke arah gerbang sekolah. Belum pernah sebelumnya ia menunggu seseorang seperti ini, tanpa kepastian.

Lalu kemudian ia melihat Nanon keluar gerbang dengan beberapa temannya. Dua diantaranya adalah laki-laki. Ohm mengamati dari jauh. Salah satu dari kedua laki-laki itu menatap Nanon penuh minat. Rahang Ohm mengeras, ia tidak suka. Lalu pria itu membunyikan klakson mobilnya beberapa kali dengan cukup kasar, hingga orang-orang di sana merasa terganggu. Termasuk sih adik ipar dan teman-temannya tentu saja.
Ketika dilihatnya Nanon dan teman-temannya menatap aneh ke arah mobilnya, Ohm menurunkan kaca mobil. Ketampanannya yang tak terkalahkan itu mendadak menjadi pusat perhatian banyak wanita di sekitar situ. Mereka berseru heboh begitu melihatnya, seperti melihat artis top saja.

Ohm tidak mempedulikan mereka. la tentu hanya peduli pada Nanon yang tampak kaget begitu mengetahui keberadaannya. Ohm menatap tajam laki-laki manis itu dari dalam mobil. la lalu melihat Nanon bicara sebentar dengan temannya sebelum berjalan mendekati mobilnya.

"Non, kamu kenal pria di dalam mobil itu? Dia terus menatapmu dari tadi." ujar Win. Bright juga penasaran ada hubungan apa Nanon dengan laki-laki pemilik mobil sport tersebut. Mobil keluaran terbaru yang Bright tahu betul berapa harganya. Mobil yang tidak semua orang kaya pun bisa membelinya. Bright saja akan berpikir dua kali membeli mobil dengan harga fantastis begitu.

"Itu kakak iparku," gumam Nanon dengan ekspresi tidak enak. Dia sangat malu, karena Ohm tiba-tiba datang menjemputnya dan membuat kehebohan di depan gedung besar itu. Para cewek sangat heboh. Untungnya tidak terlalu banyak orang di depan gerbang kampus, kalo tidak Nanon akan lebih malu lagi dari sekarang.

"Wahh... Suami kakakmu sangat tampan, cocok jadi artis. Lihat mobilnya... Aku nggak nyangka kakak kamu bisa menikah dengan laki-laki sekeren itu." Win berseru kagum, sementara Nanon hanya memaksakan seulas senyum. Bright? Entah apa yang pria itu pikirkan, Nanon tidak terlalu peduli lagi. la lebih peduli pada laki-laki yang sengaja membuat kehebohan di depan sana.

"Kalo begitu aku duluan ya," pamit Nanon kemudian ke Win,
Bright dan Dew. Ia ingin kabur tapi posisinya sekarang
nggak memungkinkan baginya untuk kabur. Akhirnya
dengan langkah cepat sambil menutup muka dengan tas
sampirnya, ia cepat-cepat berjalan mendekat dan masuk
ke mobil mewah Ohm yang terbuka dengan sendirinya
begitu dia tiba di sana.

"Tutup kacanya kak," tanpa sadar laki-laki itu menyuruh kakak iparnya. Ohm mendengus pelan, tapi tetap menurut. Tidak ada satupun orang bisa melihat mereka dari luar karena kaca mobilnya tidak akan tembus pandang. Jadi apapun yang mereka lakukan di dalam mobil itu, tak akan ada yang tahu karena memang tidak bisa lihat.

"Kak Ohm, ayo jalan aja. Aku nggak enak sama pandangan orang-orang itu." suruh Nanon lagi. Orang-orang di luar masih menatap mereka, padahal mereka jelas-jelas tidak bisa lihat apa-apa lagi karena kaca mobilnya sudah Ohm tutup.

"Oh mulai berani memerintah-ku ya," balas Ohm menatap Nanon lekat.

Nanon tersadar kalau ia sudah berani menyuruh-nyuruh laki-laki itu. Laki-laki itu menggigit bibirnya lirih.

Shit...

"Kalau kau terus melakukan itu, aku tidak jamin bibirmu akan aman dari seranganku." ucap Ohm berusaha menahan diri. Nanon yang awalnya tidak sadar cepat-cepat menutupi bibirnya dengan tangan. la sadar sekarang. Ohm tersenyum miring.

"Mana ponselmu?" tanya pria itu kemudian. Tangan Nanon yang bebas merogoh ponsel dari saku jaketnya. la melihat Ohm mengutak-atik benda tersebut, entah apa yang pria itu lihat. Tapi begitu Nanon tersadar, ia cepat-cepat ingin merampas lagi ponselnya dari tangan sih kakak ipar.

"Kak Ohm, balikin ponsel aku!" serunya panik. la berusaha merebut ponselnya tapi tentu saja gagal. Dan Ohm malah menariknya duduk dipangkuan pria itu.

Nanon panik. Mereka sedang berada dalam mobil, bagaimana kalau ada yang lihat? Ohm memundurkan jok agar Nanon tidak terjepit stir. Wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti, tapi Ohm belum melakukan apa-apa. Hanya menatapnya intens. Kegugupan Nanon makin menambah semangatnya untuk menggoda laki laki-laki manis itu.
Ohm memang pria brengsek. Entah kenapa kalau bersama Nanon yang ada dalam pikirannya hanyalah membuat laki-laki manis itu jatuh cinta padanya dengan tindakan yang cukup ekstrem. la ingin menaklukan Nanon dengan cara yang berbeda. Karena berbuat sopan seolah menghormati seorang wanita yang ingin dikejar bukanlah tipe seorang  Ohm pawat. la lebih suka dengan sesuatu yang lebih kurang ajar, tapi tentu kalau ada penolakan keras dari sih wanita atau pria, Ohm tidak akan memaksa. Namun dalam kasus Nanon, pria itu bisa merasakan penolakan sekaligus penerimaan. Nanon tidak sanggup menolak rasa enak yang dia berikan ditubuh laki-laki itu. Dan Ohm akan memanfaatkan itu untuk mendapatkan hatinya.

"Kenapa memblokir nomorku?" Ohm menatap Nanontajam.

"A... Aku nggak sengaja."

Ohm tergelak.

"Jangan berani membohongiku pria kecil. Kau tahu aku adalah laki-laki berbahaya bukan?" nada bicara yang sarat akan ancaman tersebut kontan membuat Nanon menelan salivanya.

"Katakan kenapa memblokir nomorku?"

Nanon terdiam. Nggak tahu mau jawab apa. la memalingkan wajah ke arah lain. Ohm menangkup dagu laki laki-laki manis itu, memaksa Nanon menatapnya lalu wajahnya turun mengecup singkat bibir Nanon.

"Manis," gumamnya.

"Mulai sekarang kau akan menggantikan kakakmu memuaskanku." tambahnya. Nanon melotot.

"Tapi aku bukan istri kak Ohm." bantahnya.

"Aku tidak peduli. Aku sangat senang bermain-main dengan pria manis sepertimu. Mengajarimu bagaimana mendapatkan kenikmatan yang sesungguhnya." Ohm mengetuk hidung Nanon sambil mengedipkan sebelah mata menggodanya.

Nanon berusaha turun dari pangkuan pria itu namun Ohm menekan pinggangnya dengan kuat.

"Jangan gerak-gerak manis, kau bisa membuat milikku bangun karena gesekanmu."

Astaga, Nanon tidak bisa berkata-kata lagi. Pria didepannya ini sangat pandai membuatnya terdiam. Nanon bisa merasakan sesuatu dibawah sana mengeras. Milik siapa lagi kalau bukan milik pria itu.

"Kita sudah selingkuh dibelakang kak Lengso." dengan berani Nanon mengatakan itu.
"Memangnya kau bersedia selingkuh didepannya? Kalau aku bersedia, sangat bersedia." tantang Ohm, Nanon sontak melotot.

Pria gila. Bagaimana bisa kakaknya menikahi pria gila semacam ini?

"Kak Ohm benar-benar pria brengsek," katanya memberanikan diri.

"Tapi kau suka dengan sentuhan pria brengsek ini bukan?" Ohm bicara ditelinganya sembari memberikan tiupan kecil yang membuatnya berkedik merinding.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang