ARAKHA_40.menyesal

298 21 0
                                    

Usahakan vote

"memang penyesalan selalu datang di akhir, kalau datang di awal pasti semua orang tidak akan melakukan hal apapun karna dia sudah tau penyesalan yang akan ia rasakan"Autor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"memang penyesalan selalu datang di akhir, kalau datang di awal pasti semua orang tidak akan melakukan hal apapun karna dia sudah tau penyesalan yang akan ia rasakan"
Autor.

"Dek....., bangun dong, maafin abang ya" ujarnya sambil terisak, saat ini arsen sedang berada di samping sang adik yang sedang terbaring lemah di atas brangkar.

Sendari tadi ayyara di pindahkan, lelaki itu tak henti hentinya untuk meminta maaf, sungguh arsen sudah menyesal dengan semuanya, harusnya dia menjadi abang yang baik untuk ayyara, namun itu sebaliknya.

Sendari kecil ayyara memang sudah kehilangan sosok kedua orang tuanya, dan hanya arsen yang menyayanginya, namun semakin dewasa kasih sayangnya hilang bak di telan bumi.

"Abang, menyesal dek, tolong bangun untuk abang, kamu taukan kalau ada yang ngga mau kehilangan kamu, kamu tau kan!" isakan kembali terdegar dari bibir arsen yang mulai bergetar.

Reza masuk ke raung ayyara, sambil membawa kantung plastik yang tadi ayu berikan kepadanya untuk makan bersama dengan arsen, karna sendari tadi lelaki itu masih saja menangis "Sen, makan dulu, lu dari tadi nangis mulu" peringat reza, lelaki itu sudah berdiri di samping arsen yang sedang memeluk sang adik sambil menangis.

"Nanti gw makan" ujarnya dengan lemah, saat ini dirinya tidak merasa lapar sedikitpun, saat ini dia hanya memikirkan sang adiknya yang masih menutup mata, "makan dulu, nanti lu sakit" ujarnya sekali lagi, namun jawaban arsen masih sama, ia tidak mau makan sebelum sang adik bangun dari komanya

"Lu ha-" ucap reza terpotong karna suara ponselnya, lelaki itu merogoh saku celana nya dan ponselnya menampilkan pangilan masuk dengan nama 'rakha', "gw mau angkat telfon rakha dulu, jangan lupa di makan" ujar reza sambil menaruh kantong yang berisikan makanan di atas nangkas

"I-itu bang rakha yang nelfon" tanya arsen terbata-bata "iya" jawab singkat reza, "gw ke depan dulu" pamit reza yang di angguki oleh arsen

Sementara di luar ruangan, lelaki itu memilih untuk mengangkat telfon di luar rumah sakit yang cukup ramai, "halo, assalamu'alaikum" salam reza yang langsung mendapatkan balasan dari lawan telfonnya

"𝑊𝑎𝑎𝑙𝑎𝑖𝑘𝑢𝑚𝑠𝑎𝑙𝑎𝑚, 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑓𝑜𝑛?" tanya rakha dari sebrang sana, sudah terdegar dari balik ponsel kalau rakha sepertinya sedang berada di acara keluarga, karna di sana sangat berisik

"Lu kenapa baru aktif sekarang sih!, gw ke rumah lu juga lu ngga ada! " gerutu reza, sementara rakha mengerutkan kedua alisnya di sebrang sana, binggung sudah pasti, tidak biasanya reza marah di balik telfon.

ARAKHA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang