Chapter 11

17 1 0
                                    

Please vote and comment.

Author's POV

"Jadi kamu kesel bukan karena dikatain lintah tapi karena Jenna ganggu sesi berantem kamu?"

"Hm."

Kai tertawa kecil, Noah sungguh benar-benar definisi dari i don't give a fuck, manusia yang mungkin jauh dari kata overthinking. Oh to be a person like Noah....

Tak masalah orang lain ingin menganggap nya lintah atau kecoa, selagi ia bisa melakukan hal yang ia suka. "Kenapa kamu mukulin dia segitu nya? Yang kemarin itu bukan berantem, tapi matiin anak orang." Ucap Kai, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat Jenna memergoki Noah memukuli senior habis-habisan.

"Emang iya? Gua sih cuma buat seneng-seneng aja." Jawab Noah asal, "Nggak kayak lu."

"Kenapa?"

"Hidup lu kan keliatan nya nggak ada seneng-seneng nya."

Lagi-lagi Kai tertawa kecil, "Ahaha...cuma keliatan nya aja kan."

Tak lama setelahnya, mereka sampai dihalte pemberhentian. Pintu bus terbuka, beberapa penumpang turun termasuk Kai dan Noah.

Dihari libur ini, Kai meminta Noah untuk menemaninya pergi ke suatu tempat, tentu nya Noah menolak—anak itu tak seperti Rakel yang menempel dan menurut pada Kai. Namun karena Kai menawarkan sesuatu yang sangat berharga bagi nya, Noah bersedia.

"Dimana tempat nya?"

"Jalan kaki sepuluh menit lagi."

Setelah sepuluh menit berjalan dari halte, mereka akhirnya sampai ditempat tujuan. Noah mengerutkan dahi nya bingung ketika melihat tempat tujuan akhir mereka, Kai mengajak nya ke tempat pemakaman.

Dilangkah pertama mereka memasuki gerebang, Noah bisa merasakan hawa dingin dari cuaca yang pada awal nya cerah entah mengapa kini menjadi mendung dan langit perlahan ditutupi awan gelap. Siapa? Pemakaman siapa yang akan mereka kunjungi? Noah bertanya-tanya.

Kai melirik ekspresi Noah yang terlihat kebingungan, ia tersenyum kecil.
"Kamu kenapa kebingungan?"

Dengan spontan Noah menjawab, "Gimana gua gak bingung, lu ngajak gua ke kuburan."

"Kamu nggak tau pemakaman sepupu kamu sendiri, Noah?"

Bingo.

Noah menggigit bibir bawah nya keras, Rakel brengsek! Sumpah serapah terucap didalam hati Noah. Pemuda itu yang berbohong mengapa harus Noah yang ada disituasi ini? Sungguh rasa nya Noah ingin pulang sekarang juga, ia bahkan tak tahu jika Fara dimakamkan disini. Sekalipun Noah belum pernah mengunjungi makam sepupu gadungan nya itu.

Hembusan angin sejuk menerpa surai kedua lelaki yang kini saling berhadapan itu, Kai menghela napas nya kecil ketika Noah hanya diam membeku. "You both are bad at lying."

"Im not the one whose lying—

"But you let Rakel lied to me that night. Disappear after introduce a random person to me? What a joke."

Ah, Noah. Kau terpojok sekarang, menyerahlah.

Bertikai ditengah-tengah pemakaman, sungguh tempat yang staregis, jika satu dari mereka yang kalah mungkin sudah disiapkan satu lubang untuk mayat remaja.

Noah menggeram rendah ketika kalimat nya dipotong, ini tak adil—Rakel lah yang berbohong, Noah hanya mengikuti 'permainan' yang didalangi lelaki itu.

"You tricked me."

Kali ini Kai yang dilanda rasa kebingungan, ia menunjuk diri nya sendiri. "Tricked you? No, i saved you."

Detik berikutnya yang terjadi adalah Noah yang berbalik badan dan melangkah meninggalkan Kai sendiri disana.

Makan Malam Bersama AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang