"Oke, boleh deh Mom."
"Makasih ya sayang, makasih udah selalu baik sama orang lain. Nanti kebutuhan kamu sama Manda Ibun tambah dua kali lipat ya, tapi tetep inget jangan boros."
Cindy mencolek ujung hidung Reva dan memeluk anak gadisnya itu, Cindy terharu melihat anaknya yang semakin hari semakin dewasa.
"Ih masa Manda gak dipeluk? Jahat banget." Manda merajuk.
"Utututuuu sini ini mah anaknya Mommy nih, sini Mommy peluk uuuu sayaanggg"
Jinan menarik Manda kedalam pelukannya, Reva dan Cindy hanya tertawa kecil melihat si bungsu Anagata.
___________
Pagi ini, mood Zee benar-benar sudah rusak. Ia sudah ditodong pertanyaan mengenai dirinya yang akan satu atap dengan "teman kecilnya".
"Gimana Zee? Udah gak ada waktu buat kamu, nanti malem atau besok packing barang penting kamu ya, sisanya biar bi Ai yang packing."
Zee tak menjawab pernyataan dari Shani, ia langsung berangkat sekolah tanpa pamit atau sekedar melambai.
Hari kedua Zee menjadi seorang yang "cupu", ia mampir ke markasnya untuk sekedar mengganti baju dan penampilannya. Ia juga mengganti mobil Pajero putih gagahnya menjadi motor vespa matic berwarna biru.
Zee menghela nafas berat ketika sudah sampai di pintu gerbang SMA Sagata. Siswa-siswi memandangnya aneh.
"Sumpah culun banget anjir"
"Ini yang kemarin berantem sama circlenya Reva kan ya?"
"Dih berani banget dia duduk di mejanya Reva"
"Ih liat dia pake rok panjang banget"
"Kok dia bisa sekolah disini sih?"
Zee menahan emosi mendengar ocehan dari siswa-siswi lain. Ia mengepalkan tangannya dan terus jalan menunduk menuju kelas.
Sampai di pintu kelas, ia dihadang oleh Olla. Bajunya langsung Olla tarik menuju ruang belakang kelasnya.
"Eh gue masih ada urusan sama lo ya, gue kemaren ketahan aja sama Reva!"
"Gue kan udah minta maaf.... gue harus apalagi..." Zee menunduk ketakutan.
"Emmmmm... lo harus turutin apa yang gue minta, kalo perlu turutin semua yang temen-temen gue minta juga, deal?"
Zee menghela nafas kasar, Olla melihat itu langsung emosi, Olla menganggap Zee membantah kemauannya. Olla menarik kerah baju Zee.
"Maksud lo apa? Lo keberatan hah? Mau gue hajar sekarang?!"
Badan Zee sedikit terangkat, wajahnya ia tutup dengan kedua tangannya, sedetik lagi Olla akan memukulnya.
"OLLA! STOP!"
Olla kaget dan langsung melepas cengkeraman tangannya yang bertaut di kerah seragam Zee. Mengakibatkan kalung yang dipakai Zee keluar, gadis yang meneriaki nama Olla sedikit notice kalungnya.
"Sadipta?"
"Rev, dia sepagi ini udah ngeselin makanya gue emosi. Sorry Rev, gue gak sampe mukul dia kok." Olla sedikit menunduk.
Ya, Reva yang datang melerai Olla juga Zee. Ia mendengar keributan saat akan masuk kelasnya.
"Udah udah, gue gak mau tau masalah lo apa tapi udah stop gangguin orang gak jelas La. Dah yu masuk kelas."
Reva menarik tangan Olla dan meninggalkan Zee yang masih tertunduk takut disana. Zee melirik dan memastikan dua gadis preman itu sudah tak ada di pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL (ZeeDel)
Teen FictionDua ketua geng motor yang sebelumnya RIVAL kini diharuskan menjadi satu kesatuan untuk mengusut pembunuh sahabat mereka masing-masing. Namun sayang, pertumpahan darah terjadi ketika perang. Dan apakah dua gadis ini jatuh, atau cinta? CERITA FIKSI To...