Sabtu ini, Reva sengaja bangun lebih lambat dari biasanya. Karena untuk minggu ini orangtuanya tak pulang, jatah libur mereka sudah diambil kemarin.
Reva terbangun karena hidungnya serasa diketuk oleh bau masakan. Ia memastikan bahwa hidungnya belum rusak.
"Siapa sih yang masak jam segini? Manda?"
Reva meraih ponsel yang ada di nakas samping kasurnya, menggulir dan mencari nama Manda untuk ia telpon.
*di telpon
"Apasih Rev pagi-pagi udah nelpon?"
"Lu lagi masak?"
"Anjing gak penting banget gue masak."
"Trus yang lagi masak di bawah siapa tolol?"
"Ya mana gue tau babi!"
Manda memutus telponnya sepihak. Reva beranjak dari kasurnya karena kepo siapa sih yang masak pagi-pagi? Mana baunya enak lagi.
Setelah turun dari tangganya, Reva melangkah ke dapur dan sedikit lega melihat siapa yang sedang sibuk masak disana. Ia berjalan dan mendekati gadis yang tubuhnya dilengkapi celemek, rambutnya diikat ala messy bun.
"Lo bisa masak Zee?"
Ternyata gadis yang sedang memasak itu adalah Zee. Zee sedikit terkejut, ia berbalik badan dan mengangguk. Reva yang penasaran sibuk mengikuti pergerakan Zee.
"Rev lu diem atau cuci muka sama gosok gigi dulu sana, bau mulut."
"Halah bau bau gini lo demen juga."
"Lu diem atau gue siram minyak panas Rev?"
Reva terkekeh, ia pergi ke kamar mandi samping dapur untuk sekedar mencuci mukanya, tak lupa ia juga gosok gigi sesuai perintah sang tuan putri.
Zee masih berkutat dengan masakannya, bisa dilihat bagaimana telatennya gadis itu untuk menyiapkan makanan. Reva tak mau mengganggunya, ia memilih duduk di meja makan sambil terus menatap punggung Zee yang sedang sibuk itu.
5 menit berlalu, Manda turun dari tangga. Pandangan Manda pun tak lepas dari Zee, ia kaget. Manda menghampiri kakaknya dan menepuk pundak sang empu yang tatapannya tak henti ke si Zee Zee itu.
"Kak, dia jago masak? Tampilan kaya lakik gitu jago masak juga ternyata?"
"Iya, cocok buat jadi istri gue."
"Puki, pacaran dulu lah minimal."
Setelah percakapan kecil itu, sepertinya Zee sudah menyelesaikan masakannya. Ia mulai menghidangkan satu persatu ke meja makan. Setelah semuanya siap, ia ikut duduk diantara kakak beradik itu.
"Ayo makan, malah diliatin. Enak kok gue gak ngeracun."
Manda mulai menyendok nasi dan memilih beberapa lauk. Baru satu suapan Manda langsung kaget dan terus mengunyah dengan semangat.
"Anjir enak banget kak, lu sejak kapan jago masak gini? Kak plis nikahin kakak gue biar gue bisa makan enak tiap hari kalo lagi gak ada Ibun." Manda mengoceh dengan mulutnya yang penuh makanan itu.
Zee tersenyum dan menggeleng, ia mulai menyendok satu centong nasi dan ia letakkan di piring Reva. Melayani Reva seperti pasangannya.
"Lo gak alergi udang kan Rev?"
Reva menggeleng, pipinya memerah melihat Zee yang memperlakukannya dengan sangat manis. Manda menendang pelan kakinya guna membuyarkan lamunan kakaknya itu.
"Makan jangan malah bengong, gue abisin nih?"
Reva mulai melahap hidangan yang Zee siapkan. Sama seperti Manda, Reva seperti tidak makan setahun. Melihat respon Reva dan Manda, Zee tersenyum bangga dan haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL (ZeeDel)
Fiksi RemajaDua ketua geng motor yang sebelumnya RIVAL kini diharuskan menjadi satu kesatuan untuk mengusut pembunuh sahabat mereka masing-masing. Namun sayang, pertumpahan darah terjadi ketika perang. Dan apakah dua gadis ini jatuh, atau cinta? CERITA FIKSI To...