"Jangan gila Zee."
"Tadi nawarin?"
Tak ada kata lagi, Zee langsung menyambar bibir Reva. Menciumnya dengan waktu yang cukup lama, kedua tangannya sudah bertaut di leher Reva.
Reva mencoba melepas ciuman itu, tangan dan kakinya terus melawan. Tapi tenaganya malah terbuang sia-sia, Zee lebih kuat dari dugaannya.
Zee mulai melumat bibir Reva, juga mulai menekan tengkuk leher Reva. Tangan yang lain memeluk pinggang Reva yang sedang duduk di pangkuannya itu.
"Nghhhh... Azizeehhh... "
Brakkk!
"WOI! ANJING PADA NGAPAIN KALIAN?!"
Sontak Reva langsung bangun dari posisinya dan mengusap bibirnya yang masih basah. Ia melihat Manda yang terkejut setengah mati mematung di pintu kamar itu.
"Man sumpah ini gak kaya yang lo liat, gue jelasin dulu ya?"
Manda mengangkat jari telunjuknya, menggoyangkan telunjuk itu ke kanan dan kiri. Mengisyaratkan ia tak perlu mendapat penjelasan.
Manda mendekati Zee yang sudah berdiri kaku disana, memperhatikan detail wajah Zee. Setelah selesai, Manda kembali menoleh ke arah kakaknya.
"AKHIRNYA KAKAK GUE PUNYA PACAR, MAKASIH BANYAK TUHAN UDAH NGABULIN PERMINTAAN MANDAA."
Man? Bukannya marah, Manda malah berjingkrak girang mengira kakaknya sudah punya pacar. Ia terus memeluk kakaknya yang sedang kebingungan.
"Gue buk...."
"Kak, jangan malu-malu, gue adiknya Reva. Kenalin, gue Manda. Lo namanya siapa kak? Tapi kayaknya gue gak asing sama perawakan lo deh kak, makasih ya udah mau jadi pacarnya Reva. Lo nginep sini ya kak? Jangan disini deh ini mau jadi kamar tamu, better tidur sama Reva aja gih."
Manda terus nyerocos kegirangan, ia tak memberi kesempatan untuk Zee menjelaskan semuanya.
"Man, lu dengerin dulu."
"Diem deh Rev, gue seneng banget akhirnya hampir 17 tahun hidup lo bawa pacar juga, oke sorry ya gue ganggu? Enjoy your time, gue mau mandi."
Manda benar-benar tidak memberikan kesempatan kepada dua gadis itu, ia malah berdendang keluar kamar menuju kamarnya sendiri. Zee dan Reva saling menatap bingung, kok bisa sih Manda malah salah paham?
Reva mengambil tas dan seragamnya, ia juga melangkah keluar. Jam menunjukkan pukul 6 sore, sangat lelah dan aneh hari ini.
"Thanks ya Rev."
Reva tersenyum kemudian benar-benar menghilang dari pandangan Zee. Zee segera meraih handuk dan berniat mandi di kamar mandi bawah karena shower di kamar itu rusak.
___
Satu jam berlalu, tidak ada aktivitas yang dilakukan oleh ketiga gadis di rumah Anagata. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Jam menunjukkan pukul 7 malam, menandakan makan malam harus sudah mereka nikmati.
Reva keluar kamar melewati kamar Zee, ia langsung menggedor adiknya.
"Woy Mandut makan dulu ayo, mau makan masakan bibi atau gue pesenin?"
"Makan masakan bibi aja, 5 menit lagi gue turun."
Setelah mendapat jawaban dari adiknya, Reva langsung turun untuk menyiapkan makanan. Tak lama ada suara kaki melangkah menuruni tangga.
"Man lu mau makan pake ap.... eh Zee?"
Zee tersenyum canggung, bingung harus apa. Zee menyodorkan ponselnya kepada Reva.
![](https://img.wattpad.com/cover/363576472-288-k641994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL (Zeedel)
Teen FictionDua ketua geng motor yang sebelumnya RIVAL kini diharuskan menjadi satu kesatuan untuk mengusut pembunuh sahabat mereka masing-masing. Namun sayang, pertumpahan darah terjadi ketika perang. Dan apakah dua gadis ini jatuh, atau cinta? CERITA FIKSI To...