Hari demi hari berlalu, tiba saatnya untuk SMA Sagata melakukan rekreasi tahunan atau study tour. Tahun ini SMA Sagata tour ke dua kota, Bali dan Yogyakarta.
Zee dan Reva tidak ikut rombongan bis, mereka berdua memilih pergi menggunakan mobil Pajero milik Zee. Bukan hanya karena mereka anak pemilik sekolah, mereka juga akan ada perlu dengan Shani di Yogyakarta.
Sebetulnya bukan ide yang bagus untuk pergi ke Bali menggunakan bis, tapi siswa-siswi memilih pakai bis beralasan "kenang-kenangan".
Menghabiskan hampir sehari semalam di mobil, ratusan cerita pun sudah saling terlempar. Karena aura dom mereka sangat kuat, mereka saling bertukar untuk membawa mobil.
_____
SMA Sagata menyewa satu hotel mewah khusus untuk ditinggali. Hotel di Bali dengan pemandangan laut yang membuat semua mata terpikat.
Terlihat di kamar 408, dua remaja perempuan berperawakan laki-laki itu sedang membongkar kopernya. Mereka memilih untuk membereskan pakaiannya sebelum beristirahat.
"Zee, lu mau pake lemari yang deket kamar mandi atau yang deket pintu?"
"Yang deket kamar mandi aja sayang."
Reve bergedik geli, sudah hampir 6 bulan menjalani hubungan tapi entah kenapa Reva masih enggan untuk dipanggil "sayang" oleh kekasihnya itu.
"Stop panggil sayang sayang Zee, gue geli."
Zee menghentikan aktivitasnya, ia menghampiri gadisnya yang duduknya berseberangan dengannya. Merangkul pinggangnya dan terus menciumi leher sang empu.
"Emang kenapa sih? Kan kita pacaran, mau nikah malah?"
Reva hanya menggeleng, dirinya pun sadar bahwa ini perlu waktu baginya, menjalani hubungan pertama kali dan akan langsung ke jenjang yang lebih serius.
"Iya Zizi sayang, aku bakal nyoba buat terbiasa, maafin Reva ya..." Reva dengan suara anak kecilnya.
"Astaga Rev, lo lucu banget ciuman yu?"
Reva melepas tangan Zee yang masih melingkar di pinggangnya, ia berbalik menghadap dan memandang wajah gadis di hadapannya itu, menyisipkan rambut yang sedikit menghalangi pandangannya.
"Gue cape, tapi kalo lo mau ayo."
Reaksi Zee tentunya bahagia bukan main, ia tersenyum kemudian perlahan mendekati wajah Reva. Tangannya sudah siap untuk menarik tengkuk Reva.
Dertttt drrtttt
Suara telepon yang berasal saku Zee menghentikan aktivitas nakal mereka, Zee berdecak dan meraih ponselnya, menampilkan nama "Bunda".
*di telpon
"Kenapa Bun?"
"Besok pas yang lain pulang, kamu sama Reva temuin Bunda di hotel Harca ya."
"Iya kan udah bilang kemarin."
"Ya Bunda ngingetin aja, kamu kan pelupa."
Setelah berbincang mengenai pertemuan mereka nantinya, Zee menghadap gadisnya yang kini sudah kembali ke posisi awalnya, membereskan koper.
"Reva gak jadi nih?" Tanya Zee sambil memonyongkan bibirnya.
"Nanti lagi deh Zee, kita sama-sama capek tau, simpen tenaga buat kegiatan besok."
Tak ada jawaban, Zee terus memonyongkan bibirnya. Koper yang masih berantakan itu ia abaikan, Zee memilih menonton tv tanpa memperdulikan isi kopernya.
Reva yang sadar akan hal itu, berinisiatif untuk membereskan koper Zee. Dengan telaten memisahkan tiap inti pakaiannya. Tanpa sadar, Zee sudah terlelap dengan memeluk bantal guling.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL (ZeeDel)
Teen FictionDua ketua geng motor yang sebelumnya RIVAL kini diharuskan menjadi satu kesatuan untuk mengusut pembunuh sahabat mereka masing-masing. Namun sayang, pertumpahan darah terjadi ketika perang. Dan apakah dua gadis ini jatuh, atau cinta? CERITA FIKSI To...