Mereka kini sudah berada di kantin, dan langsung duduk di bangku panjang, berisi 2 circle di sana
"Dari mana aja kalian?" Tanya katrin yang pertama melihat kedatangan ketiga orang itu
"Paling pacaran" Celetuk olla
"Dih, orang dari perpus pun" Sewot zee
"Owh iya muthe mana yah?" Tanya zee yang tak melihat muthe
"Nggak tau, dan jessi juga hilang entah kemana" Jawab indah setelah mengecek teman² nya
"Mereka aneh dan mencurigakan, adel juga harus gw curigai sih" Batin zee
Mereka kemudian duduk, zee langsung mencoba fokus mendengar hanya pembicaraan antara muthe ataupun jessi, dia menggunakan kekuatannya
--Pendengaran Zee 🔮🔮🔮
"Gw takuttt, gw terus di hantui rasa bersalah jess hiks" Tangisnya
"Gw juga the, tapi kita juga kan nggak salah christy aja yang lemah, karena dia nggak bisa lari di malam itu" Balas jessi
"Andai saja, kita nggak diancam dan di bayar dengan nominal uang yang berlimpah, mungkin malam itu christy masih bisa selamat" Balas muthe
"Hmm, iya juga sih" Ucap jessi
Zee mencoba memaksakan fokus lagi, dan tak sadar sudah mengepalkan tangannya, karena emosi yang dia tahan saat mendengar pembicaraan kedua teman christy, tapi itu bukan di sebut teman
"Berani berani nya kalian berbohong" Batin zee
"Sekarang target mereka adalah zee, dan siapa sangka wajah zee bisa hampir mirip dengan christy" Balas muthe
"Gw udah nggak mau lakuin ini, tapi mereka selalu maksa, apa kita harus ikut menjebak zee seperti yang kita lakuin saat kejadian dengan christy" Balas jessi
"Tapi nominal dan manfaat yang kita dapat menguntungkan sih jess" Ucap muthe
"Iya sih, kita kan nggak membunuh jadi kenapa harus takut dan merasa bersalah yah" Ucap jessi
"Bener juga sih, tapi tetap aja nggak sih" Ucap muthe
"Iya sih" Ucap jessi
Zee terus fokus dan mengerutkan alisnya, dia sangat marah sekali dan mencoba menahan emosinya, tanpa sadar dia telah mimisan, karena terus memaksakan dirinya fokus
•• Kelemahan zee adalah, jika dia terlalu memaksakan kekuatannya, maka dia akan mimisan, sedangkan shani dia akan merasakan sakit kepala/pusing
"Zee kamu mimisan" Panik Marsha melihat darah keluar dari hidung zee yang sedang menutup matanya
Shani langsung menoleh, dan melihat adiknya memang mimisan
"Terlalu memaksakan itu tidak baik zee" Batin shani
"Cii, lihat ingatan adel cii aku ke toilet dulu" Batin zee menggunakan telepati
"Duh kok mimisan sih" Panik mereka
"Udah nggak apa² kok, aku izin ke toilet yah guys" Pamit zee
"Aku temenin" Ucap Marsha
"Nggak usah sha" Tolak zee dan cepat² ke toilet
Beralih ke shani, yang memang duduk samping adel, dia sengaja agar lengan miliknya menyentuh tangan adel, setelah itu shani menerawang ingatan adel
"Munafik, mereka semua gilaa" Batin shani melihat ingatan adel
Shani juga mengepalkan tangan miliknya saat melihat ingatan adel, karena tidak mau bernasib sama dengan zee, shani menghentikan penerawangan nya pada adel