¶¶ 12• PANTAI ¶¶

30.4K 1K 14
                                    

Assalamu'alaikum barudak...🥳

Annyeonghaseo🤩

Kumaha damang? Sok atuh komen nya😁

Mau tanya, kalian dari daerah mana aja? Komen:)

Me: Tasikmalaya😚

Makin kesini cerita gue makin gimana sih? Penuhin lapak komen nya ya😔

Jangan jadi pembaca gelap deh, gak voting apalagi komen! Gak islam sekali kaleaaannn...🥺

Buat yg udah vote sama komen, apalagi sampe di share, hatur nuhun pisan atuh🤗😘

Lanjut gak nih?

Typo tandai okay😋

Thankyou


















¶¶ 12• PANTAI ¶¶

🍂

🍂

🍂

Selamat membaca❤









Senja pagi hari ini sangat cantik. Warna jingga nya membuat semua pasang mata tidak akan bosan untuk terus menatapnya. Langit bahkan nampak sangat cerah, perpaduan yang sempurna untuk menyejukkan mata. Angin sepoi-sepoi menjadi pelengkap sempurna nya pagi yang damai ini.

"Kamu kenapa bawa aku kesini?" Nata bertanya tanpa melihat lawan bicaranya. Matanya terpejam menikmati angin yang menerpa wajah cantiknya.

Sementara lelaki yang menjadi lawan bicaranya tidak menyahut. Sejak setengah jam yang lalu, yang ia lakukan hanya sibuk mengagumi wajah cantik Nata. Entah kenapa, tapi ia tidak bosan terus memandangi wajah cantik ini. Rasanya candu.

"Ivan?" Nata melambaikan tangannya di depan wajah Ivan.

Ivan mengerjap beberapa kali. Lelaki itu tersenyum menatap Nata. "Kenapa?"

"Kamu kenapa ngeliatin aku gitu banget? Di wajah aku ada sesuatu yah?"

Ivan menggeleng. "Lo cantik."

Semburat marah muncul di pipi chubby Nata, gadis itu tersipu malu. "Jangan bilang gitu terus, aku malu."

"Faktanya gitu." Ucap Ivan.

Nata tersenyum. "Oh iya, tujuan kamu ngajak aku kesini itu apa?" Tanyanya kemudian.

"Seminggu lagi kita nikah."

"Nikah?" Nata terkejut.

Ivan mengerutkan alisnya, kenapa Nata harus terkejut? Bukannya mereka memang harus menikah agar tidak menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat?

"Kenapa?" Tanya Ivan.

"Kamu gak salah? Kita beneran nikah?" Nata masih syok.

"Muka gue kelihatan main-main emang?" Tanya Ivan.

Nata menggeleng. "Apa gak kecepatan? Maksud aku, kita kan---"

Ivan menganggukkan kepalanya seolah tahu apa yang akan Nata katakan. "Iya, kita masih sekolah. Tapi, bukankah lebih cepat lebih baik? Jangan khawatir, gue bakal bebasin apapun yang mau lo lakukan, asalkan semuanya masih wajar. Jangan merasa terkekang dengan kata pernikahan, jalani hidup lo seperti biasanya." Ujar lelaki itu.

IVAN, the best YOUNG Papa! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang