Dua

3.5K 153 1
                                    

"ASTAGA ALEXA! LOE KENAPA?!" Teriak Febi Julinda Maharani saat Alexa muncul di hadapannya.

Penampilan Alexa saat ini, jelas bukan Alexa yang dia kenal. Seorang wanita yang menyukai kerapian, kebersihan, dan keharuman. Dan yang di depannya ini siapa?
Seorang wanita dengan rambut berantakan dan kusut, pakaian udah amburadul, fix ini bukan Alexa yang Febi kenal.

 Dan yang di depannya ini siapa?Seorang wanita dengan rambut berantakan dan kusut, pakaian udah amburadul, fix ini bukan Alexa yang Febi kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆👆👆
*Penampilan Alexa sebelum menginjakkan kaki di GBK*

"Handphone gue ilang Feb." Rengek Alexa lalu duduk di kursi yang kosong di hadapan Febi.

"What? Sebenernya ini ada apasih Lex. Udah penampilan loe yang kayak gini, handphone loe yang ilang. Coba jelasin ke gue." Febi semakin penasaran dengan apa yang dialami oleh sahabatnya ini.

Akhirnya Alexa menceritakan semua kejadian yang dia alami berawal dari dia yang harus turun si GBK.

"Wah, loe juga sih. Pake blazer biru segala, ya orang-orang bakalan ngira loe juga pendukung Pak Prabowo jadi Alexa penyet kan loe."

"Ih Feb, kan gue udah bilang gue ngak tahu kalau hari ini tuh ada kampanye di GBK. Kalau gue tahu ma, kita ubah rencana."

"Aduh Lex, ini kampanye calon presiden loh. Gimana bisa loe ngak tahu, percuma tuh di rumah loe banyak tvnya gede ngalahin harapan orang tua."

"Feb, gue ngak ada waktu buat nonton tv, buat buka medsos aja udah ngak ada waktu nih gue." Yasss, sudah hampir dua bulan ini Alexa tidak membuka semua medsosnya kecuali WA untuk pekerjaannya.

"Eh wait! Kok di lengan loh ada darah sih?" Febi kaget melihat darah yang tembus mengenai blazernya. Alexa segera menarik blazernya agak ke atas agar dia bisa melihat keadaan lengannya.

"Sikut loe berdarah, Lex. Tungguin disini, gue minta P3K dari pegawai cafe dulu." Ucap Febi lalu segera meninggalkan Alexa.

Sejak tadi Alexa tidak menyadari bahwa sikutnya berdarah karena sikutnya yang terkena aspal saat terjatuh si GBK tadi.

"Sini tangan loe gue obatin dulu." Febi yang datang dengan sebuah kotak P3K segera membersihkan luka yang ada di sikut Alexa lalu segera menutupnya dengan handsaplast.

"Feb, ini handsaplastnya ngak ada gambar gambarnya gitu? Masak polos aja, ngak estetik tahu." Protes Alexa setelah Febi menempelkan handsaplast bergamber frozen.

"He, ini juga syukur cafenya punya P3K buat ngobatin luka loe sementara, loe ngak maukan tangan loe ilang satu akibat tersenggol di kampanye? Ngak lucu banget."

"Tapi ngak imut, Feb. Kayak ada lain-lainnya."

"Udah udah, ntar setelah kita rapihin penampilan loe baru deh kita cari handsaplast yang ngak ada gambarnya." Febi menyerah dengan sahabatnya ini.

______________________

Disinilah mereka sekarang, di salah satu store pakaian yang sering mereka kunjungi, bahkan mereka sudah mempunyai kartu member unlimited dan akrab dengan karyawan store ini.

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang