Dua Puluh Lima

2K 130 9
                                    

Setelah melewati hari yang sibuk ini, akhirnya Alexa dapat beristirahat dengan tenang meskipun janji Teddy untuk menemani setelah makan malam tidak bisa terjadi karena Teddy yang tidak menghubunginya sama sekali hari ini.

Alexa membawa coklat panas yang baru saja dia seduh ke arah teras kamarnya, angin malam ini membuat udara terasa lebih segar.

"Huftt, me time emang paling cocok ditemenin angin sepoi kayak gini, bukan ditemenin janji omong kosong." Ucap Alexa.

Ya, meskipun dia yang menyuruh Teddy untuk tidak usaha menemuinya malam ini, tapi saat ini Teddy yang mengingkari perkataannya sendiri, Alexa tidak suka hal itu.

Alexa menatap handphonenya yang sekarang hanya dipenuhi notif pekerjaan yang belum dia buka karena ini sudah melewati jam kerja.

"Ngarepin apa loe Lex? Di chat sama mas-mas? Mas bakso kali." Ejek Alexa pada dirinya sendiri.

Alexa menarik napas panjang lalu menghembuskannya kasar. Pikirannya sedang penuh sekarang, masalah kantor, masalah kedekatan dengan Teddy, masalah bertemu Indah dan Riki sudah berkeliling didalamnya.

Drrtt... Drrtt...

Getaran handphone Alexa mengembalikan kesadarannya.

"Halo Lex! Loe bisa ke kamar gue sekarang ngak? Si Riko sakit, dan gue ngak tahu harus lakuin apa." Ucap Layla dari seberang sana langsung pada intinya dengan suara cemas.

"Oke, mbak. Gue kesana sekarang." Ucap Alexa lalu segera mengambil jaket dan pergi ke kamar Layla.

______________________

Karena demam Riko yang sangat tinggi akhirnya Layla dan Alexa juga Juna membawanya ke salah satu rumah sakit di kota itu.

Sekarang Riko sudah berada di salah satu kamar rawat inap yang membuat mereka bertiga sudah bisa bernapas lega.

"Kalian berdua balik ke hotel aja istirahat." Ucap Layla yang baru saja menidurkan Riko.

"Gue nemenin loe aja deh mbak, masak loe sendirian jagain Riko." Tolak Alexa.

"Ngak Lex, lebih baik gue yang nemenin Mbak Layla daripada loe. Besok kegiatan loe full sampai malam kan? Gue ngak mau dijadiin penyet sama bang Axel karena loe sakit yah." Ucap Juna yang membuat Layla terkekeh.

"Iya Lex, Juna aja yang nemenin. Loe harus banyak istirahat."

"Hmm, karena loe berdua ngusir gue, terpaksa gue balik. Tapi besok gue bakalan kesini lagi yah, kalau anak gue bangun tolong bilangin maminya yang cantik ini bakalan datang lagi besok."

"Iya, iya. Gue bakalan bilang sama Riko maminya lagi pergi cariin papi buat dia." Ejek Juna.

"Heh! Jangan fitnah loe!" Tegur Alexa.

"Udah udah, loe buruan balik. Jam jenguk rumah sakit bentar lagi selesai." Ucap Layla melerai.

"Oke, gue balik dulu yah. Kabarin kalau ada apa-apa." Pamit Alexa lalu keluar dari ruangan itu.

_____________________

Sudah kesekian kalinya Alexa memesan taxi online karena pesanannya terus tercancel oleh drive.

Alexa pulang menggunakan taxi online karena mereka hanya diberi satu mobil selama di Papua, jadi Alexa kekeh tidak menggunakan mobil itu pulang agar dapat digunakan Juna ataupun Layla untuk mengurus Riko.

"Hujan plus ngak dapat taxi juga ngak apa-apa kok. Guekan manusia sabar." Ucap Alexa sambil berteduh di teras rumah sakit, dia sudah tidak bisa masuk karena jam besuk telah usai.

Byurrr...

Sebuah mobil melewati Alexa dan menyimpratkan air dari aspal yang melewatinya.

"Sialan tuh mobil!" Gerutu Alexa. *padahal barusan bilang dia manusia sabar, hahaha*

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang