Lima Puluh Tujuh

1.5K 95 5
                                    

Suasana di dalam rumah Layla sangat ceria karena Teddy dan teman-temannya mengajak Riko bermain bersama mereka.

Tetapi tidak dengan teras belakang yang berhadapan dengan taman mini rumah itu, yang sejak tadi tidak terjadi percakapan apapun antara Alexa dan Deril.

Yah, setelah dibujuk oleh Teddy akhirnya Alexa mengizinkan Deril berbicara dengannya setelah mereka makan malam.

"Alexa!" Ucap Deril sambil menatap Alexa yang sejak tadi hanya menatap lurus ke depan.

"Kali ini gue bener-bener minta maaf atas semua kesalahan gue dari SMA sampai terakhir kita ketemu yang buat loe sampai masuk rumah sakit. Maaf karena gue buat hidup loe menderita." Ucap Deril lalu terdiam beberapa saat.

"Gue tahu, kelakuan gue dan temen-temen gue waktu itu ngak bisa dibenerin sama sekali. Tapi kali ini kesempatan gue bicara sama loe, gue ngak mau bahas mereka. Gue mau bahas apa yang gue lakuin ngak seperti yang loe bayangin."

"Maksud kak Deril gimana?" Tanya Alexa yang sudah mau berbicara dengan Deril.

Akhirnya Deril menceritakan kejadian beberapa tahun lalu yang dialaminya, seperti yang dia ceritakan kepada Teddy waktu itu.

"Gue ngak minta pembenaran sama loe Lex. Gue akuin gue juga salah karena ngak bisa buat mereka berhenti ngelakuin hal ini sampai saat ini sama loe. Tapi gue mau loe tahu dan percaya sama gue sekarang. Gue bukan Deril yang dulu, yang circlenya sama orang-orang seperti mereka. Ke depan juga loe bakalan ke jenjang yang lebih serius sama Bang Teddy, gue ngak mau karena kita ngak kelarin masalah kita, hubungan loe berdua juga kena akibatnya." Jelas Deril.

Alexa memilih diam sejenak dan tak langsung merespon penjelasan Deril tadi. Dia tidak bisa menyalahkan Deril sepenuhnya, tapi dirinya pun masih belum bisa sepenuhnya melupakan kejadian-kejadian yang pernah dia alami.

"Ril? Udah bicaranya?" Tanya Teddy yang baru saja tiba dari ruang tamu.

"Hmm, iya bang udah."

"Gue mau bicara sama Alexa dulu, Ril. Bisa ke dalam dulu? Sekalian loe ngemil sama anak-anak di dalam." Izin Teddy.

"Oke bang." Kata Deril lalu bangkit berdiri lalu meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Sayang..." Ucap Teddy lembut sambil memegang tangan Alexa yang saat ini cukup dingin.

"Iya Mas?"

"Masih berat yah?" Tanya Teddy yang paham akan diamnya Alexa setelah Deril menjelaskan.

Yap, meskipun sejak tadi dia di ruang tamu bersama teman-temannya, dia juga tetap memperhatikan keadaan Alexa saat Deril berbicara dengannya, keadaan ini tidak mudah.

Alexa tidak menjawab, hanya membuang nafasnya kasar.

Alexa perlahan memeluk lelaki yang sedang berjongkok di depannya itu.

"Mas, aku ngak tahu harus gimana sekarang. Di satu sisi aku ngak bisa nyalahin kak Deril sepenuhnya, tapi aku juga belum bisa lupain semuanya."

Teddy membalas pelukan itu, sambil mengusap lembut rambut Alexa yang lurus.

"Pelan pelan aja sayang, aku selalu ada di samping kamu kok."

______________________

Tepat pukul 09.00 Alexa sudah berada di salah satu butik wedding dress terbesar di Jakarta, ya hari ini dia khususkan untuk membantu Febi mempersiapkan pernikahannya yang akan diadakan 2 bulan lagi

"Ini gimana Lex?" Tanya Febi setelah sebelumnya sudah mencoba dua wedding dress yang belum di approv oleh Alexa.

"Nah ini boleh Feb, gue sih oke. Gimana menurut loe?" Ucap Alexa setelah memperhatikan gaun yang dipakai oleh Febi.

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang