Dua Puluh

2.1K 121 7
                                    

BRUGG

Suara itu membuat Teddy menghentikan tangannya yang sedang mencari saklar lampu.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday to Mastedd
Happy birthday to you

Tiba-tiba Alexa muncul dari balik ruang pakaiannya dengan sebuah kue dan lilin ulang tahun.

"Alexa?" Tanya Teddy tak percaya.

"Ya siapa lagi? Mas kira malaikat pencabut nyawa?" Ujar Alexa gemas.

"Maksud saya, kok kamu bisa tahu? Emangnya kamu dapat info saya ulang tahun darimana? Dan kapan kamu persiapkan ini semua?"

"Pak, eh maksud saya Mastedd tiup lilinnya dulu baru nanya. Ntar kuenya ngak bisa di makan nih karena lilinnya meleleh." Protes Alexa.

"Jangan lupa make a wish. Sekali setahun loh." Alexa mengingatkan.

Teddy menutup matanya beberapa detik sebelum meniup lilin di depannya dan membuat lampu kamar itu menyalah setelah lilinnya padam.

Saat lampu menyalah, terlihat sudah ada banyak orang di kamar itu. Selain keluarga Alexa dan Febi, ada juga Papa dan Mama Teddy, Tika bersama keluarganya absen karena sedang liburan ke luar negeri.

"Kok kalian disini semua? Ada Papa dan Mama juga." Tanya Teddy yang masih kaget.

"Ya karena mau kasih kejutan buat adeklah, emangnya mau ngapain?" Jawab Patris pada anak bungsunya itu.

"Ya kalau gitu sekalian lamaran aja yuk." Canda Teddy yang mendapatkaj sebuah cubitan di pingganggnya.

"Aduh!" Ringisnya.

"Bapak jangan asal bicara yah, izin mendekati saya saja belum saya izinin udah mau lamar-lamar aja!" Protes Alexa.

"Bapak?!" Ulang Teddy karena Alexa kembali memanggilnya Bapak.

Alexa melototi Teddy agar dia tidak membahas hal itu sekarang.

"Belum diizinin yah Tedd?" Tanya Rama pada Teddy.

"Iya om, anak om belum kasih izin."

"Eh, kok Pap tahu? Gimana sih Pak, kalau mau deketin saya yah ke saya dulu dong, kok ke keluarga saya?!" Protes Alexa lagi.

"Kalau deketin kamu duluan, saya punya sedikit kemungkinan. Kalau deketin keluarga kamu, saya dapat backingan, jadi lebih banyak kesempatan."

Akhirnya mereka berdua berdebat kecil ditonton oleh dua keluarga yang hanya tersenyum sambil menggeleng kepala melihat kelakuan sepasang manusia matang ini.

______________________

"Alexa." Kata Teddy saat Alexa berjalan ke arah pintu mengikuti keluarganya dan keluarga Teddy menuju ke ruang makan.

Alexa membalikkan badannya kembali menghadap ke arah Teddy.

"Iya, kenapa Pak?"

"Pak?!" Sekali lagi Teddy menegurnya.

"Iya mastedd, kenapa?"

"Nah gitukan bagus. Sini dulu." Ucap Teddy sambil menunjuk ranjang Alexa tempat dia duduk merayakan ulang tahunnya tadi.

"Eh? Mau ngapain mastedd? Jangan mentang-mentang keluarga saya izinin deketin saya, mas bisa apa saja!" Protes Alexa menatap Teddy tajam.

"Kesini dulu." Ucap Teddy lagi lalu menarik Alexa dan mendudukkannya di ranjang.

Lalu dia segera berjalan ke arah saklar lampu kamar itu dan mematikan lampu. Alexa bingung dengan kelakuan Teddy ini.

"Senyum!" Pinta Teddy, dan segera diikuti oleh Alexa.

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang