Happy reading guyss❤️🫶
***
Dua minggu telah berlalu. Hari ini atau lebih tepatnya nanti malam, adalah hari yang dinantikan oleh keluarga Smith dan Watson. Acara pertunangan Rosebelle Luna Watson, putri pertama dari James Watson dan Lily Watson, dengan Andrew William Smith putra tunggal Edgar Smith dan Pamella Smith. Pesta pertunangan yang diselenggarakan di Royal Hotels, salah satu hotel milik keluarga Smith yang terkenal di kotanya.
Sedikit berlebihan menurut Dianna, hanya sebatas acara pertunangan namun mengadakan pesta yang super duper mewah sampai mengundang penyanyi papan atas dan tamu-tamu penting lainnya. Bahkan Rose menolak dengan tegas ide tersebut. Namun apa daya, empat lawan satu, jelas Rose kalah suara. Tetapi Dianna tidak heran, Smith adalah keluarga kaya raya yang akan menikahkan putra tunggalnya, jelas semuanya harus mewah. Bahkan di acara pertungan ini Smith yang paling banyak menyumbang ketimbang keluarga Watson.
Seakan mendukung dua insan yang akan segera bertunangan, cuaca sore ini begitu cerah, langit terlihat menawan dengan warna orange keemasan. Burung-burung terbang bebas di atas sana seakan senang dengan kondisi cuaca hari ini. Angin sepoi menerpa lembut wajah Dianna yang berdiri di atas balkon kamar hotelnya, seraya melihat para pekerja yang hilir mudik menghias taman yang menjadi tempat pertunangan kakaknya.
Meski masih ragu dengan keputusan kakaknya, tetapi dia tidak bisa berbuat apapun. Dianna hanya bisa berdoa semoga rumah tangga kakaknya nanti dijauhkan dari segala jenis penghancur rumah tangga.
Ditengah lamunannya, Dianna mendengar pintu kamar hotelnya terbuka. Ketika dia berbalik, Dianna melihat kakaknya melangkah masuk dengan senyum yang terus tersungging dibibirnya sedari kemarin, seperti tidak ada kata lelah.
"Gimana kabar kamu hari ini?" tanya Rose begitu sudah berdiri di samping Dianna.
"Yah cukup melelahkan," jawabnya. Kepalanya kembali melongok ke bawah, melihat aktivitas pekerja.
"Kamu harus istirahat, Di." Rose juga ikut menatap ke bawah, memerhatikan tempat pertunangannya yang dia pilih, outdoor.
Kali ini kepala Dianna menoleh pada Rose, memerhatikan wajah sempurna kakaknya dari samping. Pipi yang sedikit berisi itu terlihat memerah, entah karena blush on atau karena hal lain.
"Hahaha, tidak perlu khawatir kak. Aku baik-baik saja." Matanya menatap senja di depannya. "Bagaimana denganmu? Apa kamu yakin dengan keputusanmu?"
Rose menoleh bingung, tidak mengerti apa yang dimaksud sang adik. "Apanya?"
Dianna menatap Rose. Kini, mereka saling bertatapan. Dianna menatap dengan serius membuat sang kakak semakin bingung. "Keputusanmu menikah dengan Andrew."
"Kenapa dengan keputusanku?" Rose semakin bingung.
Sebelum menjawab, Dianna menghela napas kasar. Kakaknya ini pura-pura tidak tahu atau betulan tidak tahu.
"Kak, kamu tahu pria yang akan kamu nikahi itu bukanlah pria yang menyandang julukan baik. Semua julukan itu buruk. Apa kamu tidak masalah? Bagaimana jika dia masih bermain dengan wanita lain ketika kamu dan dia sudah menikah?"
Rose mengangguk, dia akhirnya paham. Netra coklatnya menatap netra sang adik dengan tulus. "Aku tahu, aku tidak masalah. Aku yakin dia akan berubah setelah kita menikah."
"Bagaimana jika tidak? Itu akan menyakitimu."
"Kenapa kamu bertingkah seolah kamu ingin menghalangi pernikahanku? Seolah kamu ingin rencana pernikahanku gagal? Apa kamu pernah melakukan one night stand dengannya?" tanya Rose masih menatap sang adik, tatapannya berubah serius.
![](https://img.wattpad.com/cover/363434815-288-k460994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh dalam Pelukan Kakak Ipar
Romance⚠️JANGAN LUPA FOLLOW GES⚠️ *** Dianna sering melakukan One Night Stand sebagai hiburan ketika dirinya lelah bekerja, entah dengan pria lajang ataupun sudah beristri. Tetapi, tidak dengan Andrew. Tidak pernah terpikirkan oleh benaknya. Pria itu adala...