Bab 11

3K 38 4
                                    

Warning🔞⚠️
Dibaca malam hari jangan siang hari, karena bab ini berisi adegan dewasa. Dan pliss, bagi anak dibawah umur jangan maksa baca!!

***

Ketika Dianna sedang membasuh mulut di wastafel kamar mandi seusai makan, dua tangan kekar memeluknya dari belakang seraya meremas kedua buah dadanya sehingga Dianna terkejut.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Dianna. Dia menyingkirkan tangan Andrew seraya memutar tubuh menghadap pria itu.

Dengan santai Andrew menjawab. "Aku hanya meminta bayaran."

Wanita itu berdecak kesal, kedua bola matanya memutar malas. "Tapi kamu bisa menunggu di kamar. Tidak perlu menghampiriku!!"

Pria itu menggeleng. Kakinya melangkah semakin maju, memangkas jarak diantara mereka. Wajahnya menunduk hingga hidung mereka berdua bersentuhan.

"I want you, Dianna," bisik Andrew tepat di depan bibir Dianna, suaranya terdengar serak. Satu tangannya memegang pinggang ramping Dianna, sedangkan yang satunya mengusap pipi wanita itu. "I really want you tonight."

Dianna meneguk ludahnya secara paksa. Nafas serta harum tubuh Andrew membuat bulu kuduknya berdiri, serta sesuatu dibawah sana berkedut membuat dia merapatkan pahanya.

Bitch.

Karena tidak ada tanggapan dari wanita itu, Andrew mengecup bibir Dianna. Awalnya hanya kecupan ringan, namun berubah menjadi lumatan ketika Dianna membalas ciumannya. Andrew melumat bibir Dianna dengan tergesa, seakan tidak ada hari esok. Mereka saling melumat, menggigit bibir serta menyesap bibir seperti menyesap minuman. Dianna membuka mulutnya ketika Andrew meremas bokongnya, sehingga lidah panas Andrew dengan mudah menjelajah isi mulut dan mengabsen deretan gigi rapi Dianna.

Sekitar beberapa menit kemudian Dianna mendorong Andrew setelah dirasa napasnya mau habis. Dengan berat hati Andrew menyudahi ciuman pada bibir Dianna.

Tetapi tidak kehilangan akal, Andrew mencium leher serta belahan dada Dianna, membuat wanita yang baru mengambil napas itu memukul kepala Andrew.

"Awh. Kenapa kamu memukul aku?!" sewot Andrew ketika dia melepaskan bibirnya dari belahan dada.

"Seharusnya kamu membiarkan aku bernapas dulu."

"Kamu masih bisa bernapas selagi aku mencium tubuh kamu, Dianna." Matanya melotot kesal ketika menatap Dianna.

"Iya, tapi—"

Tidak mau mendengar kalimat yang akan diucapkan Dianna, Andrew membungkam bibir Dianna. Ciumannya kali ini lebih brutal sehingga Dianna sedikit merasa kesulitan untuk mengimbangi ciuman pria itu.

Tangan kekarnya membopong Dianna seperti bayi koala dan membawanya keluar kamar mandi. Mereka berjalan menuju ranjang sambil berciuman dan sesekali terbentur tembok, rak, atau bahkan lemari yang membuat Dianna memukul kepala pria itu lagi.

"Jangan memukulku terus, Dianna," kata Andrew setelah dia merasa kesal karena lagi-lagi Dianna memukul kepalanya.

"Bisa tidak? Jalannya itu santai, atau setidaknya jangan berciuman dulu. Aku tidak mau menabrak lagi."

Andrew terkekeh. "Maaf, aku tidak sengaja."

Dengan pelan, Andrew membawa wanita itu tiduran di atas ranjang, lantas kembali menyerang bibirnya tidak sabaran.

Kedua tangan Dianna melingkar di leher Andrew ketika pria itu menekan tubuh kekarnya semakin nempel dengan Dianna.

Beberapa menit kemudian Andrew melepaskan ciuamannya. Dia memundurkan wajahnya demi melihat wajah Dianna yang memerah. Jempolnya mengusap bibir bengkak Dianna dengan pelan, lantas tersenyum. Dengan napas yang masih terengah, wanita yang dibawah Andrew mengernyit bingung melihat senyum pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatuh dalam Pelukan Kakak IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang