Rai sudah rapih dengan setelan kerjanya, celana bahan panjang dan kemeja biru langit, baju yang dimasukan kecelana menunjukan gesper kulitnya. Sangat simple tapi cukup berwibawa, sangat pas bagi siapapun yang melihat setelan kerja Rai.
Mega yang juga sudah bangun karna menghirup aroma tubuh Rai, hanya menyaksikan istrinya itu mondar-mandir sejak tadi. Mungkin gugup, pikirnya.
“sebelum berangkat sarapan dulu oke”
“aku udah sarapan tadi, abis lari”
Mega mengangguk, sepertinya memang aura Rai mulai berubah. Sangat berwibawa dan tegas.
Mega tidak pernah menyangka sebelumnya jika dia akan terpesona oleh Rai, jauh dilubuk hati Mega dahulu, dia menyayangi Rai sebagai adiknya, namun ia gengsi mengakui itu, lalu perasaannya berubah benci saat Rai menjadi suami pura-puranya saat ia diketahui sedang hamil, berangsur rasa benci itu kini telah berubah total jadi rasa cinta.
Kenapa bisa satu orang memberi banyak kesan rasa dilubuk hati mungilnya, hanya seorang Raigemi yang bisa melakukan itu.
Mega berjalan kearah kamar mandi, ingin mencuci muka dan sikat gigi terlebih dulu sebelum mengantarkan Rai berangkat kerja, walau hanya sampai depan pintu rumah.
Mega merekomendasi mobilnya yang tidak ia gunakan sejak hamil, selain ngidam Mega juga jadi malas menyetir, dia sudah bergantung kepada Rai selama kehamilan.
Mega keluar kamar, mengantar Rai. Sebelum itu Mega meminta waktu sepuluh menit untuk menyiapkan bekal untuk jam makan istirahat Rai nanti, ia berpikir hanya akan membuatkan sandwitch. Rai menunggu dengan sabar.
Setelah itu Mega mengantar Rai kedepan pintu, Rai mengelus pelan pucuk kepala Mega sebelum kakinya melangkah ke garasi, namun pergerakan Mega tak terduga, Mega mencium punggung tangan Rai, bersalaman. Rai agak kaget, tidak seharusnya Mega melakukan itu, mengingat usia mereka, dan siapa Mega sesungguhnya, membuat dia tidak enak hati. Namun jauh dilubuk hatinya ada perasaan hangat.
Baru satu langkah kaki Rai maju, Mega kembali memanggil namanya. Rai langsung berbalik untuk menerima panggilan Mega.
“aku boleh minta sesuatu? Sebelum kamu kerja”
“apa itu?”
“cium” Mega menundukan kepala, ucapannya agak samar karna menggunakan nada lemah, sedangkan Rai kembali dibuat kaget.
Namun Rai tetap menghampiri Mega, saat Mega melihat ujung sepatu fantople coklat sudah bersentuhan dengan ujung sendal bulu rumahnya, ia mengangkat kepalanya.
Tatapannya langsung beradu dengan tatapan lembut Rai. Tanpa menunggu Rai mengecup pipi Mega, saat akan menarik wajah lengan Mega langsung melingkar cepat ke leher Rai, dengan lembut mega menyatukan bibir. Hanya menempel namun mampu mempercepat desir darah Mega.
Rai mematung ditempatnya, menatap punggung Mega yang sudah berjalan cepat meninggalkannya, lucu sekali saat wajah Mega bersemu malu seperti itu.
•••••
Rai masuk ke kantor barunya, saat dia menanyakan kepada resepsionis ruangan HRD dan saat dia menyebutkan nama, petugas resepsionis itu malah memberikan id card khusus karyawan kepadanya.
Nama dan fotonya sudah tercetak jelas di id card itu, jabatan yang dia sandang juga sudah tertulis disana.
Saat masih meneliti id card yang baru saja diterimanya seseorang menghampirinya, dengan senyum ramah Rai menyapa wanita yang kini berada dihadapannya.
“hai, perkenalkan, aku Lovandraly panggil aja Lovan, aku asisten general manager. Kamu Raigemi kan?”
“iya mbak” Rai mengangguk dan melempar senyum terbaiknya.
“ayo, aku antar keruangan kamu”
Rai mengikuti langkah Lovan, saat sudah didalam lift Lovan memencet angka sepuluh. Lift mulai naik dan berhenti dilantai sepuluh. Ruangan yang ditunjukan Lovan berada dipaling ujung.
Rai agak kaget saat ruangannya sangat luas dan nyaman, ada dua meja kerja lengkap dengan kursinya, sofa lengkap beserta meja kecil ditengahnya, didalam ruangan itu cukup lengkap dengan mesin printer dan mesin foto copy, meja yang sudah terdapat komputer. Ruangan bernuansa putih ini terlihat sangat rapih dan bersih.
“meja kamu yang dipojok sana, dan meja aku yang disudut ini, kalo kamu mau tanya-tanya bisa langsung panggil aku, oke”
“baik mbak, mohon bimbingannya. Maaf jika saya merepotkan mbak untuk kedepannya”
“jangan terlalu formal santai aja kalo sama aku”
Rai hanya mengangguk, tidak lupa senyumbterbaiknya yang tidak luntur sejak tadi. Setelahnya mereka berdua melangkah ke meja masing-masing.
Rai mulai mengisi komputernya dengan aplikasi dan mengaktifkan program yang dia butuhkan untuk pekerjaannya. Seperti yang sudah dijanjikan hari ini Rai hanya akan mengurus komputernya, berkenalan dengan komputernya agar lebih nyaman nantinya dengan pekerjaan yang akan ditekuninya.
•••••
Sejak tadi Mega hanya bersandar pada headboard kasurnya, dari ujung kaki sampai lutut dibiarkan tertutupi selimut dan Mega tengah menatap lekat selimut itu sekarang.
Pikirannya berkecambuk, ternyata selama ini dia tidak memikirkan lelaki bajingan itu, karna dia disibuki tentang pikiran jahilnya yang selalu berpikir keras tentang rencana-rencana merusuhi Rai.
Terbukti, belum dua belas jam ia ditinggal Rai bekerja dan meninggalkannya, pikirannya kini sudah dipenuhi oleh lelaki bajingan itu
“Megan, aku mohon jawab itu anak aku kan?”
“Megan kalau itu anak aku, aku siap tanggung jawab, aku menyesal. Malam itu aku mabuk dan merusak kamu karna nafsu sialan aku”
“ini anak aku dan Rai. Jadi kamu ga ada sangkut pautnya dengan anak ini”
“siapa Rai?”
“suami aku, aku cinta dia. Kamu jangan pernah usik aku lagi”
Mega menghembuskan nafas, entah kekuatan dari mana sampai pertemuan itu tidak membuat emosinya tersulut, dia menghadapi Fedri dengan tenang.
Mega yakin, hatinya sudah berpindah haluan hanya karna seorang Raigemi. Dia merasa benar-benar membutuhkan Rai, sosok yang dimana perasaannya akan nyaman dan tenang setiap berada disisinya.
Kembali Mega memalingkan wajah dari leptopnya, padahal hanya melirik sekilas. Namun sangat sakit melihat foto Rai yang sedang bersanding dengan wanita lain, senyum dibibir keduanya sangat hangat, seolah menyalurkan ketulusan mereka.
Mega memang menstalking sosial media Rai, betapa bucinnya Rai kepada kekasihnya sampai semua postingan selalu bersama dengan kekasihnya, caption disetiap postingan adalah pengungkapan betapa Rai mencintai wanita itu, akun sosial media Rai yang diikuti lumayan banyak followers, namun dia hanya mengikuti satu akun disemua sosial medianya. Yaitu, hanya akun kekasihnya.
Mega sempat menstalking akun sosmed kekasih Rai juga, kekasih Rai, wanita yang sangat cantik, terlihat anggun dan badas dalam waktu bersamaan, wajah ayu bercampur jutek, namun wajah jutek kekasih Rai itu tidak pernah terlihat setiap ada Rai disisi wanita itu.
Bolehkah Mega egois, ingin merebut sesuatu yang masih milik orang lain?
Ya, Mega memenangkan itu, biar bagai manapun Rai sudah sah menikah dengannya, sudah terikat janji suci adalah hal yang sakral. Mega sudah bercita-cita menikah sekali seumur hidup sejak dulu, bisakah dia berusaha mewujudkannya?
Ternyata rasa cinta hadir seiring kebersamaan, Mega menginginkan kebersamaannya dengan Rai tidak akan berakhir. Merafalkan kata maaf seraya menatap lekat wanita yang sedang dirangkul Rai, foto yang terpampang dilayar leptopnya, wanita yang tetap tersenyum dengan hangat.
Tak bisa dipungkri jika perasaan bersalah sudah menyinggahi Mega sejak tadi, namun ia juga tidak bisa mengalahkan rasa cinta yang mulai tumbuh untuk Rai.
Merasa Rai begitu beruntung mendapatkan cintanya juga cinta kekasihnya.
“maafkan aku Sekar, walau aku tidak mengenalmu dan kamu juga tidak mengenalku. Semoga kamu mendengar kata maafku, memaafkanku”
GEMINIONS

KAMU SEDANG MEMBACA
Geminions (END)
Teen FictionGxG. Semua berawal dari pernikahan terpaksa. Pernikahan kontrak, bahkan perceraian yang sudah diatur waktunya. Namun semua berubah, Raigemi begitu mampu memikatku. Apa aku akan berhasil mempertahankan pernikahan pura-pura ini menjadi nyata? -Megan-