EPILOG

3.3K 165 30
                                    

16 TAHUN KEMUDIAN ...

Wanita dengan kaca mata bacanya sudah duduk dengan menyilangkan kaki sambil membaca majalah yang disediakan cafe, dengan Kemeja Oxford yang tiga kancing teratas di biarkan terbuka memperlihatkan dada mulus tanpa belahan dada karna memang dada wanita itu tidak terlalu besar bahkan mungkin tidak ada, sedangkan celana bahan hitam yang ia kenakan hanya memasukan kemaja bagian depan dan membiarkan Kemeja begian belakang terbebas, rambut sepunggung yang di kuncir Low ponytail memberi kesan simple dan ogah ribet.

cafe yang mulai ramai di kunjungi oleh para pelajar yang baru saja pulang sekolah, menjadikannya pusat perhatian, wanita itu bagai artis yang sedang berkunjung ke cafe yang berada tepat di depan sekolah Internasional Jerman itu, bahkan pengunjung cafe itu mayoritas para pelajar.

sampai wanita itu memejamkan mata kerna sepasang tangan sudah menutupi matanya kini.

"tebak Appa, ini siapa"

"aduh siapa ya?" Tanya Rai berlakon.

Gemi tertawa terbahak malu dengan kekonyolannya sendiri, beberap pengunjung cafe semakin tertarik menatap kearah mereka, siswa ganteng dan populer sekolah mereka yang terkenal dingin sedang bercanda sampai tertawa dengan ibunya yang sangat cantik dan keren di mata para siswa siswi pengunjung cafe itu.

"adik kamu mana? pasti di tinggal lagi"

"Appa, Nio kan udah gede Pa dia udah dia udah kelas dua SMP, bentar lagi aku lulus loh ga bisa jagain dia lagi" ucap bawel Gemi yang kini sudah lebih tinggi dari pada Rai, remaja berumur delapan belas tahun itu memiliki tubuh jangkung dan sedikit tubuh yang berbentuk kerna aktifitas olahraganya yang padat.

"abanggggg!" teriakan wanita mengambil atensi seluruh cafe kembali, wanita dengan tubuh mungil menggenakan seragam Takewondo sudag berjalan cepat membawa dua tas di punggungnya.

Veeranio Clay Benji, berjalan dengan langkah besar menghampiri Rai dan Gemi, lemepar satu tas yang terlihat agak berat kepada Gemi yang kini sudah tertawa terbahak berhasil mengusili adiknya itu.

anak Rai dengan Sekar itu menatap tajam kakak laki-lakinya yang masih tertawa disana. sebagian siswa siswi yang ada dicafe yang sudah tau bahwa Gemi dan Veeranio tidak pernah akur sudah terbiasa dengan aksi keributan mereka dua pelajar populer sekolah itu bagai pengisi tontonan untuk pelajar lain di sekolah, namun melihat Gemi dan Nio kini berada di satu meje dengan wanita yang sepertinya pawang mereka menjadi menatap mereka dan menunggu aksi mereka berikutnya.

"Pa, bang Ge tu ngelempar tasnya ke tempat latihan aku terus kabur gitu aja, aku jadi di suruh pulang duluan sama Choach aku" adu Veeranio membuat Gemi menghentikan sisa kekehannya.

"tapi benerkan Pa, biar dia pulang"

"udah-udah, kalian itu kalo bareng ga bisa ya ga berisik?"

Veeranio menaikan sebelah bibir atasnya mengejek Gemi, sedangkan Gemi mengembang kempiskan hidungnya untuk aksi ledekan balasan. sampai wanita di hadapan mereka menyilangkan tangan di dada, Veeranio ikut duduk bersama Gemi.

"Appa jemput aku kan? ko abang juga disini?" tanya Veeranio setelah mengminum habis es teh dari gelas yang berada di hadapan Rai

"Appa kan mau jemput kalian"

"abang kan bawa motor Pa, terus pak Bim kemana ko ga bisa jemput aku?"

"jadi kalian ga senang Appa yang jemput"

"eh, engga engga" jawab mereka kompak, lalu Gemi menyenggol lengan Veeranio dengan sikunya

"kalian mau makan dulu atau mau langsung pulang?"

"pulang aja Pa, aku cape" jawab Gemi

"yaudah makan di rumah aja ya Buna sama Amma udah masak buat kita, nanti malam kita berangkat ke vila udah ada aunty Bri sama Aunty Jihan ada Oma Claudia sama Eyang Mela juga disana"

"yee udah tau Buna sama Amma masak, niat banget ya Pa bikin kita di marahi" untuk kali ini Gemi mengangguk dengan ucapan adiknya itu, membuat Rai tersenyum.

ketiganya pun berdiri dan meninggalkan cafe, Rai berjalan lebih dulu di buntuti anak laki-lakinya yang tampan dan mempesona juga anak perumpuannya yang baru berusia lima belas tahun namun sudah ditawari menjadi model dari berbagai macam agensi, kecantikannya sepertinya tertular dari tiga wanita yang menjadi ibunya walau dari ketiga wanita itu salah satu merangkap menjadi bapak!

-----

Malam hari Vila keluarga yang sangat jaranng di kunjungi itu menjadi sangat hangat karna di datangi keluarga besar. tambah besar lagi karna Jihan tengah mengandung anak keduanya.jangan ditanya siapa ayah dari anak itu karna tidak ada ayah, adanya Brisata.

yang ternyata berhasil mendapatkan Jihan, kakak Rai yang akhirnya mendapatkan kakak Sekar, sangat lucu sudah silsilah keluarga ini.

Gemi sudah membakar sosis dan daging di atas panggangan bersama Rai, Sekar dan Mega sudah menyusum meja yang akan mereka tempati untuk makan sedangkan Veeranio sedang mengasuh keponakan perumpuannya, kini mereka sedang bermain playstation. sedangkan Jihan yang tidak mau di tinggal Brisata keduanya memilih duduk bersama Mela dan Claudia di kursi yang tidak jauh dari kolam renang, kolam renang di halaman belakang yang bersatu dengan taman mini tempat Rai dan Gemi membuat BBQ menyaksikan Sekar dan Mega juga yang dudah selesai menata meja. keduanya ikut repot di area bakaran.

"sayang, Mega sama Sekar pernah berantem ga ya? ko mereka akur" tanya Jihan berbisik ke Brisata yang juga sedang memperhatikan mereka.

"kamu liat kan, laki-laki remaja yang berdiri di antara mereke bertiga, itu adalah pilar mereka"

"Gemi?"

"tentu saja, Gemi mengikuti jejak Rai yang mencintai Sekar dan Mega tanpa membeda-bedakan, lalu menurun ke Veeronika yang memiliki hati seperti Rai dan Gemi Sekar dan Mega jadi ga punya celah untuk saling cemburu" lalu Brisata mendekatkan bibirnya ke telinga Jihan "Mega dan Rai tidak pernah bercerai, karna status perceraian meraka hanya di pengadilan, bukan dihubungan mereka" bisik Brisata dengan suara yang sangat pelan.

anehnya Jihan tersenyum, padahal jika saja di telusuri itu sama saja adiknya di selingkuhi, namun sepertinya kata itu tidak berlaku diantara Mega, Sekar dan Rai.

"Buna... Ammah.. Appa bang Ge" teriak nyaring yang tiba-tiba saja terdengar dari arah balkon membuat semua pasang mata menatap kearahnya, walau nama sebagian tidak termasuk kedalam teriakan.

"aku berhasil bikin Mida tidurrrrrrr.. aku udah siap punya adekkkkkk.." sontak teriakan itu membuat semuanya tersenyum bahkan Brisata sudah tertawa

sedangkan Rai tersenyum namun tersipu "siapa yang mau kamu hamilin?" pertanyaan Sekar membuat Rai tersedak ludahnya sendiri.

"Mega, kamu udah siap hamil?" kali ini pertanyaan Sekar membuat Mega tersedak, tentu saja tersedak ludah sendiri juga.

Sekar memang tidak pernah melarang hubungan Rai dan Mega jika lebih intim, namum pertanyaan yang Sekar lontarkan didepan Gemi membuat Gemi menatap penuh arti ke Appanya yang kini sudah bersemu.

"gimana Pa rasanya punya dua istri yang akur?" Tanya Gemi berbisik, berniat menggoda Appanya itu

Rai menggelengkan kepala dengan senyum di bibirnya. Sepertinya memang keluarga kecilnya tidak bisa lebuh waras lagi, karna bahkan mereka penyuka sesama jenis saja sudah tidak terlalu waras.

Harapan meraka hanya kepada anak-anak mereka remaja dan anak kecil mereka jangan sampai mengikuti jejak orientasi mereka.

Gemi tersenyum saat melihat Ammanya tersipu malu disana. Bahagia Ammanya hanya pada Appanya juga dirinya. Jadi Gemi mendukung selalipun Ammanya harus mengandung adiknya.










The end

Geminions (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang