32

2.2K 150 22
                                    

Rai melepaskan jas dengan gerakan pelan saat di depan pintu apartemen, ingin mengetuk pintu namun memilih langsung masuk saja karna tidak banyak suara dari dalam.

saat masuk Rai melihat Claudia yang tengah menyiapkan susu formula pada botol susu Gami, Claudia yang meihat Rai menatapinya pun segera mengode Rai dengan menaikan alis dan bola matanya tertuju pada sepatu Rai. Rai pun langsung mengangguk dan membuka sepatunya, lalu meletakannya pada rak sepatu.

"Mega mana mih?"

"Mega keluar sayang, katanya dia ketemu teman lamanya"

"kenapa gak vakum ASI dulu untuk Gami?"

"dia bilang hari ini ASI dia ga keluar sayang, sebelum pergi juga dia udah sempat vakum tapi ga dapet" tutur Claudia mengingat wajah sedih Mega saat tidak mendapatkan ASI, "udah kamu mandi dulu gih, pasti abis ini kamu mau megang-megang Gemi"

"Gemi belum tidur kan mih?" tanya Rai dengan semangat

"belum, lagi nonton baby tv"

Rai berdeham lalu mengangguk, dengan segera Rai menuju kamar untuk mandi, namun saat mengambil handuk pada gantungan di kamar Mandi pikiran Rai di penuhi dengan Mega, tidak seperti biasanya Mega tidak memberitahunya jika dia akan pergi keluar, bahkan dulu saat sedang hamil dan hubungan mereka masih di selimuti oleh rasa benci Mega, wanita itu tetap memberi tahunya jika ingin bepergian bahkan hanya kerumah Shaly sekalipun.

sambil mandi Rai memikirkan sikap dingin Mega sejak kemarin, merasa mungkin ada yang tidak beres, apa dia akan menanyakan pada Mega apa yang terjadi hingga dia begitu dingin?

walau sejak dulu Rai sudah terbiasa dengan sikap dingin Mega namun kali ini sangat berbeda, jauh berbeda karna Mega sudah terlanjur menunjukan sikap hangatnya.

hanya beberapa menit Rai menggunakan waktu untuk mandi dan merapihkan sedikit kerjaannya namun saat amsuk kekamar Claudia anaknya sudah tertidur pulas di kasur Claudia yang terihat sangat nyaman. Claudia juga tengah membaca majalah Korea lama di kasur tepat di samping Gemi.

Rai menghampiri mereka, menyelip di tengah-tengah, memeluk Gmei dengan lembut agar Gemi tidak teerbangun, Rai mengecupi pipi gembul Gemi dengan lembut juga walau sebenarnya dia sangat Gemas.

"udah jangan di gangguin anaknya" mendengar ata anaknya yang keluar dari mulut Claudia mengingatkan Rai dengan Mega yang kala itu ngidam mangga muda, kata anaknya saat itu terdengar aneh di telinga Rai, namun kini kata-kata itu membuatnya senang.

"mih"

"hem"

"Mega gak bilang dia mau kemana?"

"engga, cuma izin keluar aja menemui temannya, biarin aja istri kamu keluar, manjadi ibu di usia muda itu berat" mendengar ucapan lembut Caludua Rai merasa hanyut, ia mendekat kearah Claudia yanh duduk bersandar pada headboard, membuat Rai menjadikan paha Claudia sebagai bantal dan memeluk kaki ibunya itu.

"mamih juga hamil muda kan?"

"tentu, Papi kamu itu takut banget kehilangan Mamih pas oma sama opa kamu jodohin kita, papi kamu sangat mencintai Mamih, tapi mami ga bisa ceritain untuk saat ini karna kamu butuh istirahat, sana masuk kamar kamu"

Rai merasa kecewa karna posisinya saat ini sudah sangat nyaman, namun ia menuruti Claudia, karna untuk kali ini Rai melihat Claudia yang biasanya bergantung dengan asisten rumah tangga dan asisten kini mengurus apartemen bagai ibu rumah tangga, pasti Maminya juga lelah.

saat Rai ingin mengambil Gemi, Claudia menepuk tangan Rai, "Mami nyuruh kamu kembali ke kamar untuk istirahat bukan bawa cucu mamih juga" ucap jutek Claudia, Rai tidak menjawab hanya merengutkan bibirnya lalu beranjak pergi.

saat Rai menutup pintu mata Claudia terasa hangat. dia sungguh mencair hanya karna Rai bersikap manja kepadanya hingga rasanya seperti kasmaran karna anaknya sudah tidak dingin kepadanya seperti pertemuan pertama, ini sungguh luar biasa, anaknya bukan orang yang pendendam dan memiliki hati yang lembut.

****

saat menutup pintu kamar Mamihnya, barsamaan dengan pintu utama yang terbuka, Rai melihat Mega masuk dengan tatapan kosongnya, seperti sikapnya memamng seperti itu sejak kemarin.

Mega yang menyadari Rai menatapnya sejak tadi langsung tersenyum kearah Rai "kamu udah pulang, aku kira bakal aku duluan yang pulang" ucap Mega agak berbasa-basi, saat melihat Rai menghampiri dirinya jantung Mega berdegup kencang. ini degup rasa khawatir, Mega seperti orang yang sedang menyembunyikan perselingkuhan rasanya.

saat sampai di hadapan Mega, Rai membantu melepaskan jaket Mega. "kamu harus mandi, kamu bau alkohol"

"aku gak minum ko tapi" ucap Mega panik, dia sendiri tidak tau kenapa dia panik, padahal yang di ucapkannya sebuah kejujuran.

saat Rai mendekatkan wajahnya kewajah Mega, Mega agak memundurkan kepalanya menjauh, jantungnya tiba-tiba saja di liputi rasa takut, dia menanr-benar merasa bersalah karna belumbisa mengatakan yang sebenarnya kepada Rai.

"aku percaya, mulut kamu wangi jus apel, hanya jeket kamu aja yang bau bir"

"harus percaya, karna aku busui, nanti anak kita dapet kualitas ASI yang buruk emang kamu mau?" Mega mengomel sambil melepaskan sepatunya.

Rai tersenyum lalu menggeleng, perlahan Rai merasakan Mega yang dia kenali. "oh iya Mah, malam ini anak kita tidur sama Mami ya, Mamih yang mau" mendengarkan ucapan ceriwis Rai membuat janatung Mega berdegup, kali ini jantungnya berdegup dengan rasa nyaman dan bahagia.

Mega memutuskan untuk mandi saat masuk kekamar, dia masih belum sanggup jika harus berkomunikasi dengan Rai, rasanya Paradoks. dia merasakan ketegangan karna sudah menemui Fedri secara diam-diam, walau tidak ada yang terjadi namun dia merasa bersalah karna seperti menyembunyikan hubungan di belakang Rai, namun hatinya juga bahagia Rai bersikap manis hari ini.

selesai mandi Mega keluar dan langsung melihat Rai yang tengah duduk di meja kerjanya, dia hanya memainkan ponselnya disana. Mega menghampiri berdiri di samping Rai, Rai yang menyadari kehadiran Mega meletakan ponselnya dengan asal, menengadahkan kepalanya agar bisa melihat wajah Mega, naun tatapan Mega begitu teduh menatapnya.

Rai terkejut saat tangan dingin Mega menyentuh pipinya, tangan Mega juga menyisir rambut Rai untuk di rapihkan dan untuk menahan beberapa helar rambut untuk tetap berada di belakang daun telinga Rai.

"rambut kamu udah panjang banget ya, sejak nikah kayanya kamu ga pernah potong rambut kan?"

"hem, aku mau mengimbangi kecantikan istri aku" jawaban Rai membuat senyum Mega mengambang, dia sangat malu dengan jawaban Rai. bahkan Rai sudah cantik dan tidak perlu mengimbangi kecantikan Mega lagi karna dia sudah memiliki julukan cantik dan tampan.

"apa arti hubungan kita untukmu Rai, kadang kamu seperti menolak hubungan ini, kadang kamu seperti orang yang menginginkannya" ingin Mega mengucapkan kata-kata itu, namun kata-kata itu hanya terucap di kepalanya.

Mega duduk di panguan Rai tanpa meminta izin Mega melakukannya, ia masih mengenakan bathrobe, rambutnya pun masih di cepol karna baru selesai mandi dan tidak keramas, dia sama sekali belum bersiap untuk tidur walau energinya seperti sudah habis terkuras.

"cape banget ya?" bisik Rai saat tangannya sudah melingkar di pinggang Mega, posisi pelukan mereka yang berhadapan membuat Mega menahan melingkarkan kakinya ke kaki kursi, menahan dagunya di bahu Rai dengan nyaman, menghirup aroma tubuh Rai yang selalu berhasil memberikan kenyamanan.

"kalo cape kita istirahat ya" ucap Rai lagi karna tidak mendapatkan respon, bahkan sekarang pun ucapannya tidak di jawab hanya di respon dengan gelengan kepala yang hanya Rai rasakan.

Rai mempernyaman posisi pelukan dengan sebelah tangannya yang menahan bokong Mega agar tetap dalam posisi yang sepertinya sudah nyaman untuk Mega. Rai mengelus bahu Mega denagn sangat lembut berharap apa yang dia lakukan bisa memberikan sedikit rasa nyaman yang bisa memperbaiiki mood Mega.

setelah beberapa Menit, Mega mengangkat kepalanya dan memundurkan tubuhnya agar memiliki jarak dengan Rai, mata mereka langsung bertatapan dan saling menyelami, mata Rai begitu lembut memandangnya, bahkan Mega merasakan kedipan mata Rai seperti slowmotion yang membuat hatinya berdegup.

Mega memperhatikan indah bulu mata lentik Rai, beralih melihat ke alis tebal nan rapih Rai, lalu hidung mancung Rai, dan berhenti cukup lama untuk menatapi bibir Rai, wajah ini yang membuatnya terpesona dan jatuh dalam rasa enggan melepaskan.

Rai yang merasa Mega memperhatikannya begitu intim, melakukan hal yang sama. benar jika Shaly selalu berkata istrinya adalah primadona di kampusnya dulu, karna wajah Mega tidak pernah membosankan di pandangi, Rai sanggup memandang wajah ini sampai mata hari muncul, bahkan sejak dulu Rai tidak pernah bosan melihat wajah yang cantiknya sangat ayu, bibir tipisnya seperti wanita keturunan ningrat yang terawat dan tergaja.

tenggelam, mereka terlena, wajah mereka sudah mendekat dan bibir yang kini telah menyatu dengan gerakan yang lembut, walau berjalannya waktu ciuman mereka selalu memiliki peningkatan tempo.

Rai mempererat pelukannya pada tubuh Mega, dengan perlahan tapi pasti Rai membuka Bathrobe yang Mega kenakan, jekpot untuknya karna Mega tidak mengenakan apapun lagi di dalamnya. Rai tersenyum saat ciuman masih berlangsung, Mega yang ,malu menggigit bibir Rai agar kembali terbuka dan memberi akses.

malam ini akan mejadi malam yang panjang.



















GEMINIONS

Geminions (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang