Mega keluar dari kamar saat matahari sudah memunculkan ronanya, ia langsung melihat Rai yang masih tertidur dipeluk Brisata juga Jinan. Anehnya mereka terlihat manis sekarang, entah apa yang akan terjadi ketika ketiganya sudah bangun.
Mega mencium aroma Jahe dari arah dapur, Mega pun melangkahkan kakinya ke dapur. Dan benar dugaannya sudah ada Claudia disana, sedang mengaduk panci dengan lembut.
"Pagi mih" sapa Mega dengan suara serak
"Pagi sayang, udah bangun?" tanya Claudia, tidak menoleh sama sekali karna fokus dengan panci dengan air rebusan jahe yang hampir matang.
Sejujurnya Mega tidak tidur dengan benar, karna ia kesulitan tidur semalam. "Gemi belum bangun Mih?"
"belum sayang, maaf ya semalam mamih gak ikut perayaan kalian, maklum mamih udah tua jadi ikut ketiduran pas nidurin Gemi"
"gapapa kok mih, sukur juga mamih ga ikut, ngadepin tiga orang aja udah pusing aku, apa lagi Mami bisa-bisa mamih jewer telinga mereka" jawab Mega tersenyum lembut sambil menaikan lengan baju kaosnya, lalu ia membantu mencuci piring, Claudia sudah geleng-geleng membayangkan Mega yang kewalahan mengurus tiga wanita mabuk semalam.
sampai suara tangis Gemi membuat Mega dan Claudia tersentak panik, namun keduanya tidak beranjak saat melihat Rai yang sudah lari dengan terhuyung ke arah kamar Claudia, sepertinya saat mendengar tangisan Gemi Rai langsung terbangun dan beranjak lari, karna itu larinya gontai, bahkan sempat menabrak meja.
Claudia memperhatikan ekspresi Mega yang menatap Rai dengan dingin, tatapan itu tidak pernah dilihat Claudia, dan hari ini ketika Claudia melihatnya jadi merasa ada hal tidak beres terjadi.setelah menyelesaikan mencuci piring Mega berpamit pada Claudia untuk memandikan Gemi terlebih dahulu. dengan ragu Mega masuk kedalam kamar Claudia di mana ada Gemi dan Rai disana, entah kenapa Mega masih enggan melihat Rai, hatinya masih begitu perih tanpa alasan. bahkan jika alasannya Rai bertemu dengan Sekar pun, Mega masih tidak mengerti mengapa hatinya begitu pedih.
Mega masuk kondisi di kamar begitu hening, Ternyata Rai tengah tertidur kembali dengan Gemi yang juga tertidur dipelukan Rai, sangat manis, tapi Mega masih tidak bisa tersenyum melihatnya, walau begitu matanya tidak bisa berpaling dari pemandangan di hadapannya.
Mega kembali mendekat dan mulai mengusik tidur Gemi, sudah terlalu lama Gemi tertidur, sudah waktunya mandi jadi Mega akan mengusik tidur anaknya itu, namun saat Gemi menggeliat Rai yang membuka mata dan langsung menatap Mega dengan tatapan sayu yang tidak bisa Mega artikan, apa maksud dari tatapan yang begitu hangat namun dingin secara bersamaan.
Rai melepaskan peluknya dari Gemi dengan hati-hati, mengecup kening anak itu dengan manis, saat Rai duduk dan akan beranjak tiba-tiba suara rintihan keluar dari mulut Rai, Mega yang menyaksikan itu segera mendekat, melihat lutut Rai memiliki bercak darah dan sekeliling kulit pada luka itu membiru, apa saat lari dan terpentok meja tadi menjadi penyebab luka pada lutut Rai? pikir Mega
Mega menghembusakan nafas, tidak berkata apapun dan langsung meraih tisyu basah Gemi yang berada di atas nakas, langsung berlutut dan membersihkan sedikit darah yang berada di lutut Rai.
Mega yang tidak berbicara dan bersikap dingin membuat Rai merasakan sesak seperti dadanya tidak mendapatkan oksigen yang cukup, Rai memegang dadanya yang sakit namun jantungnya berdetak dengan normal tidak berdetak cepat juga tidak melemah, namun ia merasa dadanya begitu sakit.
setelah membersihkan luka Rai Mega kembali beranjak meletakan kembali tisyu basah dan akan menghampiri Gemi kembali, namun sebelum Mega melangkah lebih jauh Rai meraih tangan Mega dan menggengam dengan erat saat tangan Mega berusaha melepaskan.
"kenapa kamu begitu dingin ke aku hari ini?"
sebait kata pertama di antara mereka pada hari ini, namun Mega masih tidak bersuara dan memalingkan wajahnya menghindari bertatapan dengan Rai. Rai yang merasa Mega berbeda mengingat kembali kecupan laki-laki semalam pada kening Mega, Rai menatap Mega yang enggan menatapnya dengan mata yang mulai pedih, Raimelepaskan genggamannya pada tangan Mega dan menarik nafas lalu menghembuskan nafas sambil beranjak dan meninggalkan kamar.
Mega yang melihat itu menengadahkan kepala berharap air matanya tidak terjatuh lagi, saat genggaman tangan Rai terlepas Mega merasa ada kehangatan yang menghilang dengan cepat di gantikan oleh dingin yang menyusup.
sampai tangisan Gemi membuat Mega tersadar, sebelum itu dia menghapus air mata yang ternyata masih bisa melarikan diri dari pertahanannya, lalu dengan segara menggendong Gemi untuk menenangkan anaknya itu.
Rai menyiapkan diri untuk berangkat kerja, dimulai dengan mandi Rai meralat pikirannya, merasa benar dia bertemu dengan Sekar semalam, namun setelahnya ia tidak begitu memikirkannya sampai dia merasa itu hanyalah mimpi.
"aneh, aku percaya jika cinta Sekar sepenuhnya masih untukku, sampai aku lebih fokus pada rasa sakit saat melihat Mega di cium orang lain" Rai menatap cermin yang berembun, bayangan tubuhnya samar disana "perasaanku kepada Sekar tidak berubah sedikit pun, tapi perasaanku peda Mega ada yang aneh, rasanya sama seperti aku merasakan semua hal untuk Sekar"
Rai membayangkan tatapan Sekar yang penuh kehangatan dan cinta, lalu membayangkan tatapan Mega yang sejuk dan penuh kasih sayang, dua tatapan yang jelas berbeda ketika menatapnya, namun kenapa dia bisa memberi kedudukan yang sama pada keduanya untuk bertahta di hatinya.
selesai mandi pikiran Rai masih bekecambuk dengan Sekar dan Mega, Kenpa keduanya seolah bekerja sama untuk membuatnya cemburu, namun kerna kejadian ini pula Rai jadi tau bahwa rasa yang diberikan untuk Sekar ternyata diberikannya kepada Mega juga, walau ia yakin sama, jauh di lubuh hati Rai lebih tau, jika perasaan terhadap Sekar tetap menjadi tahta nomer satu.
bahkan jika Sekar sudah tidak lagi memilihnya, biar perasaannya menjadi miliknya.
saat Rai sedang mennguanakan kemejanya, Mega masuk membawa Gemi yang sudah di selimuti handuk, tanda anak itu baru saja selesai mandi, Rai tersenum saat Gemi menatap kearahnya dengan senyum sampai mata klecil itu menyipit. karna gemas Rai bergegas menggunakan celana bahannya dan memasukan kemeja dengan asal agar bisa lebih cepat menghampiri Gemi.
Rai menyerang Gemi dengan ciuman, aroma Gemi saat baru selesai mandi selalu mampu menenangkan Rai bagai aroma terapi, Rai meyadari jika Mega tidak bereaksi apapun, dia tetap mengurusi Gemi walau Rai sedang menggoda Gemi, yang tentu saja mempersulit Mega dalam memakaikan Gemi baju.
Rai yang sedang membukuk karna habis menciumi Gemi menengadahkan kepala untuk menatap wajah Mega, siapa sangka jika mega juga sedang menatapi dirinya dan kini mereka saling beradu pandang, menyelami manik mata satu sama lain, bahkan sejak beradu tatap tadi Mega tidak berusaha melepaskan tatapannya kearah Rai, namun tatapan itu begitu dingin wajah Mega juga hanya datar. Rai yang melihat wajah itu kembali kepada Mega saat menatapnya seperti dahulu, membuat Rai sadar, bahwa Mega yang sesungguhnya sudah kembali.
Megan Priccia Salsabila, anak majikannya yang menatapnya dingin dan menantang angkuh, walau tatapan itu sudah tidak menunjukan rasa benci namun tatapan yang selalu membuat lubuk hati Rai menggigil, telah kembali.
Mega yang tanpa sepatah katapun, Mega yang memandangnya remeh, sikap dingin dan angkuh, alis tegas, mata sayu naun tatapannya begitu tajam, persis seperti Mbak Mega jutek, yang sulu Rai sebut berdarah dingin.
mungkin ini terjadi, karna Mega sudah menyadari perasaanya sejak Fedri kembali.
Rai memutuskan terlebih dahulu tatapan mereka yang saling menyelami, memilih menatap Gemi yang sudah mengepal-ngepalkan tangan kecilnya dengan Gemas. mengecup pipi bayi gembul itu sekali lalu mengelap bekas bibirnya di pipi Gemi dengan ibu jarinya, Rai melakukan itu dengan lembut.
Rai kembali menatap Mega, dengan lembut Rai mengarahkan tangannya kewajah Mega, mengelus kening Mega dengan ibu jarinya seperti memperlakukan pipi lembut Gemi, entah kenapa Mega merasakan sesuatu yang aneh di hatinya saat melihat tatapan Rai begitu kesakitan melihat dengan serius keningnya, merasa satu hal sedang terjadi namun ia tidak mengerti.
"aku berangkat kerja ya" ucap Rai setelahnya mengecup kening Mega dengan lembut, kemudian Rai beranjak berlalu meninggalkan Mega yang masih terpaku bersama Gemi yang seperti merihik tidak iklas di tinggalkan Rai.
andai Mega bisa merihik juga untuk mewakili Gemi juga perasaannya.
GEMINIONS

KAMU SEDANG MEMBACA
Geminions (END)
Teen FictionGxG. Semua berawal dari pernikahan terpaksa. Pernikahan kontrak, bahkan perceraian yang sudah diatur waktunya. Namun semua berubah, Raigemi begitu mampu memikatku. Apa aku akan berhasil mempertahankan pernikahan pura-pura ini menjadi nyata? -Megan-