38

1.8K 134 6
                                    

Megan's pov

Kehadiran Gemi menjadi anugrah untukku, jika aku merasa sedih sekarang aku rasa itu tidak sepadan, jika aku menginginkan Rai seutuhnya yang ternyata Rai memang tidak memilihku sejak awal, Rai tidak pernah berpaling dan tidak pernah main-main dengan kesungguhan hatinya sejak dulu, dia tidak goyah walau aku yakin aku bisa membuatnya mencintaiku, yang ternyata aku yang mencintainya dan terobsesi dia membalas cintaku.

jika aku pikirkan sejak awal, Rai tidak berubah. sikapnya, perhatiannya, bahkan kepatuhannya. semua masih Rai yang dulu aku temui sebagai anak remaja yang di temukan Mommy ditruk sawit kala itu, dia masih Rai yang selalu menjagaku sebagai anak Mommy Mela.

mungkin dia memiliki batasan dan batasan itu kini sudah di puncaknya, dia berusaha mencintaiku, berusaha menggeser seseorang yang sudah lama berperan dan sudah membuat bangunan yang begitu kokoh dan megah di hatinya, tanpa di sadari bahwa kini terjadi kekacauan saat perasaan begitu tidak sejalan.

aku yang awalnya tidak ingin memiliki Rai sepenuhnya karna menyadari Rai sudah memiliki Sekar dan aku menyaksikan bagaimana mata mereka memancarkan cinta yang tulus dahulu, kini menjadi egois karna tingginya statusku yang sebenarnya setatus ini sama sekali tidak di inginkan Rai, bahkan dahulu aku menentang keras hubungan ini.

terkecoh, kenyamanan, perhatian dan sikapnya membuatku terkecoh oleh cinta yang kini tumbuh dan bersemi di hatiku, namun ada benarnya saat Rai mengatakan hubungan dia dan Sekar seharusnya baik-baik saja jika aku tidak menuntut.

aku tidak menyadari kemungkinan jika Rai yang selalu menghargai dan menuruti perintahku jadi merasa tuntutanku atas perasaanku telah membebani hatinya yang kian hari kian binbang, mungkin sebenarnya sejak awal yang dia lakukan hanya menghargaiku dan yang terjadi kepadaku hanya kesalah pahaman.

sejak dia hadir kedalam hidupku sikapnya sudah baik, dia sudah menjadi Rai yang patuh dengan segala perintah sejak dulu, aku yang seakan tidak melihat kehadirannya dulu, aku yang mengabaikan keberadaannya yang aku benci, aku menolaknya sejak dulu, sampai aku terperangkap dalam warnanya saat aku membuka mata tentang dirinya.

aku jadi tau kenapa Mommy memilih Rai, karna kemungkinan terbesarnya adalah Rai yang tidak akan pernah merendahkanku, dia tidak akan memandangku remeh, namun aku dengan semua ego yang selalu terpenuhi jadi menginginkan lebih.

aku melupakan jika dulu aku menyaksikan Rai dan Sekar menyalurkan kasih mereka, aku melupakan jika dahulu rasa cemburuku tidak menuntut untuk memilikinya, aku melupakan jika mereka sudah dalam waktu yang lama, aku melupakan bahwa Rai dan Sekar adalah sentuhan pertama mereka masing-masing, ketika aku melupakan itu semua, aku merasa paling tersakiti.

tanpa sadar, semua kekacauan yang terjadi karna rasaku dan egoku yang merusak.

dahulu aku merasa hangat melihat tatapan Rai yang menatap Sekar dengan cinta yang besar, aku di penuhi rasa cemburu saat itu namun hatiku tidak menginginkan dia lebih besar dari pada kehadirannya, saat aku membalikan itu kekacauan terjadi.

saat percintaanku hancur, dan kini aku adalah penyebab hancurnya cinta seseorang, membuatku berpikir mungkin aku sedang melakukan kesalahan dan permbenaran dalam waktu bersamaan, sebuah perasaan paradoks menentukan apa yang paling benar dan salah/.

tok.. tok!

dengan cepat aku menghapus air mataku, lalu menyuruh si pengetuk pintu masuk, kak Jihan membuka pintu perlahan, aku tersenyum kearahnya walau aku yakin kak Jihan tau jika sembab di mataku adalah bekas luka yang tidak bisa di ungkapkan.

"aku boleh masuk?"

mendengar ucapan lembut kak Jihan aku mengangguk, senyum di bibirnya persis senyum seseorang yang sejak tadi mengganggu pikiranku.

"aku gatau apa alasan aku nyamperin kamu kesini, tapi aku tau yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Sekar" benar, tebakan kak Jihan tidak meleset, aku jadi tidak bisa memberikan jawaban, bahkan anggukan atau gelengan kepala saja aku tidak memberikannya.

"aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya ka"

Aku melihat kak Jihan menghembuskan nafas panjang walau tidak dengan kasar, dia cukup lama tidak bersuara sampai akhirnya dia menatap mataku lagi "kakak gatau ini bisa membantu kamu atau tidak, tapi aku yakin kamu akan mengerti. Sekar dan Rai sudah berjuang cukup jauh, luka yang mereka hadapi mereka sembuhkan bersama, saat mereka mencari restu dan berusaha mendapatkannya mereka adalah dua orang yang yakin kedepannya hubungan mereka akan baik-baik saja dengan rintangan apapun karna rintangan besar mereka sudah mereka lewati di awal. yaitu sebuah restu"

aku terdiam, aku sedang menghadapi seseorang yang mengikuti hubungan Rai dan Sekar. sampai kak Jihan melanjutkan "aku yang memberikan keduanya Restu, karna aku yakin mereka bisa melewati ujian dalam hubungan mereka, sampai kakak tau jika Rai akan menikah, saat itu kakak tau bahwa hubungan mereka sedang dilanda kesakitan, kakak tidak tau siapa yang lebih sakit antara Sekar dan Rai, yang kakak tau saat itu hubungan mereka tetap mereka jalani seperti biasanya, sampai Sekar berkata akan mencoba melepaskan Rai, aku tidak pernah yakin dengan keputusan itu, keputusan yang membuat hilangnya senyum mereka, aku tidak mau menyudutkan kamu, karna aku yakin kamu dan Rai sudah memiliki perasaan kalian tersendiri"

"aku sebenarnya tidak benar-benar tau apa yang aku inginkan dari Rai kak, semunya tidak terlihat jelas, aku menginginkan Rai terus berada disisiku karna aku sudah mulai terbiasa dia ada di sekitarku, dan yang aku rasakan adalah rasa takut jika Rai tidak ada lagi disisiku, aku takut merasa kekepian, aku takut Gemi merasa kesepian. aku lebih tkut saat aku tidak bersama Rai tidak ada lagi yang mengunjungi aku dengan Gemi kak"

aku mengatakan yang sejujurnya, namun aku melihat senyuman dari kak Jihan yang tidak aku mengerti, senyum itu begitu mengingatkanku dengan pertemuan pertama kali aku dengan Sekar, bukankah senyum Sekar saat itu juga semanis senyum kak Jihan?

"rasa takut yang belum kamu alami ya? aku mau tanya dan mungkin kamu harus mengatakan yang sejujurnya, apa kamu benar-benar mencintai Rai?"

aku tersenyum mendengar pertanyaan itu, benar. apa aku bener-benar mencintai Rai atau hanya ketakutan dia tidak berada disisiku saat tidak lagi bersamaku?

"aku mencintai Rai" jawabku dengan yakin "walau rasa cintaku tidak mungkin lebih besar dari cinta Sekar kepada Rai" lanjutku dengan yakin juga.

aku berkata dengan yakin, karna aku mengingat saat pertemuan pertamaku dengan Sekar. bukankah sudah sejak lama aku mengetahui hubungan mereka dan sudah menyaksikan bahkan merasakan ketulusan mereka.

aku memutar kembali ingatanku saat Mommy mengatakan jika saat aku melahirkan Sekar menemani Mommy diruang tunggu, Sekar memaksa Rai menemaniku, padahal saat Mommy menceritakan itu aku yakin Sekar sedang mengesampingkan rasa cemburunya.

saat Gemi lahir dan Sekar menjenguku, menungguku dan mengurus Gemi, saat itu Sekar juga mengesampingkan rasa cemburunya, apa jika posisinya dibalik aku akan memperlakukan Sekar sama dengan yang Sekar lakukan kepadaku?

aku yakin begitu mencintai Rai sampai melupakan seseorang yang aku cintai sudah memiliki cintanya yang bahkan aku ketahui. apa ini ego yang tumbuh dan menutup semua yang sudah aku ketahui sebenarnya.

"aku yakin kamu sudah memiliki tempat tersendiri di hati Rai, jika dia melukaimu mungkin itu adalah sebuah kesalahan dia, karna dia sedang bingung dengan perasaannya, sesungguhnya Rai adalah orang yang paling luluh lantah dari hubungan kalian, karna dia dalah seseorang yang harus memilih dalam pilihan yang sangat sulit, jika dia melukai perasaanmu mungkin itu bukan hal yang di sengaja" kak Jihan mengelus lututku dari balik selimut, aku tidak menyangka bahwa kak Jinan begitu lembut. apa perasaannya juga terganggu?

apa perasaanku yang begitu gigih ingin memiliki Rai, mengusik banyak perasaan orang-orang yang berada di sekitarku?

namun aku tidak pernah menyangkal, jika aku mungkin sudah melakukan hal yang keliru. Shaly pernah mengingatkanku tentang perasaanku yang tidak mungkin bisa tergapai karna Rai sudah memiliki perasaan yang begitu kokoh untuk Sekar. saat Shaly mengingatkanku saat itu aku seolah tutup telinga dan kini aku mengerti kenapa Shaly tidak pernah mendukung perasaanku sejak awal. karna Shaly telah mengenalku lebih lama.

"lo tau kan Meg, lo selalu ngelepasin apa yang udah lo dapetin, itu lo. lo penuh obsesi karna sejak dulu lo selalu mendapatkan apa yang lo inginkan, jika lo tidak bisa mendapatkan Rai, mungkin lo akan membenarkan pikira lo dari pada hati lo"

ucapan Shaly malam itu sudah terjadi, dan aku bingung untuk memperbaikinya sekarang.

















GEMINIONS

tidak ada edit untuk saat ini karna akan di romah dari chpter 1 sampai ending, wkwkwkwkwkwk kalo ada typo yang bikin ga nyaman, di nyaman-nyamanin aja dulu ya

Geminions (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang