Rai pulang dengan kondisi baju yang lumayan basah, walau airnya tidak menetes. saat memasuki rumah yang lumayan dingin dengan AC badannya agak menggigil kedinginan, ia memperhatikan kondisi rumah yang agak sepi, tidak seperti biasanya.
menaiki satu persatu anak tangga perasaannya agak gusar, ini untuk pertama kalinya ia pulang dalam kondisi konyol, karna asik galau bersama Brisata di rooftop mereka sampai tidak perduli hujan turun dengan lebat secara tiba-tiba.
sebelum membuka pintu kamar Rai menyempatkan menghirup udara dengan kasar dan melepaskan nafas dengan pelan. sepertinya menyembunyikan rasa yang begitu nano-nano dalam hatinya tidak akan mudah kali ini.
"eh? kalu udah pulang?"
Rai terperanjat saat pintu yang mau di bukanya sudah dibuka lebih dulu dari dalam oleh Mega, Rai langsung tersenyum nyaman, menghirup aroma kamar yang sangat khas dengan wangi Gemi. Rai berdeham lalu melangkah kecil untuk mendekat kepada Mega, "baru aku mau buka pintu, keduluan sama kamu"
"eh, kamu ko basah?" dengan cepat Mega berlari ke arah kamar mandi, lalu kembali dengan handuk kering, dengan cekatan Mega menaru handuk itu di kepala Rai dan menggosoknya perlahan untuk mengeringkan rambut Rai yang sebenarnya sudah tidak terlalu basah.
dengan lembut Rai meraih tangan Mega yang masih mencoba mengeringkan rambut Rai, "biar aku mandi dulu, baru nanti kamu bantu aku keringin rambut, mau?" tanta Rai dengan senyuman yang terlihat nyaman, Mega mengangguk lembut dan membiarkan Rai masuk kekamar dengan kondisi basah yang sudah agak mengerig.
"aku tau cemburu itu menyakitkan Rai, aku sudah merasakannya sejak lama, namun aku tidak rela melihatmu dalam kecemburuan, ini semua salah aku sejak awal, harusnya kamu dan Sekar tidak menjadi seperti ini" gumam Mega dengan suara berbisik lirih
Mega melihat Gemi yang nyaman dalam ranjang bayi yang terlihat sangat nyaman, suasana hati Mega dan Rai sedang tidak baik pasti anaknya juga ikut merasakannya karna itu Gemi agak rewel seharian, bahkan anak itu beru saja pulas tertidur saat suara mobil Rai terdengar, bahkan Mega menunggu Rai masuk ke kamar mereka cukup lama sampai dia tidak tahan dan akhirnya membuka pintu dan menyaksikan kondisi mengenaskan Rai.
Hati Mega cukup terisis menyaksikan Rai yang mempertahankan senyimnya dengan baik walau sebenarnya Mega cukup lebih dari tau saat Brisata mengatakan ia habis mandi hujan dengan Rai yang tidak berhenti menangis dalam pelukan wanita itu walau hujan turun cukup deras.
***
deru pengering rambut cukup mengisi kehampaan ruang televisi lantai dua, Mega memilih ruang Keluarga yang berada tepat di depan kamarnya saja untuk mengeringkan rambut Rai, selain tidak mau mengusik tidur Gami yang sejak siang sulit tidur karna rewel ia juga ingin berdua saja dalam suasana hening seperti ini, menunggu Rai mengatakan sesuatu namun wanita jangkung itu hanya nyaman duduk di karpet,sedangkan Mega yang mengeringkan rambutnya dengan hairdayer fokus dengan rambut Rai yang kini hampir kering.
"kamu liatkan, baju aku basah semua karna payungnya kebawa angin dan kamu milih lari"
dua wanita berseragam SMU tertawa bersama saat menyaksikan penampilan acak-acakan masing-masing, "gapapa sayang, besokan kita udah ganti seragam"
"hemm, seragam faforit kamu. karna gak harus pake rok kan, dasar lanang" wanita lebih pendek dengan rambut panjang meninju kencang lengan wanita tinggi di hadapannya, lalu tersenyum "tapi kamu emang ganteng banget pake seragam itu, cocok"
"jelas, karna itu aku milih sekolah ini, karna seragam siswinya juga celana, gapapa lah kalau sehari pake rok" wanita dengan manik mata kehijauan itu kini agak membungkukan badan, bergegas menurunkan sedikit baju seragam wanita di hadapannya, karna baju yang basah dan menempel pada kulit memuat seragam itu agak naik dan menunjukan sedikit perut kekasihnya.
"ah, itu busnya" ucap Sekar dengan semangat, mengalihkan rasa berdebar pada Rai yang masih memegang ujung kemeja seragam Sekar. merekapun segera mamasuki bus dengan baju basah mereka, tertawa di antara pengguna kendaraan umun yang nampak cuek dengan tingkah anak sekolah dengan candaan mereka.
saat mereka sampai tujuan Sekar langsung menarik tangan Rai untuk masuk ke gedung yang sudah mereka tuju sejak awal, Apartemen Jinan.
mereka begantian mandi, setelahnya mereka menonton film drama yang mereka belum sempat tamatkan.
"kamu mau aku bawain bekal apa besok sayang?" tanya Sekar dengan mata yang masih fokus ke televisi namun mengeratkan peluknya menjadi posisi yang lebih hangat di dalam bekapan Rai
"apa aja pasti aku makan sayang"
"tapi aku lebih seneng kalo kamu request, lagi mau apa. kaya pas kamu minta dibikinin nasi goreng pake sayur atau pas kamu minta di bikinin sayur sop bakso"
"asal bekal yang simpel dan gak ngerepotin kamu"
"gak repot sayang, aku suka masak, apa lagi itu buat kamu"
Rai tersenyum lembut lalu mengecup kening Sekar, mengeratkan pelukannya agar Sekar makin dalam dibekapannya, sampai mereka berdua tertidur di sofa dengan selimut yang menjadi saksi bahwa peluk mereka didalamnya jauh lebih menghangatkan. selalu saja melewatkan film yang sedang di tonton dan melupakan apapun saat sudah berdua, terkurung rasa nyaman membuat mereka asik sendiri dengan dunia mereka.
"Rai"
"AH, ya?" Rai terperanjat, mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya tersadar jika bibirnya masih tersenyum, Rai melunturkan senyumnya lalu mengerutkan alisnya tersadar dia sudah larut dalam masa lalu, karna kini sudah tidak terdengar binyi hairdrayer, bahkan rambutnya sudah kering sempurna.
"trimakasih ya" ucap Rai tersenyum kearah Mega, Mega membalas dengan dehaman membalas senyum Rai dengan anggukan kecilnya.
"mau pesan makan gak, kamu pasti belum makan kan?"
"tapi aku gak laper"
"kalau gitu aku yang laper, sini aku pinjam hp kamu buat pesan makan"
Rai mengangguk lalu menyerahkan ponselnya, Mega memesan makanan untuk dirinya dan untuk Rai, seperti biasa Mega tau Rai tidak akan menolak jika nanti sudah ada makanan dan Mega menyuruhnya untuk makan.
"sayang"
"hem" dengan cepat Rai menoleh dan menegadahkan kepala, posisi Mega yang sejak mengeringkan rambut Rai berada di atas sofa membuat Rai harus menahan kepalanya menunggu kelanjutan ucapan Mega.
"aku-"
"ya?"
Mega menggigit bibir bawahnya, nampak ragu. "aku tau dimana Sekar" kata yang keluar dari mulut Mega membuat binar mata Rai berubah, bahkan kerutan alis Rai menjadi penanda kebingungan.
"aku baru tau dari Shaly, aku minta Shaly cari tau lebih banyak tentang Sekar, karna Shaly lulusan kampus yang sama dengan Sekar, dia juga masih memiliki relasi di sana, aku cari tau ini buat kamu"
"buat aku?" tanya Rai dengan wajah bingung
"hem, aku takut, aku juga liat postingan Sekar, aku takut Sekar bersama orang yang salah apa lagi orang yang gak baik, aku-- aku merasa bersalah"
"kamu?"
Mega mengangguk kecil "aku akan jadi orang yang paling merasa bersalah jika Sekar mendapatkan seseorang yang jauh di bawahmu"
"tapi dia memilih jalan yang benar dengan memilih menjalani bersama laki-laki"
"tapi yang sebaik kamu?"
Rai menatap lekat manik mata Mega, mata yang semula tampak ragu, kini tatapan itu begitu berani dan membara seolah semua yang di sampaikannya harus diterima dengan baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Geminions (END)
Teen FictionGxG. Semua berawal dari pernikahan terpaksa. Pernikahan kontrak, bahkan perceraian yang sudah diatur waktunya. Namun semua berubah, Raigemi begitu mampu memikatku. Apa aku akan berhasil mempertahankan pernikahan pura-pura ini menjadi nyata? -Megan-