5. Pesta Topeng.

240 39 6
                                    

Thailand, 2024.

•••

Tampil menawan dengan pahatan wajah cantik rupawan, Nattanel mengenakan setelan berwarna hitam yang ia biarkan tak terkancing, leher jenjangnya terlingkar kalung berlian yang cantik, tubuh semampainya melangkah begitu percaya diri.

Orang-orang mulai membicarakan, berbisik-bisik bagaimana seorang Nattanel Khair hadir tampak begitu mempesona. Para dominan mulai kehilangan hidungnya, karena mereka hanya memikirkan selangkangan saja.

Tapi sayang, si cantik itu sudah digandeng oleh suaminya. Membuat beberapa mendesah kecewa, karena si primadona sudah dimiliki.

"Selama datang, Nattanel. Ah, akhirnya kamu membawa suamimu." Arlee menyapa, tangan itu tak terlepas dari lengan Edmund. Nattanel meliriknya, dari balik topeng sebatas mata.

"Aku ingin membawa pasanganku, untuk kuajak berdansa malam ini Tuan Arlee." Nattanel bergurau, hingga membuat Arlee tertawa.

Edmund merasakan getaran aneh, bibir milik Nattanel yang ranum terus menghantuinya.

Dia begitu cantik malam ini, apalagi pakaian yang dikenakan terlihat sangat membuatnya berkali-kali lipat cantik luar biasa.

Pesta topeng itu dimulai..

Arlee membuka acara pesta topeng itu, "Terima kasih kedatangan kalian malam ini, untuk berpesta denganku." Carrier itu tampak bangga. "Nikmati malam pesta topeng! dan bersenang-senang." Ajaknya, kemudian mereka saling bersulang.

Nattanel tersenyum tipis, saat menyadari bahwa Edmund sedari tadi mencuri-curi pandangan untuk melihatnya.

Ah, apa pria itu sudah jatuh cinta? batinnya.

"Nattanel, kita harus memastikan Pricha." Arlee berbisik, "Kemenangan malam ini, akan segera datang untukmu." Keduanya tertawa dan bersulang.

Arlee menarik tangan Nattanel untuk bergabung berdansa disana. "Nattanel, aku ingin membuat suamiku terkesan."

"Aku yang akan memulai." Ujar Nattanel, carrier muda itu menarik tangan suaminya berdansa. Tubuhnya meliuk, pinggulnya ikut bergoyang, tangannya terampil memutar-mutar.

Semua orang terpesona, merasa kagum.

Nattanel begitu berbakat dalam hal seni.

Arlee dan Edmund ikut bergabung di lantai dansa bersama Nattanel. "Suami, kamu bisa kan seperti itu?" Edmund mengangguk, sedangkan mata pria itu tak henti-hentinya melihat Nattanel yang begitu cantik.

Dia ingin menggantikan suami, Nattanel disana.

Edmund hanya mengikuti Arlee saja, dan saat giliran berganti pasangan. Nattanel jatuh pada pelukan Edmund, tatapan mereka saling bertaut. "Akhirnya sekarang giliranmu." Bisik Nattanel sangat berbahaya.

Edmund yang tadinya hanya mengikuti ritme Arlee, kini pria itu bersemangat untuk berdansa dengan Nattanel. Tangan Edmund menggenggam erat tangan Nattanel, yang satunya lagi ia letakan di pinggul dan meremasnya. Nattanel melirik tangan Edmund yang meremas pinggangnya sedikit kencang, "Tanganmu." Lirihnya, memperingati Edmund untuk tidak bertindak terlalu jelas. Karena ada banyak pasang mata disana.

"Ya, maaf." Ujar pria itu datar.

Keduanya terhanyut dalam ritmenya, hingga musik klasik berakhir.

Semua orang bertepuk tangan riuh, dan Arlee merasa bangga. "Suami, kamu begitu hebat." Puji Arlee, dan memeluk suaminya.

Pesta topeng itu pun belum selesai, ada banyak pertemuan orang-orang penting disana. Nattanel memilih pergi, dan menikmati acara dari ujung sendirian sambil meminum segelas anggur.

𝙏𝙝𝙚 𝙊𝙡𝙙 𝙀𝙫𝙚 [MILEAPO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang