8. Rubah yang terluka dan melukai.

253 39 3
                                    

Thailand, 2024.

••••

'Mario Maurer Sang Sekretariat Negara Resmi Dilantik.'

Tuan Khron bersorak senang, saat melihat televisi bersama Perth. Dilantiknya Mario Maurer sang senator muda dan cerdas itu menjadi angin segar bagi kabinet parlemen pemerintahan untuk lima tahun kedepan. "Lihat? dia benar-benar jenius." Mantan perdana menteri Thailand itu, bertepuk tangan sambil tertawa.

"Kabinet Menteri saat ini, begitu hebat. Mereka membawa malaikat dan tikus-tikus dalam satu kandang sekaligus." Perth berkomentar, seolah-olah dirinya adalah manusia paling suci. Padahal faktanya, Perth yang paling sering menjilat para tikus-tikus kotor didalam istana.

"Mereka semua akan segera datang kemari, untuk mengamankan harta mereka. Kurasa Mario Maurer jika bergabung dengan proyek besar kita, nantinya akan mempermudah regulasi perusahaan."

Perth tertawa, "Membawa Mario Maurer untuk bekerja sama? jangan gila."

"Dua minggu lalu kami bertemu dan mengatakan ingin berkunjung saat sudah resmi dilantik."

Perth tak percaya, bahwa politikus handal bersih dari segala kekotoran seperti Mario Maurer menginginkan hubungan baik dengan sang mantan perdana menteri Thailand itu. "Jika kita bisa membawa Mario kemari, besan Romsaithong akan merasa iri. Jadi atur makan malam bersama Mario Maurer, Perth." Ujarnya berlalu, Tuan Khron sudah merencanakan skema menakjubkan untuk menarik Mario Maurer berada dipihaknya.

•••

Nattanel datang ke Apartemen Mario Maurer, carrier muda itu tampak tampil cantik dengan setelan blazer berwarna abu-abu mudanya. Sedangkan tangannya mendekap sebuket bunga.

"Selamat untukmu!" Nattanel tersenyum cantik, Mario tampak senang saat didatangi Nattanel, lalu pria itu memberikan pelukan hangat untuk sang adik.

"Maaf aku baru datang malam-malam begini." Nattanel mengusap lengannya, lalu mendudukan diri di kursinya.

"Tak apa, pasti kamu sangat sibuk. Aku mengerti." Mario sibuk dengan apron dan juga masakannya. Itu membuat Nattanel sedikit penasaran, "Aku tak mengira jika tangan kanan perdana menteri Thailand pandai memasak."

Mario tertawa mendengarkan celotehan Nattanel, pria yang lebih tua itu sangat bersyukur jika Nattanel mulai terbuka padanya. "Aku hidup sendiri selama bertahun-tahun."

Aroma menggiurkan dari masakan itu pun membuat perut Nattanel sedikit lapar, "Masakan itu untuk menyambutku, kan?" Nattanel bertanya dengan nada yang jenaka.

"Tentu, katamu rindu masakan Ibu. Aku sengaja menyiapkan beberapa makanan rumahan Thailand."

Ah, itu membuat hati Nattanel benar-benar menghangat dan tersentuh karena ada seseorang yang begitu peduli padanya.

"Ibu dulu sering mengajakmu, seperti ini?" Mario mengangguk dan Nattanel mengambil sumpitnya, setelah berbagai hidangan menggiurkan tersaji. "Sangat lezat, hampir mirip dengan masakan Ibu. Aku sedikit iri denganmu." Nattanel tertawa canggung, namun Mario paham jika Nattanel berusaha menyembunyikan perasaan begitu rindu pada Ayah dan Ibunya.

Mario mengusap surai Nattanel lembut, "Makanlah yang banyak, adik kecil. Ibu dan Ayah pasti senang melihatmu tumbuh begitu baik seperti ini."

𝙏𝙝𝙚 𝙊𝙡𝙙 𝙀𝙫𝙚 [MILEAPO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang