1O. Aku jatuh.

227 34 2
                                    

•••

Edmund Romsaithong terbangun dengan perasaan yang sangat baik, pria itu merasakan lelahnya seketika menghilang. Hatinya merasa ketenangan dan penuh kehangatan yang begitu ia dambakan sejak dulu. Langkahnya membawanya untuk mencari keberadaan Nattanel, karena saat ia terbangun sudah tidak ada carrier itu disisinya.

Hidung bangirnya, mencium aroma roti panggang menggiurkan dan kakinya semakin melangkah untuk mencari.

Edmund memilih menghentikan kakinya, dan berdiri diambang pintu untuk mengamati si cantik yang sedang bersenandung kecil, dan juga dengan lincah kesana-kemari. Seolah-olah dapur itu adalah panggung pentasnya. Pria beralis tebal itu tak sadar tersenyum, seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Nattanel Khair, benar-benar memberikan gambaran istri lelaki cantik sempurna. Dia kuat, dia hebat, dia cantik, dia pandai mengurus suami, dan dia pandai dalam urusan ranjang. Selain itu, Nattanel adalah anak cantik yang sangat penurut untuk suaminya. Ah, rasanya Edmund menjadi egois ingin memiliki carrier cantik itu seorang diri.

"Selamat pagi." Edmund berbisik rendah, dan Nattanel sedikit terkejut.

"Selamat pagi, Ed." Nattanel tersenyum cantik, dan memberikan kecupan di pipi tuan besar Edmund Romsaithong.

Edmund melingkarkan tangan kekarnya untuk memeluk Nattanel dari belakang. Pria itu menyandarkan dagunya di bahu si cantik. "Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Nattanel sambil mengoles selembar roti dengan selai cokelat.

"Nyenyak sekali, bahkan seumur hidupku baru kali ini tidur nyenyak."

Nattanel tertawa, "Jangan membual, Ed."

"Tidak membual, aku tidak pernah merasakan bangun tidur dengan perasaan sebaik ini. Katakan, apa kamu memberiku sesuatu?"

Nattanel memicingkan matanya terheran, "Hey, kamu menuduhku?! sepanjang malam, aku memelukmu."

Tangan Edmund masuk kedalam kemeja putih menerawang sebatas paha yang dikenakan Nattanel saat ini. Edmund mendapatkan celah-celah diantara kancing itu, "Ed, tanganmu." Ia menampiknya,  namun Edmund adalah pria yang semakin dilarang maka akan semakin bertingkah. Tangan itu berhasil masuk kedalam, dan jarinya memainkan memelintir puting Nattanel.

"Haruskah, aku berhenti?." Nattanel menahan nafas, karena jari-jari nakal Edmund terlalu lincah memainkan putingnya yang menegang. Binar cantik Nattanel berkedip-kedip, mulutnya mengerang dan itu membuatnya sedikit malu. "Masih pagi, kita belum makan sejak semalam."

"Kamu bisa menjadi hidangan pembukanya," Telinga Nattanel memerah, pipinya menghangat, dan tangannya berusaha menyingkirkan Edmund. "Tidak, akh! singkirkan tanganmu." Nattanel memekik dan bersungut-sungut, dengan dahi mengeryit.

Sedangkan Edmund tertawa senang, karena berhasil menggoda si cantik. Nattanel mendorong bahu Edmund, hingga pria itu jatuh duduk di kursinya "Duduk, jadilah anak baik." Ia menepuk-nepuk kepala Edmund dengan sayang.

Nattanel menyajikan roti panggang dan segelas cokelat panas untuk Edmund. "Maaf, bahan makanan di rumah ini tidak banyak. Jadi hanya bisa membuat roti panggang."

"Bukan masalah besar bagiku."

"Ku harap begitu."

•••

𝙏𝙝𝙚 𝙊𝙡𝙙 𝙀𝙫𝙚 [MILEAPO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang