Zera berbalik dan berjalan mencari meja yang kosong,tapi tiba-tiba ada yang menabrak tubuhnya yang membuat makanan nya jatuh dan terkena seragam nya.
"E-ehh maaf kak"
*BRUKK* Zera mendorong orang itu hingga tersungkur jatuh kebelakang.
"PUNYA MATA GA LO" Teriak Zera.
Seketika semua orang yang berada di kantin melihat ke arah Zera, termasuk Gre dan Sean. Gadis yang didorong Zera itu sudah pucat pasi tubuh nya bergetar karena takut pada kakak kelas nya itu. Dia mengutuki dirinya karna telah lalai, dia terus mengucapkan maaf pada Zera yang sama sekali tidak di gubris oleh Zera.
Zera menarik kerah baju Gadis itu hingga berdiri,dia liat name tag yang ada di bajunya Cheryl Damaris yang dia tebak pasti anak ini kelas sepuluh yang notabene adik kelasnya,karena ini pertama kali nya dia bertemu dengan gadis berkacamata tebal itu.
"Maaf kak, aku bakal ganti makanan kakak dan seragam kakak" ucap gadis yang bernama Cheryl itu.
"Lo pikir dengan ganti seragam dan makanan gua, urusan lo sama gua selesai?" tanya Zera dengan senyum smirk nya.
Cheryl memejamkan matanya saat Zera semakin kencang menarik kerah bajunya "Sekarang lo bersihin ini semua biar hukuman lo yang lain gua pikir lagi nanti" ucapnya yang sudah menghempaskan kasar tubuh Cheryl.
Karena sudah tidak mood makan, Zera memilih untuk pergi ke rooftop sekolahnya. Makanan yang beberapa menit dia hiraukan kini kembali Gre santap, pandangan seperti ini sudah biasa untuk Sean. Melihat Zera berulah dan melihat kakak nya yang hanya diam dan tidak mempedulikan itu.
"Ga takut Zera ke lewat batas Gre?" tanya Sean, "Bukannya udah terlanjur kelewat batas"
"Maksudnya, kamu ga ada niatan untuk tegur dia gitu?"
Gre mengambil tisu untuk membersihkan mulut nya setelah makan "Ga ada yang bisa ngerubah Zera selain dia"
Mengerti maksud kata 'dia' yang disebut Gre "Sama seperti kamu kan, karena Gre yang hangat hanya untuk dia" balas Sean
"Im lost feeling" ucap Gre dengan wajah datar nya.
Sean tersenyum dan mengusap lembut punggung tangan Gre "Its okeii"
Di atas gedung SMA Airlangga, terlihat seorang gadis sedang menyandarkan tubuhnya di sofa bekas dan mengeluarkan benda kecil berbentuk persegi panjang. Dia keluarkan asap dari mulut nya sembari menikmati semilir angin.
Saat sedang asyik menikmati udara kota Jakarta, tiba-tiba pintu rooftop terbuka dengan kencang menandakan ada orang datang. Zera tidak menengok karena dia sudah tau siapa orang yang datang itu, karena tidak ada lagi orang yang berani naik ke rooftop selain dirinya dan sang ketua osis.
"ZERAA, lo berulah apa lagi sihh" teriak Revan yang sudah mendekat ke tempat Zera berada. Tanpa bicara Zera menunjuk ke bajunya agar Revan tau alasan nya tanpa harus di beri tahu.
"Gua lewat koridor sekolah, semuanya lagi ngomongin tentang lo yang marah-marah di kantin. Siapa lagi sekarang?" tanya Revan
Zera mengerutkan alisnya untuk mengingat siapa gadis yang tadi menabrak nya itu "Kalo ga salah Cerii atauu Cheryll gitu gatau gua lupa nama nya"
"Kayanya dia bakal jadi target gua deh. Anak nerd,cupu,miskin, paling beasiswa masuk sini" sarkas Zera.
"Serahh lo dahh, gua udah capek nasehatin lo terus asal jangan sampe BK gua ingetin aja" ucap Revan.
Zera tersenyum licik saat sudah membayangkan apa saja yang akan dia lakukan pada gadis berkacamata tebal itu.
--
*BRAKK* Pintu kamar terbuka dengan kencang.
Si pemilik kamar pastinya kaget, karena pintu nya tiba-tiba saja terbuka. Baru saja ingin membuka mulut nya untuk mengomeli orang yang sudah seenaknya mengagetkan dia tapi terhenti karena orang itu sudah memeluk nya dengan sangat erat.
"Gree gua lagi seneng banget sumpah"
"Ciaa lo kenapa dah? Ga kesambet kan loo" ucap Gre yang berusaha melepaskan pelukan Cia itu, "Lo tau ga sih, gua tadi di anter balik sama Gino"
Mendengar ucapan Cia, Gre dia sejenak untu mengingat nama yang baru saja Cia sebut itu "Gino anak basket?"
Cia mengangguk dengan semangat "Iyahh, Gino kan temen nya Sean juga. Kayanya bentar lagi gua jadian deh sama dia"
"Sepercaya diri itu kah lo? Lagian kan dia orang nya cuek, kayanya ga minat juga pacaran" ucap Gre, "Sean aja bisa naklukin Ice Queen nya Airlangga, masa gua ga bisa naklukin king nya"
Gre menghela nafas kasar "Serah lo dah, gua mo mandi dulu" ucap Gre yang sudah berdiri bersiap untuk membersihkan tubuhnya.
"Ehh iyah, gua tadi denger katanya Zera berulah lagi. Benerr?" tanya Cia, "Ditabrak ama adek kelas, makanan nya kena baju dia"
"Wahhh kebayang sih murka nya dia, Gws deh buat adek kelas itu" ucap Cia dengan wajah prihatin.
Langkah Gre terhenti didepan pintu kamar mandi,karena teringat sesuatu hal "Ciaa gua ada pr matematika, kerjain yak. Gua mau cabut ntar malem"
"Mau kemana lo? Minum-minum yak? Kan gua udah bilang jangan sering begituan,Zera itu nyontoh semua kelakuan lo tau ga, lagian lo ga mikirin kesehatan lo apa itu bahaya gr..."
Omongan nya terhenti karena Gre sudah membekap mulut nya dengan handuk "Syutt lo cerewett bangett, kuping gua sakit cia"
"Dikasih tau ngeyel banget" dumel Cia.
Cia pun keluar dari kamar Gre dan mendapatkan Zera yang baru saja pulang "Dari mana kamu?" Gracia ini sudah terbiasa memanggil orang yang dibawah umur nya pasti dengan aku-kamu.
"Belajar kelompok" jawabnya.
"Belajar kelompok? Siapa yang mau sekelompok sama kamu Zee? Sejak kapan juga kamu mau belajar" tanya Cia dengan nada meremEhkan.
Zera mendekati Cia dengan senyum tipis nya "Aku abis cari Angel"
"Angel udah mati Zee,inget itu" ucap Cia menyadarkan Zee jika adik bungsu mereka itu sudah tiada sejak tujuh tahun yang lalu.
"STOP BILANG ANGEL MATI KAK, BAHKAN KALIAN BUAT MAKAM DIA TANPA TAU RAGA NYA DIMANA SEKARANG" teriak Zera dengan penuh amarah.
Rahang Zera sudah mengeras,mata nya sudah memanas menahan air mata "Tapi itu faktanya Zee, kalo Angel itu udah ma..." Ucapan Cia terpotong karena seseorang yang berteriak.
"CIAA..."
Sontak Zera dan Cia pun menengok ke sumber suara, terlihat Gre datang mendekat dengan rambut yang masih setenagh basah "Masuk kamar Zee"
Zera pun pergi ke kamar nya tanpa bersuara, lalu menyisakan Gre dan Cia yang masih berdiri.
"Jangan memperkeruh suasana Cia" ucap Gre
"Kalian kaya gini karena kehilangan Angel, tapi kalian sadar ga sih disini yang paling menyedihkan tuh gua..." ucap Cia menggantung.
Gre mengangkat sebelah alisnya "Kalian cuma kehilangan Angel tapi gua kehilangan Angel sekaligus kalian berdua" lanjut Cia setelah itu dia pergi dari hadapan Gre.
Apa yang dikatakan Cia itu benar. Semenjak kepergian Angel dia sudah tidak lagi merasakan kebahagiaan dari kedua saudari nya, semua nya berubah begitu cepat. Memang dia selalu terlihat baik-baik saja tidak seperti Zera dan Gre yang melampiaskan kesedihan nya dengan merubah sikap nya. Dia pun sama merasakaan kesedihan, tapi yang namanya hidup pasti terus berlanjut.
Semua sikap social butterfly Cia ini dia lakukan untuk menutupi semua rasa sedih itu, dia terus berusaha untuk menghibur kedua saudari nya tapi semua sia-sia, mereka menutup diri dari rasa senang itu.
...
BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN YAH,TANDA KALIAN MENSUPPORT KARYA INI:)
BANTU FOLLOW DAN SHARE CERITA INI JUGA:)
MOHON BANTUAN DAN DUKUNGAN NYA SELALU:)
KAMU SEDANG MEMBACA
GREAPHYNE
Randomlangsung baca aja mending☺️ Diusahakan satu hari satu bab, jadi semangatin author terus yakk🙏☺️