Epilog

911 19 0
                                        

Aku termenung, menatap layar laptop. Aku teringat dengan kenangan indahku bersama Pak Arkan beberapa tahun lalu. Waktu berjalan begitu cepat, kini Pak Arkan sudah sepuluh tahun meninggalkan aku dan Arva.

Kami sangat merindukannya, tetapi kami hanya bisa mengirimkan doa dan berziarah ke kuburannya. Aku berhasil mewujudkan keinginannya menjadi sarjana sastra dan kini aku merangkai kisah kami melalui sebuah novel berjudul Love My Teacher.

Kisah yang seharusnya berakhir bahagia, tapi kalah oleh Takdir yang telah Tuhan berikan. Aku tidak pernah menyesal menikah dengan Pak Arkan dan justru aku merasa bersyukur menjadi cinta terakhirnya dan mengisi kehidupannya sebelum tiada.

Sampai kapan pun, Pak Arkan akan selalu abadi dalam hatiku. Bahkan aku mengabadikan kisah kami di dalam novel supaya kelak keturunan kami tahu betapa hebatnya kakek buyut mereka dan betapa besarnya cinta nenek mereka yang setia hingga akhir hayat.

Aku menolak lamaran banyak pria karena tidak ada satu pun orang yang sanggup menggantikan posisi Arkan Dirgantara. Dia sudah bertakhta terlalu tinggi hingga adik kesayangannya pun tidak mampu menggantikan posisinya dan kini Gala sudah menikah dengan Dinda.
Mereka hidup bahagia di Australia, sedangkan aku fokus mengurus Arva dan bekerja sebagai editor novel untuk menyambung hidup kami.

Aku menerapkan prinsip “Jika tidak denganmu, maka aku tidak dengan siapapun.” Aku yakin Arva pun mengerti kenapa Ibunya tidak mau mencari Ayah baru. Tujuan hidupku sekarang adalah membesarkan Arva dan menerbitkan novelku yang mengisahkan kisah cinta bersama guru killer kesayangan. Guru yang pernah aku benci, kini menjadi orang yang paling aku rindukan.

Sampai jumpa, Pak Arkan. Semoga Tuhan kembali mempertemukan dan menyatukan kita di kehidupan selanjutnya sebagai pasangan suami-istri yang hidup bahagia hingga tua dan memiliki banyak cucu.

-SELESAI-

Love My Teacher [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang