Prologue

3.9K 265 25
                                    

Selamat datang, teman-teman semua!!

Saya AiniRhee, mengucapkan terimakasih telah bergabung dalam petualangan fanfiction ini.

Mari kita menjelajahi dunia imajinatif bersama-sama, di mana karakter-karakter favorit kita mengembara dalam cerita-cerita baru yang menarik.

Saya mengharapkan teman-teman semua memfollow, vote dan komentar sebagai bentuk dukungan kepada saya.

Salam hangat.



Happy reading ....
.

.

.

.

.

.

"Maaf, Indra-sama. Istri anda tidak bisa diselamatkan ... Penyakitnya sudah menggerogoti semua tubuhnya, dia tak bisa bertahan lebih lama. Istri anda ... Telah meninggal dunia."

Suara penuh nada kesedihan terdengar dari mulut seorang tabib tua yang berdiri di dalam sebuah kamar bergaya tradisional, sang tabib menunduk menatap pada lantai. Ia tak berani untuk memandang sang suami dari seorang wanita yang terbaring tak bernyawa di atas ranjang ini, tak berani menganggu sang suami yang sedang berduka.

Sedangkan mata merah itu menatap lurus pada sang Istri yang terbaring di atas ranjang, istrinya tampak seperti tidur tapi bukan tidur. Mulut Indra terkatup rapat, sedangkan tangannya tak lepas dari tangan dingin yang selalu ia genggam. Tangan dingin yang membuktikan istrinya sudah tak bernyawa.

"Jadi, bunga sakura-ku gugur, ya?" gumamnya pelan, nadanya terdengar datar tak ada emosi di sana.

Sang tabib menunduk lebih dalam. "Ini adalah takdir, Indra-sama."

Suasana menjadi hening, tapi kemudian pria dengan tanda biru di sudut matanya itu menoreh senyum. Bukan senyum bahagia, tapi senyum penuh tantangan. "Takdir?" katanya sambil melirik sang Tabib. "Tidak! Aku akan melawan takdir! Takdir tak akan bisa memisahkanku dengan Sakura!"

Kemudian Indra berdiri, ia menoleh pada satu pengawal setianya yang berdiri di sudut ruangan. "Panggil Shaman Hiroshi, katakan padanya untuk mempersiapkan ritual Menarik Jiwa!"

Titah Ōtsutsuki Indra terdengar lantang, menggema di kamar itu. Orang-orang yang ada di sana membulatkan matanya begitu mendengar perkataannya.

"Ritual Menarik Jiwa? Maaf Indra-sama, tapi itu menyalahi aturan Yang Maha Kuasa! Anda tidak bisa melakukannya, jiwa Nona Sakura tidak akan tenang!" Yukiko -pelayan pribadi mendiang Sakura- menggeleng keras, menunjukkan ketidaksetujuannya atas ucapan dari Indra.

Dengan tatapan tajam yang menusuk, Indra menatap sang pelayan dengan intimidasi yang membara. "Kau pikir kau siapa?! Aku tak butuh saranmu! Sekarang keluar dari kamar ini dan persiapan semua yang dibutuhkan!"

Perintahnya menggema, memaksa udara terasa semakin berat. Orang-orang yang ada di sana pun membubarkan diri, patuh pada perintah sang Ōtsutsuki.

"Baik, Indra-sama."

Kemudian, dalam hening yang menakutkan, Indra menatap mayat sang Istri. Matanya yang sebelumnya menyala-nyala dengan amarah, perlahan berubah menjadi lembut, tapi dipenuhi oleh kesedihan yang mendalam.

Tatapannya menjadi sendu, mencerminkan kekosongan dalam hatinya yang hancur. "Aku tak bisa kehilanganmu," desisnya dengan suara gemetar, suaranya hampir tenggelam dalam getaran emosinya yang tak terkendali.

The Soul ✓ END [ IndraSaku ] [ SasuSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang