Happy reading...
.
.
.
Sudah berapa hari Sakura di sini?Enam hari? Seminggu?
Meskipun begitu, Sakura tak mendapatkan petunjuk untuk kembali ke tubuhnya di masa depan. Sakura pernah ingin keluar dari kediaman Ōtsutsuki Indra, untuk mencarinya petunjuk ataupun hal lain, tapi Indra tak pernah mengizinkannya.
"Jika kau ingin pergi keluar, maka kau harus pergi bersamaku. Kau tidak akan aman pergi sendirian." Sakura masih ingat bagaimana nada protektif pria itu saat mengatakannya.
Saat itu Sakura menyetujui untuk pergi bersama Indra, tapi Indra malah menolak dengan berbagai alasan."Mungkin nanti saja, untuk beberapa hari ini aku sibuk."
Dan Sakura hanya bisa mengutuk pria berusia 25 tahun itu dalam hati.
"Hah ... Apa yang harus kulakukan?" Sakura duduk di teras belakang, matanya memandang jauh pada kolam ikan yang tampak berkilauan terkena matahari siang.
Ia sudah mencoba mencari cara untuk masuk ke ruang baca milik Indra, diam-diam tentunya tapi itu tak berhasil. Semenjak kejadian perampokan tempo hari, kediaman ini dijaga jauh lebih ketat.
Bahkan Sakura bisa melihat salah satu penjaga berdiri di balik dinding pembatas halaaman belakang ini. Ugh, menyebalkan. Seolah-olah Sakura sulit bernafas.
"Sakura-sama, makan siangnya sudah siap. Apakah anda ingin makan di ruang makan atau di sini?" Sakura menoleh ketika sang pelayan pribadi terdengar bersuara, rambutnya yang dikepang longgar bergerak indah seiring dengan angin yang mengelus lembut wajahnya.
Sakura mengangguk. "Ya, bawa ke sini saja. Ngomong-ngomong ke mana Indra?" tanya Sakura. Jika Yukiko menawarkan makan di sini, artinya Indra sedang tak berada di rumah karena jika ia berada di sini pasti pria itu akan memaksanya untuk makan bersama.
"Indra-sama sedang ada urusan di desa, salah satu saluran irigasi ke sawah warga rusak karena longsor. Indra-sama harus segera mengatasinya."
Sakura manggut-manggut mendengarnya, satu fakta yang ia ketahui adalah Indra menjadi kepala desa di sini. Siapa yang menyangka jika Ōtsutsuki Indra menjadi seorang kepala desa. Kalau tidak salah desanya bernama Yume No Mura, Yukiko yang mengatakannya.
Meski tak tahu bagaimana detail desanya, tapi mendengar cerita dari Yukiko desa ini berada dibawah kaki bukit,cukup indah dengan panorama alam yang menakjubkan. Sakura jadi penasaran bagaimana keramaian desa, mengingat kediaman Indra ini cukup terasing dari keramaian.
"Kalau begitu, saya ambilkan makan siangnya."
"Ya, tolong."
Setelah itu Yukiko meninggalkan Sakura di teras belakang ini.
Perlahan Sakura menyandarkan punggungnya pada tiang kayu, pikirannya berkelana jauh. Ia memikirkan Sasuke, kekasihnya. Sakura jadi penasaran apa yang terjadi di tubuh di masa depannya, bagaimana reaksi Sasuke. Dan teman-temannya?
Sakura menyentuh dadanya, jujur saja Sakura merindukan mereka semua. Terlebih sang Kekasih. "Sasuke-kun sedang apa, ya?" gumamnya pelan. Sorot matanya berubah menjadi sendu.
Tap tap tap.
Kemudian Sakura mendengar derap langkah kaki di atas lantai kayu, tanpa menoleh Sakura berujar, "Yukiko, taruh saja di sana, ak—"
"Istriku."
Itu bukan suara Yukiko, tapi suara Indra. Segera, Sakura memutar lehernya ke arah pintu dan betapa terkejutnya Sakura menemukan Indra berdiri di sana dengan keadaan baju yang terkena noda dan luka di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Soul ✓ END [ IndraSaku ] [ SasuSaku ]
Fanfic•Indra X Sakura X Sasuke Fanfiction. •COMPLETED •Follow sebelum membaca biar lebih enak😋 Sekali saja, dalam hidupnya yang penuh kegelapan Ōtsutsuki Indra pernah mendapatkan cahayanya. Sebuah cahaya yang menuntunnya pada kebahagiaan, pada kedamaian...