Chapter 7

2.2K 229 12
                                    

◦•●◉✿Chapter 7✿◉●•◦

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Sakura meneguk ludahnya susah payah sembari otaknya memikirkan alasan yang bagus. "Aku hanya ingin ke kamar kecil, untuk ... Buang air."

Masih mempertahankan wajah dingin dan datarnya, ia mengangguk singkat. "Jika sudah selesai, pergilah ke kamar," ucapnya. Mata sharingannya memandang lurus pada sesuatu di belakang Sakura. "Ada tamu yang tak diundang di sini."

"Huh? Siapa?" Sakura segera berbalik badan, tapi begitu ia memandang pada ujung lorong yang gelap, beberapa anak panah melesat cepat ke arahnya.

Srat!!

"Sakura!" Indra berseru panik, melihat anak panah itu mengarah laju ke Sakura.

Mata Sakura membola dalam keterkejutan,  instingnya dengan cepat menggerakkan tubuhnya untuk melompat ke samping. Menghindari anak panah. Dan ia berhasil.

Di sisi lain, Indra yang melihat itu segera melompat dan menangkis panah itu dengan pedang yang sedari tadi ia bawa. Pedangnya berkilat terkena sinar bulan, dengan gerakan yang terampil ia berhasil membuat anak panah itu jatuh tak berdaya di lantai.

Kemudian dari ujung lorong terdengar suara kaki terburu-buru, sepertinya si penyerang melarikan diri.

Situasi terasa tegang, mata Indra yang menyiratkan kekhawatiran menatap Sakura. "Kau tidak apa-apa? Apakah ada yang terluka?" tanyanya cepat.

"Aku tidak apa-apa." Sakura mengangguk, tadi itu nyaris saja. Jika ia tidak cepat mungkin anak panah itu sudah menembus dirinya.

Terdengar helaan nafas lega dari Indra.

"Apakah ada penyusup?" tanya Sakura.

Indra mengangguk pelan. "Ya, pergilah ke kamar. Aku akan mengejarnya!"

Setelah itu Indra berlari ke arah lorong, berusaha mengejar seseorang yang mencoba melukai istrinya.

"Eh, tunggu! Aku ikut!" Sakura ikut berlari, mengikuti jejak Ōtsutsuki Indra yang berlari ke dalam lorong yang tembus ke sisi halaman belakang kediaman Indra.

Dalam langkahnya yang cepat Indra melirik ke belakang, ia berdecak ketika menemui Sakura mengikutinya. "Jangan mengikutiku! Berbahaya! Pergilah ke dalam!" ujar Indra.

Sakura menggeleng tegas. "Jangan meremehkan aku!" Sakura juga penasaran dengan orang yang mencoba membunuhnya. Kemudian Sakura memandang lurus ke depan. "Itu dia!"

Mereka berdua melihat seseorang berlari cepat ke arah pintu belakang, si penyusup itu membuka pagar untuk kabur, tapi sebelum itu ia mengganjal pintu itu dengan kayu dari luar.

Ia berhasil keluar dari kediaman Ōtsutsuki Indra.

"Oh, tidak, dia bisa lolos!" Sakura dengan kecepatan penuh berlari memotong Indra kemudian.

Gadis dengan surai merah muda yang panjang itu menyadari pintu terkunci dari luar. Dengan gerakan lincah, Sakura memanjat batu-batu yang berserakan di sekitar kolam ikan, dekat dengan dinding pagar itu. Begitu berhasil tiba di atas, tanpa ragu ia melompati turun.

Indra yang melihatnya sedikit terkejut. Bukan! Ini bukan pertama kalinya ia terkejut dengan kemampuan Sakura! Sejak awal ia sudah merasa ada yang spesial dengan diri Sakura, tapi ia melihat sisi lain dari Sakura, yaitu kelincahannya.

Bagaimana dengan mudahnya Sakura melompat pada bagian-bagian bangunan dan melompati pagar yang cukup tinggi ini. "Ck, dia mendahuluiku." Tapi tetap saja, Indra khawatir dengan istrinya.

Beberapa meter di depan Sakura, si penyusup berlari cepat seperti orang kerasukan. Sedangkan Indra tertinggal tak jauh di belakang Sakura. Mereka berlarian di bawah terangnya sinar bulan.

"Jangan berpikir untuk bisa lari dariku, Shannaro!"

Mengumpulkan Chakra di kakinya, Sakura melompat ke udara dan turun cepat ke tanah. Tanpa membuang waktu Sakura meninju tanah dengan kekuatan monsternya menyebabkan tanah bergetar kemudian retak dan di susul oleh kehancuran.

Duar!!

Langkah si penyusup yang berlari dengan gesit tiba-tiba terhenti dalam kepanikan saat tanah di bawahnya menjadi hancur. Ia terperosok ke dalam retakan kekacauan yang diciptakan oleh Sakura, tak berdaya di atas tanah yang kini hancur lebur.

"Rasakan itu! Shannaro!" Sakura mengepalkan tinjunya di depan, sambil tersenyum bangga.

Beberapa saat kemudian Indra tiba, dengan wajah datarnya ia menatap Sakura dan kekacauan yang dibuatnya. "Kau menangkapnya," kata Indra datar.

Sakura mengedikan bahunya. Ini hal yang mudah baginya. "Bukan hal yang besar."

Setelah itu, Indra berjalan melewati Sakura. Ia mendekati si penyusup yang tampak terjepit di antara retakan tanah, kemudian berjongkok di hadapannya. "Siapa yang mengutusmu? Kenapa kau berniat untuk melukai Istriku?" tanya Indra tajam.

Si penyusup yang memakai pakaian serba hitam itu menggeleng, ada raut ketakutan di wajahnya meski wajah itu ditutupi oleh kain yang diikatkan dari depan ke belakang, menyisakan matanya.

"Tak mau menjawab?" Suara Indra penuh ancaman, di tambah dengan mata merahnya yang menatap si penyusup tajam. Di bawah sinar bulan, Indra tampak sangat mengintimidasi.

Pedang yang tadi ia simpan pun ia keluarkan, ia menaruhnya tepat di leher si penyusup, menggoresnya sedikit. "Tak sayang pada nyawamu?"

Sakura melihatnya dengan tangan yang bersedekap. Ia juga penasaran.

"Aku-aku hanya ingin merampok!" Akhirnya si penyusup bersuara.

"Merampok?" Indra tampak tak percaya.

Si penyusup mengangguk cepat dalam ketakutan. "Y-ya hanya merampok! Aku butuh uang untuk pengobatan ibuku."

"Lalu kenapa menyerang istriku?"

"Aku hanya ingin melarikan diri, aku pikir dengan melukainya sedikit kau akan lengah."

Sakura mengernyitkan keningnya, dari suaranya orang yang menyusup ini tampaknya masih muda.

Indra kemudian berdiri, dengan angkuh ia memandang rendah pada si pemuda yang mengaku perampok. "Kau pikir aku akan percaya? Kau cukup ahli menyelinap, bahkan mengelabui penjaga," desisnya. "Kau mata-mata? Siapa yang mengirimmu?"

Si penyusup menggeleng keras, hingga penutup wajahnya terbuka. "Tolonglah tuan, aku hanya merampok. Jika kau tak percaya lihatlah isi kantongku, aku mencuri beberapa barang berharga. Aku membutuhkan uang untuk pengobatan ibuku, dia sudah lama sakit keras sedangkan ayahku sudah meninggal."

Sakura yang sejak tadi memperhatikan, mendekati Indra. "Mungkin memang benar hanya pencuri biasa."

Mata Indra melirik tak setuju pada kilau hijau milik Sakura. "Jangan mudah percaya pada siapapun!"

Gadis dengan Yukata tidur yang telah acak-acakan itu berdecak. "Mari buktikan sendiri!" Sakura mendekat pada penyusup.

"Apa yang kau lakukan?" sergah Indra.

Sakura tak menjawab, tangannya terulur pada kantong sang pemuda dan mengambil sesuatu di sana. "Lihat!" Sakura membuka kantong itu, ada beberapa batu yang tampak berkilau di sana.  "Apa ini?" tanya Sakura.

"Itu batu-batu berharga biasanya dibuat untuk perhiasan," jelas Indra.

"Benar, kan? Artinya dia hanya pencuri biasa." Sakura mengembalikan batu-batu itu pada Indra. "Lepaskan saja, kasihan dia, kasihan ibunya." Sakura menatap Indra, berusaha membujuknya.

Meski tak setuju dan keberatan, dan dengan pertimbangan yang berat sebelah Indra tetap menuruti perkataan Sakura. "Pergilah! Jangan menampakkan dirimu lagi!"

Si perampok pun keluar dari tanah dengan susah payah, kemudian lari dari sana.

"Ck, inilah contoh jika Ashura memimpin, orang-orang tak mengenal takut." Setelah itu ia berbalik, meninggalkan lokasi dan kembali ke kediamannya.

Sakura tersentak ketika Indra menyebutkan nama Ashura, seperti mendapatkan harapan, mata gadis merah jambu itu terbuka lebar, senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Benar juga, Ashura! Dia lebih baik dari Indra, bukan? Aku bisa minta bantuannya!" Batin Sakura bersemangat.

Bersambung ....

The Soul ✓ END [ IndraSaku ] [ SasuSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang