Chapter 5

2.3K 228 17
                                    

Happy reading...
.
.

..

.
.

"Sepertinya itu satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Sakura." Kakashi memandang Sasuke, sekarang di kantor ruang Hokage ia  hendak menjalani misi penyelamatan Sakura.

Sasuke mengangguk singkat. "Ya, kuncinya adalah Ōtsutsuki. Jika kita bisa menuju ke sisa-sisa istana Kaguya, kita mungkin bisa mendapatkan petunjuk."

"Ya, serahkan saja ini pada kami." Naruto mengacungkan jempolnya.

Kepala Sasuke tertoleh pada Naruto. "Tidak, Naruto. Kau tidak ikut."

Naruto terdiam, tatapan bingung dan kecewa melintas di wajahnya. "Eh, kenapa? Aku ingin ikut untuk menyelamatkan Sakura-chan!"

"Sasuke benar, Naruto." Kakashi menimpali, seolah-olah ia tahu apa isi pikiran Sasuke.

"Sasuke..." desisnya, suaranya penuh dengan rasa putus asa dan ketidakyakinan. "Aku tidak bisa duduk diam dan hanya menonton! Aku harus melakukan sesuatu!"

Sasuke menatapnya dengan penuh empati, tetapi keputusannya sudah bulat. "Kau harus mempercayaiku, Naruto. Aku tahu kau ingin membantuku, tapi Konoha juga membutuhkanmu. Kau harus menjaga Konoha dan Sakura sementara aku pergi."

Mendengar itu Naruto mengangguk perlahan, ucapan Sasuke ada benarnya walaupun hatinya masih berontak. "Baiklah, tapi jika kau butuh bantuan jangan sungkan untuk menghubungi kami-ttebayo!'

"Kalau begitu, aku pergi!"

Kakashi dan Naruto serempak mengangguk.

~~~~

Tidak. Ada. Yang. Terjadi.

Saat kejadian memalukan di kolam air panas, Indra rupanya hanya main-main. Selesai menggoda Sakura, ia segera memakai pakaiannya kembali dan mengatakan pada Sakura agar cepat menyelesaikan mandinya dan segera menuju ruang makan. Setelah itu ia pergi dari sana.

Saat itu pula Sakura bisa bernafas lega.

Dan disinilah Sakura berada, di ruang makan dengan sebuah meja yang tak terlalu besar. Duduk di lantai dan berhadapan langsung dengan Indra dengan meja sebagai pemisahnya.

Sakura memperhatikan sekelilingnya, ruangan ini benar-benar bergaya tradisional. Tidak banyak perabotan hanya ada satu meja di tengah-tengah ruangan dan beberapa lambang klan yang tergantung di dinding.

"Makanlah, kau belum makan sejak kemarin malam." Indra mendorong semangkok sup daging yang masih mengepulkan uap ke arah Sakura.

Sakura menatap mangkok itu dengan ragu-ragu, kemudian ia memegang perutnya yang keroncongan. Ia memang lapar. "Kau tidak menaruh sesuatu yang aneh di dalamnya bukan?" tanya Sakura dengan pandangan menyelidik ke arah Indra.

"Tidak mungkin seorang suami meracuni istrinya," ujar Indra datar.

Ia mengambil sumpit lalu mencomot sepotong daging dari mangkok sup itu dan memakannya, membuktikan jika sup daging itu aman untuk dikonsumsi.

Sakura meneguk ludahnya, bau sup ini sangat harum menggugah seleranya. Dengan cepat Sakura mengambil sumpitnya dan memakannya, mata Sakura terbuka lebar begitu merasakan rasa enak di mulutnya. Tanpa malu Sakura mengambil nasi dan menambah porsinya.

Ugh, ia benar-benar kelaparan!

Sedangkan Ōtsutsuki Indra menatap itu dengan senyum tipis, pandangan matanya menjadi teduh melihat Sakura makan dengan lahap. Sudah lama sekali ia tidak melihat istrinya makan dengan lahap, mungkin hampir satu tahun yang lalu sebelum penyakit menggerogoti istrinya hingga sang istri kesulitan makan.

The Soul ✓ END [ IndraSaku ] [ SasuSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang