Chapter 17

1.4K 167 25
                                    

Happy reading...

.

.

.

.


Sasuke merebahkan tubuhnya di atas futon yang telah digelar oleh Sakura tadi. Matanya memandangi langit-langit ruang yang Sasuke yakini adalah sebuah ruang persediaan senjata mengingat Sasuke bisa melihat berbagai macam bentuk pedang dan kunai kuno.

Kemudian Sasuke menghela nafas.

"Indra ... Cara keras tak mempan padamu," gumam Sasuke.

Benar, ia telah melakukan pertarungan dengan leluhurnya itu, tapi tak membuahkan hasil. Indra tetap dengan pendiriannya, tak mau menyerahkan jiwa Sakura. Tak mau mengembalikannya.

Mendadak, mata Sasuke menyipit, memancarkan kilatan kejam yang membelah udara. Sebuah rencana merajai benaknya, menggulungnya dalam kegelapan yang mendalam. "Jika serangan fisik tak mempan padanya, maka aku akan menyerang hatinya."

"Ia harus tahu, jika Sakura sampai kapanpun tak akan bisa ia miliki. Ia harus sadar betapa Sakura mencintaiku."

Cahaya remang-remang dari api lilin yang membara di sampingnya menciptakan bayangan menyeramkan di wajahnya yang tegang, mencerminkan keputusasaan dan tekad yang membara di dalam dirinya.

"Aku akan menghancurkan hatinya, sampai ia menyeranh dan akhirnya melepaskan Sakura dengan sukarela," desis Sasuke kemudian.

~~~

Pagi datang.

Sakura lebih dulu datang ke kamar Sasuke, ia mengetuk pintunya sedikit hingga tak berapa lama kemudian Sasuke menampakkan dirinya dari balik pintu.

"Sasuke-kun, kau sudah bangun?" tanya Sakura riang. Matanya tampak berbinar ketika ia bangun tidur ia menemui orang yang ia cintai ada di sini.

Sasuke dengan rambutnya yang masih acak-acakan mengangguk singkat. "Ya," gumamnya. Tidurnya cukup nyenyak tadi malam, mungkin karena kelelahan.

"Mari makan, Sasuke-kun. Aku sudah menyiapkan sarapan." Sakura menarik tangan kanan Sasuke, sedangkan Sasuke hanya pasrah ketika Sakura memperlakukannya seperti anak kecil.

Akhirnya mereka makan berdua saja di teras halaman belakang ini. Sakura banyak berbicara sedangkan Sasuke seperti biasa menanggapinya dengan singkat.

"Dan di sini juga ada pasar, kita harus pergi untuk melihatnya setidaknya satu kali." Sakura berujar bersemangat.

"Benarkah?"

Gadis merah muda itu mengangguk antusias. "Ya, di sana sangat bagus. Lihat." Sakura memperlihatkan kanzashi yang ia pakai pada Sasuke, yang dibelikan oleh Indra padanya. "Aku membelinya di sana, terlihat bagus bukan."

Sasuke mengangguk singkat, memang terlihat cantik ketika Sakura memakainya. "Ya, cocok untukmu."

"Ah, tentu saja. Mungkin karena di sini rambutku panjang, ya. Jadi tampak cocok saja." Sakura tertawa. "Kalau diriku di masa depan memakainya mungkin tak cocok karena rambutku pendek."

Mendengar itu Sasuke terdiam, Sakura berbicara seolah-olah ia sangat nyaman di sini, berada di tubuh Ōtsutsuki Indra.

"Tapi, Sakura. Apapun itu, aku lebih menyukai dirimu yang sebenarnya," tutur Sasuke jujur.

Kata-kata mendadak Sasuke menusuk udara, membenamkan Sakura dalam keheningan yang mendalam.

"Dirimu yang sebenarnya ada di masa depan, jangan terlalu nyaman di sini. Ini bukan duniamu yang sebenarnya, Sakura." Sasuke melanjutkan.

The Soul ✓ END [ IndraSaku ] [ SasuSaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang