05.ANTARA DUA DO'A

2.8K 188 2
                                        

ASSALAMU'ALAIKUM
Hi para readers👋
Apa kabar semuanya??

VOTE dulu sebelum baca!

" Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui "
*
*
*
( Al-Baqarah [2]:216 )

Berjalan sendirian di tempat yang sunyi dan gelap, itulah yang sedang Ara lakukan. Bingung dan takut bercampur menjadi satu. Tapi, kepercayaannya pada Fhatia membuat Ara tetap nekat melewati gang gelap itu.

"Cantik!" sontak Ara tekejut dan berbalik arah saat suara berat seorang cowok menghampiri telinganya.

"Ngapain ke sini,  sendirian aja nih?"

"HAHAHA! nggak mau temenin kami nih? " tubuh gadis itu bergetar hebat  saat melihat sekumpulan cowok menghampirinya. Mulutnya tidak berhenti beristigfar. Ara terus & melangkah mundur,  tidak ada seorang pun di sana kecuali ia dan sekumpulan cowok itu.

"Jangan deket-deket! Gue ke sini mau ketemu sama sahabat gue, Fhatia, bukan kalian." Ara angkat bicara dengan suara yang bergetar

"Sahabat, maksud lo yang ini? "salah satu dari mereka menunjukkan handphone berisi layar chatnya dengan Ara. Gadis itu nyaris pingsan.

" Kak Gabra, jadi lo yang nyuruh gue ke sini? "tanya Ara tak percaya. Ara benar-benar tidak habis pikir betapa bodoh dirinya mempercayai pemilik nomor sebagai Fhatia sahabatnya

" Udah lah... dari pada lo balik lagi ke rumah mending temenin kami minum. Ini juga karena gue suka sama lo Ra...." Ujar Gabra

"Bener tu, dari pada udah cape-cape dandan cantik gini. " Tubuh gadis itu kembali bergetar saat kalimat menggelikan itu kembali mereka lontarkan. Mereka kembali mendekati gadis malang itu

"Jangan deket-deket gue!" bentak Ara saat menyadari mereka sudah sangat dekat dengannya. Ara benar-benar takut sekarang, tak henti-hentinya ia berdo'a agar pertolongan segera datang walau tak ada seorang pun di sana.

"Cantik kok suka bentak-bentak orang sih?" Ucap Gabra hendak menyentuh pipi Ara yang sudah berlinang air mata.

"Gak usah sentuh gue! "

Plak!!

Tak kuat menahan emosinya, Ara menampar sang empu dengan perasaan tak terima ia dilecehkan seperti itu.

"Berani lo tampar gue! "bentak Gabra tidak kalah dengan nada tingginya.

"Hajar Bos! kita mainin aja 'ni
cewek. "

"HAHAHA! betuh tuh, biar nggak rugi cantiknya." Air mata Ara terus mengalir dengan emosi dan ketakutan yang menggebu-gebu. Dengan gerakan cepat dan gesit Ara menendang salah satu dari mereka dan berlari sekencang mungkin. Tidak lupa ia mencari kontak Adira di handphonenya. Tapi, semua hasilnya nihil. Ara kembali dikepung dari arah yang berbeda sedangkan Gabra berjalan dengan santai menghampirinya

"KENAPA HA, MAU TELPON BUNDA, IYA? " Bentak Gabra sambil merampas handphone di tangan Ara lalu membantingnya ke jalan gang yang berbatu. Mata Ara melotot, hancurlah harapanya untuk selamat dari bejat yang akan segera melecehkannya.

"Allahu  Akbar! " sekarang tubuhnya yang dibanting ke tembok gang. Sakit rasanya, tapi rasa takutnya mengalahkan rasa sakit yang baru saja ia dapat dari Gabra

"Bunda!! " gadis malang itu kembali berteriak saat kerudungnya ditarik paksa. Rambut bagaikan mahkota yang selalu ia jaga,  kini terurai karena tangan- tangan penuh dosa. Ia terus mencoba melawan tapi tapi tangannya dicengkram begitu kuat menyisakan tangis yang semakin terdengar pilu.

"WOI!!! LEPASIN NGGAK TUH CEWE." Seketika semua menghentikan aksi mereka, menatap bayangan lelaki bertubuh tegap dan tinggi.

"Siapa lo?"tanya Gabra menghampiri laki-laki itu.

"Saya tidak ingin ada pertumpahan darah di sini, lebih baik kalian pergi sekarang." Jelasnya memberi peringatan.

"Sok jagoan lo, sini lawan gue. Baru lo boleh ambil 'tu cewek." Tantang Gabra. Ara terus menangis dengan wajah yang ia tekukkan pada lututnya, tidak peduli siapa yang datang untuk menolongnya. Pertarungan itu benar-benar terjadi. Satu lawan tujuh, sungguh sisi yang tidak seimbang. Tapi, apa boleh buat, tidak ada kata mundur untuk membela kebeneran.

Sekarang laki-laki yang bernama Farhan itu mulai kewalahan.

"Udahlah Bro! Pergi aja, dari pada mati sia-sia. "

"Lebih baik kalian yang pergi sebelum warga datang ke sini! " bukannya berhenti Gabra dan teman-temannya semakin melawan tindakan Farhan.

"WOI KALIAN, BERHENTI! "

"DASAR BEJAT! "

"PUKULIN, PUKULIN! " benar saja, warga datang berbondong-bondong ke arah mereka. Baru saja akan melarikan diri  tapi gerakan mereka yang sayu, membuat mereka tertangkap oleh warga.

Tubuh Ara masih bergetar hebat. Bahkan ia tidak mampu membuka matanya. Dia benar-benar takut dan trauma. Untung saja Buk Linda langsung memeluk tubuh Ara erat-erat.

"Kamu aman nak, Alhamdulillah.... "
Bisiknya sambil mengelus lembut rambut Ara. Tangis gadis itu semakin pecah, lega rasanya saat Allah mengiriminya bala bantuan.

Jangan lupa VOTE, KOMEN dan FOLLOW!

wassalamualaikum

Jangan lupa dzikir, sedekah dan shalawat yaaaaaaaa💕💕💕💕

ANTARA DUA DO'A (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang