62. ANTARA DUA DO'A

1.9K 144 9
                                    

Assalamu'alaikum!

Hi! para readers👋👋

Maaf ya telat upload, soalnya kemarin-kemarin author lagi liburan😅

Selamat menikmati💕

Jangan lupa vote dan komen yaaaa



"Hidup tidak selalu
mulus, pasti ada saja alur
yang tidak lurus"
°
°
°
Heera

Lihat aja nanti di kamar, kamu bakalan dapat hukuman dari saya." Bisik Alvan ke telinga Ara, benar-benar membuat Ara merinding takut. Ara hanya bisa menelan salivanya gugup.

Setelah acara penyambutan itu, Ara masuk ke kamar Alvan. Gadis itu benar-benar terpana dengan kamar suaminya itu.

Berbagai macam jenis kitab ada di lemari kaca sebelah lemari pakaian. Kamar yang sangat rapi dan harum.

Ara menoleh ke arah pintu saat melihat Alvan masuk. Sedangkan Alvan, laki-laki itu langsung menutup pintu. Kemudian mendekat ke arah Ara.

Ara terus saja mundur sambil menelan salivanya gugup, ia ingat dengan kata-kata yang dibisikkan Alvan ketika di ruang tamu.

Jarak keduanya semakin dekat, tangan Alvan mulai melingkari pinggang Ara.

Tiba-tiba saja Alvan langsung mengangkat tubuh Ara, lalu mendudukannya di atas meja rias. Mengunci pergerakan Ara.

"Eh...Mas!" Pekik Ara kaget.

"Tadi kan saya udah bilang, kalau masih panggil Gus, saya bakalan..." Alvan tidak melanjutkan kalimatnya.

"Tadi, Ara lupa." Cicit Ara yang terlihat sangat gugup sekali.

Alvan kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Ara. Menghapus jarak yang menghalanginya.

Nafas yang memburu, manik mata keduanya membesar. Tak usah menunggu lama.

Cup!

Alvan benar-benar melakukannya, memberi hukuman karena Ara telah melanggar peraturan yang Alvan buat.

***

"Fitri! Ada yang nungguin kamu di pos." Teriak salah satu teman  sekamar Fitri.

Sang empu yang dipanggil malah asik membaca buku. Fitri sama sekali tidak menghiraukan.

"Fitri! yang nungguin kamu udah capek nunggu itu."

"Lo pada kenapa ribut banget sih! siapa yang mau nemuin gue coba? orang gue kaga dijenguk." Fitri mulai kesal.

"Ya..., mana kita tahu. Orang yang mau nemuin kamu pake cadar."

"Ha? cadar?" Fitri sedikit kaget, lantaran tidak ada keluarga atau sanak saudaranya yang memakai cadar.

"Makanya buruan, temuin mbaknya." Titah teman-teman Fitri yang mulai gereget.

Fitri bergegas menemui wanita itu di taman pesantren. Keduanya duduk di kursi taman.

Jika ditanya kenal atau tidak dengan wanita bercadar itu, Fitri akan menjawab tidak. Ia sama sekali tidak mengenalnya.

"Fitri..., kamu mau nggak, kalau saya ajak kerja sama." Ucap wanita bercadar itu.

"Kerja sama apa mbak? tapi tunggu dulu, mbak siapa ya?" tanya Fitri yang penasaran siapa sosok dibalik cadar itu, dan anehnya lagi Fitri merasa tidak asing dengan suara wanita itu.

ANTARA DUA DO'A (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang