Putia menandatangani tiga kertas dengan pulpen bertinta hitam, kemudian tersenyum pada Mareta, HRD tempat dirinya bekerja. Wanita itu menyayangkan Putia keluar secara tiba-tiba namun tidak bisa memaksa untuk tetap tinggal.
”Saya dengar-dengar kamu udah nikah,” ujar Mareta.
Putia tersenyum, ”iya sudah, bu.”
”Selamat ya, pak Jengga bilang kamu lagi hamil.”
”Terima kasih, bu.”
Mareta tersenyum ramah dan mengusap tangan Putia yang masih bertumpu di meja membuatnya sedikit heran.
”Suami saya Lukman, bekerja di perusahaan suamimu, Put.”
”Oh iya, bu.”
”Semoga silaturahmi kita gak terputus ya.”
Kalau bukan Jenggala yang turun tangan, mungkin Putia masih bekerja tiga Minggu ke depan sebagaimana peraturan perusahaan tentang pengajuan resign yang akan di Acc sebulan setelahnya. Seraya mengusap perut, Putia keluar dari ruangan HRD, sempat berpamitan dengan beberapa karyawan termasuk pada dua temannya, Citra dan Mela.
”Put, kok Ig suami lo udah gak bisa di akses sih?”
”Gue di blokir ya!” ujar Mela dengan wajah cemberut.
Putia mengedikkan bahu, ”tau dah, gue gak pernah akun dia.”
Gue yang nyuruh blokir.
Padahal dalam hati, Putia tertawa geli. Pamela terlihat tertarik pada suaminya itu, ia harus antisipasi dengan gadis yang tak peduli pada laki-laki sekalipun sudah beristri.
Citra menepuk bahu Putia seraya berjalan bersisian sementara Mela berlalu dengan kaki menghentak ke lantai.
”Gak kapok, padahal pernah di labrak istri orang.”
Putia menoleh pada Citra, sedikit terkejut mendengarnya.
”Ha?”
Citra mengangguk dengan wajah terkejut Putia.
”Gak bisa liat cowok kinclong plus berduit dia tuh.”
”Serius lo?” Putia nampak tidak percaya dengan itu.
”Polos banget sih, Put. Semua orang kantor pada tau kali.”
”Lo gak pernah cerita, gue mana tau,” kekeh Putia.
Citra merangkul bahu Putia, mengantar temannya itu ke depan, dimana ada mobil terparkir tengah menunggunya.
”Kalo lahiran kabarin ya, Put.”
Putia memberikan jempol sebagai jawaban, ”siap.”
”Laki lo kemana emang, kok gak di anter aja?”
”Biasa, kerja. Lo baik-baik ya, gue pamit.”
Citra mengangguk kemudian keduanya berpelukan singkat.
”Doain gue cepet dapet jodoh ya, udah cape kerja nih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
GAPUT: After Marriage
Cerita PendekKehidupan Jenggala dan Putia, berlanjut disini. Kuliah, kerja, nikah. Setelah menikah apa ya? Tentang Putia yang di hadapkan dengan seorang Jenggala yang ternyata bukan dari keluarga sederhana, melainkan anak dari seorang pengusaha sukses dari Sydne...