10 : UEA

1.8K 141 26
                                    

Tarik nafas dulu ya, buang perlahan‼️




Diplomatic Three Bedroom Suite adalah type kamar yang Jenggala pilih di Burj Al Arab Hotel. Ketika Putia membuka google dan membaca artikel saat mendapat jemputan, harga type kamar yang Jenggala sewa di angka 148 juta permalam. Rencananya, mereka akan menginap tiga sampai empat hari.

Namun, apa yang Citra katakan jelas masih terngiang dan turut membuatnya curiga, untuk apa Jenggala menjemput Pamela ke kantor di saat dirinya sudah tak bekerja disana.

”Keren banget kan, Put!”

Jenggala berdecak kagum melihat pulau buatan di bawah mereka, sekiranya Putia masih bisa menahan untuk tidak bertanya selama delapan jam perjalanan dan melihat Jenggala seolah tak melakukan dosa besar apapun membuat Putia turut geram sendirian. Ia marah dan kesal.

”Kamu abis ngelakuin dosa apa ngajak aku kesini?”

”Hem?”

Putia tak mau mengulang pertanyaan dan lebih dulu mengibaskan tangan agar Jenggala melupakan pertanyaan tadi. Helikopter mendarat tepat di atas gedung Burj Al Arab, jika tidak terlanjur, rasanya Putia ingin pulang saja.

Apa mungkin Citra salah lihat dan membuat dirinya dilingkupi rasa takut, efek kehamilan membuat Putia merasa agak sensitif, melihat wajah Jenggala yang biasa-biasa saja justru membuat Putia berpikir mungkin saja Citra salah lihat mengingat temannya itu tidak pernah bertatapan langsung dengan suaminya ini.

”Kamu kenapa sih kayaknya gak seneng gitu?”

Angin di atas gedung mampu menerbangkan rambut Putia ke atas, dan untuk menjawab pertanyaan Jenggala, ia harus berjinjit mendekatkan bibir ke telinganya.

”Aku benci sama kamu.”

What?”

Putia tersenyum paksa, ”udah ayo ke kamar, aku capek.”

Melihat interior dan kamar yang tak hanya satu membuat Putia jadi mengingat adik dan adik iparnya yang tak boleh ikut. Jenggala terlalu boros dengan type yang ia pesan.

”Gak sabar deh mau main flyboard.”

Jenggala terkekeh kemudian mencium sebelah pipi Putia dan melenggang masuk ke kamar mandi, Putia sempat mengusap rahang suaminya dan menatap matanya, jika benar Jenggala sudah bosan padanya dan memiliki wanita lain, mengapa harus bermain belakang?

”Kamu gak denger ya aku ngomong apa tadi?”

Jenggala menghentikan langkah dan menatap Putia.

”Nanti ya, aku gerah.”

Sebelum pintu benar tertutup, Jenggala melayangkan flying kiss seraya tersenyum. Putia berdecak kecil dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa, mengusap wajahnya kasar kemudian menatap lagi interior kamar yang elegan, namun ia tidak bisa menyembunyikan jika terganggu dengan sikap Jenggala akhir-akhir ini ketika pria itu kembali ke Indonesia.

Melangkah menuju balkon, Putia mampu merasakan hangatnya matahari dan angin yang berhembus. Hebat memang, Putia takjub di buatnya dengan pulau buatan ini. Membuka ponsel berniat mengabadikan gambar dalam jepretan, matanya harus menangkap direct message dari Citra dalam sebuah platform, dengan rasa gundah dan ketakutan, Putia membuka pesan dari Citra dan membacanya.

Racitra Utami

Harusnya kita ketemuan aja sih, Put. Jujur gue gak mau ikut campur rumah tangga lo. Tapi sorry, gue harus bilang kalo Pamela sama laki udah main sejauh itu, lo harus percaya sama gue, laki lo bilang ke Sydney kayaknya bukan deh

GAPUT: After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang