13. Beneran putus.

666 52 19
                                    

Adel, Oniel, Kathrina, serta Olla, mereka sudah selesai dengan pertandingannya.

Mereka menang melawan sekolah lain, skor yang mereka peroleh 26, sedangkan musuhnya mendapatkan skor 25, hanya beda satu saja. Tapi, syukurlah tim Zee dkk menang.

"YESSS!! MENANGG!! THANKS GESS!! ZEE PASTI SENENG DENGERNYA" Senang Kathrina sambil lompat-lompat kegirangan.

"Udah kek dapet uang 1m aja lu kath, ampe loncat loncat gitu" Ucap Adel.

"Kek bocil sih lebih tepatnya" Ucap Oniel, lalu mereka pun tertawa berbarengan.

"Lagi ngetawain apa nih? Gak ngajak ngajak bapak" Ucap Pak Wisnu yang secara tiba-tiba datang kearah mereka.

"Ini si kathrin kayak bocil pak, dia loncat loncat pas tau tim kita menang" Ucap Oniel.

"Ohhh, kathrin mah emang banyak tingkah anaknya, jadi bapak gak heran lagi sama dia" Ucap Pak Wisnu sambil tertawa, mereka pun tertawa pelan.

"Oh iya nak, bapak mau berterimakasih atas kerja keras kalian semua ya, bapak bangga, kalian bisa menang tanpa adanya nak zee" Ucap Pak Wisnu dengan wajahnya yang penuh senyuman.

"Sama sama pak, jangan lupa traktirannya ya pak, hehehe" Ucap Olla sambil menyeringai.

"Bapak emang pernah janji gitu ya? Gak pernah kayaknya" Ucap Pak Wisnu sambil memasang wajah tidak tahu dan berlagak seperti orang berpikir.

"ADA LOH PAK, BAPAK KEMARIN BILANG SENDIRI" Ucap mereka berbarengan.

"Jangan bilang bapak punya penyakit pikun lagi?" Ucap Kathrina.

"Weehh parahhh, bapak dibilang pikun pak sama si bokem!" Ucap Olla.

"Jangan gitu lah pak, bercanda ini mah pasti" Ucap Adel.

"Santai lah, bapak cuma pura pura lupa aja, hehehe" Ucap Pak Wisnu yang tertawa melihat wajah murid-muridnya yang kesal padanya itu.

"Kita jenguk zee dulu ya, baru makan makan" Ucap Pak Wisnu.

"Oke pakk, semoga zee udah sadar" Ucap Kathrina. Pak Wisnu dan yang lainnya menjawab perkataan Kathrina dengan mengucapkan Aminn.

oOo

Sedangkan disisi lain, Christy, adik Zee sedang menangis melihat kakaknya berbaring diatas kasur rumah sakit ini dan melihat wajah Zee yang penuh luka dan lebam biru itu.

"Udah dong nangisnya sayang, jangan dinangisin terus, kak zee nanti sedih loh ngeliat kiti nangis kayak gini" Ucap Shani sambil menenangkan anak keduanya itu.

"Hiks hiks, kapan kak zee sadar mah, hiks hiks" Tangis Christy sambil memeluk mamanya.

"Kita doain yang terbaik buat kak zee ya, semoga kak zee cepet sadar, terus bisa ngobrol lagi deh sama kiti" Ucap Shani sambil mengelus-elus rambut panjang Christy, sesekali Shani juga mengelus-elus punggung Christy.

"Pah, papa ke kantor aja gapapa, kan ada mama sama kiti disini jagain zee" Ucap Shani ke Gracio.

"Papa ga tenang kerjanya kalo belum liat zee sadar mah" Ucap Gracio yang sedari tadi ia khawatir dengan Zee, ia takut hal buruk terjadi kepada Zee.

"Gapapa pah, papa cukup doain zee aja, papa juga sekarang bukannya mau diskusi kerjaan sama klein?" Ucap Shani.

"Oh iya, papa hampir lupa, yaudah, jagain zee ya mah" Ucap Gracio. Shani menjawabnya dengan anggukan saja, dan tersenyum kearah suaminya ini.

"Kiti juga udahan dong nangisnya, gak baik orang sakit di tangisin, kiti kan kuat, anak kesayangannya papa cio ini harus kuat!" Ucap Gracio yang kini mendekat kearah putri bungsunya itu, lalu menghadapkan dirinya ke Christy, dan ia hapus air mata Christy yang terus mengalir dari kedua bola matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bisakah Selamanya Kita Bersama? (Zeesha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang