tujuh

37 8 0
                                    

TUJUH

Sudah tujuh hari aku melewati kelas. Persetan dengan absen buruk.

Telepon Shota-sensei tidak ku jawab, sibuk bergelung di bawah selimut, susah payah berusaha meregenerasi organ-organ dalam yang rusak.

Kasur apartemenku penuh darah dan bau anyir. Aku tidak peduli.

Kemarin. Tepat setelah Ayah pergi dari kantor cabang Izuku tiba-tiba menghancurkan kaca, muncul di depanku.

Aku masih menjaga kesadaran selama beberapa menit, meracau supaya tidak dibawa ke rumah sakit manapun, kekeh minta diantar ke apartemen.

Aku tidak tahu apakah Izuku sempat merawat lukaku yang aku yakin ratusan jumlahnya sebelum pergi, tapi saat aku bangun keesokan harinya dengan regenerasi yang berjalan lambat, apartemen penuh pecahan, mungkin aku melempar barang, menyuruhnya pergi.

Memalukan, aku menunjukkan sisi lemahku begitu saja pada anak All for One.

Dan seminggu terakhir selalu ada makanan tergantung di pintu apartemen. Jelas bukan Izuku yang mengantar langsung, tidak mungkin juga Ayah memerintah seseorang untuk diam-diam merawatku.

Itu Inko.

Aku yakin wanita itu sama sekali tidak punya ide siapa orang yang ia beri makan 3 kali sehari, pasti permintaan Izuku.

Dia baik.

Aku berusaha bangkit. Tubuhku sudah penuh darah yang tersisa dari regenerasi gila selama seminggu penuh. Melempar ponsel sembarangan setelah menutup telepon dari Hitoshi dengan terburu-buru.

Muntah dan demam. Tapi anggota tubuhku sudah ada semuanya. Aku akan kembali ke UA besok. Tidak boleh membuat Hitoshi curiga, cukup Izuku saja yang tau.

TUJUH

UA sudah tidur saat aku masuk lewat pintu depan Height Alliance, mengerjap bingung melihat suasana ceria di ruang rekreasi.

"Oh! Cavendish-san!" Denki meletakkan gelas-gelas berisi soda di meja, berteriak membuat semua orang menoleh.

Aku menutup pintu, menatap Tenya yang biasanya ketat soal jam malam. "Siapa yang ulang tahun?"

"Ini perayaan bergabungnya Shinsou!" Mina yang menjawab, menggunakan simbol jari diikuti Denki dan Hanta.

Aku menoleh pada Hitoshi yang memakai topi kerucut, ia menutup wajahnya malu. "Aku sudah bilang tidak perlu..."

Aku mengerjap, tertawa.

"Kamu ke mana saja, Cavendish-san? Midoriya-san bilang kamu terluka." Momo mendekat dengan khawatir.

Aku melirik Izuku dengan ujung mata, balas tersenyum pada Momo. "Aku baik-baik saja, hanya terkilir."

Gadis itu menghela nafas lega.

"Kamu baik-baik saja?" Izuku sekarang yang berbicara. Benar-benar khawatir.

Aku mengusap puncak kepalanya gemas. "Ya aku baik. Terima kasih."

"Kenapa kamu terluka---"

"Kita bicarakan nanti, oke? Bukankah sekarang pesta penyambutan Hitoshi?"

"Oh, benar! Apa pizzanya sudah jadi, Sato?"

Cavendish (Name) - BNHA Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang