tiga

77 10 1
                                    


TIGA

A

ku menatap monster aneh dengan pengelihatan X-ray, biasanya makhluk hidup seharusnya terlihat merah tanda panas alami tubuh. Tapi dia terus berubah, aneh.

Walau begitu aku tidak berniat ikut campur di lapangan pertempuran utama, memilih menarik Tsuyu dan Minoru menjauh dari Izuku yang nekat ikut campur.

USJ terlihat sangat kacau.

"(Name)-chan! Aizawa-sensei--"

"Jangan pedulikan orang lain sebelum dirimu selamat, Tsuyu." Aku mengingatnya cepat. Emang bener sih aku bisa selesain masalah ini sendirian, tapi di sana ada Shigaraki Tomura, dia bisa membuka jalan menuju AFO dan itu satu-satunya alasan aku ada di sini.

Aku tidak mengerti, apa yang anak-anak calon pahlawan ini pikirkan? Bertingkahlah seperti anak-anak normal!

Berhenti beberapa kali untuk menghindari bentrok dengan penjahat level teri, karena aku tidak mungkin memperlihatkan cara bertarungku pada Tsuyu dan Minoru.

"Kenapa kamu sangat tenang?! Panik lah sedikit!" Minoru menarik rambutku kesal.

Aku menggertakkan rahang kesal. "Pikirkan dirimu sendiri, bodoh." Gumamku geram, dasar gatau berterima kasih.

Sekarang, dimana kami?

Aku menghela nafas pelan. Membawa Tsuyu dan manusia kerdil ini memang mudah, tapi mereka terlalu cerewet.

Jadi aku berpisah dengan mereka, keduanya sepakat langsung menuju ke tempat Tenya dan Momo, jadi kurasa itu tidak masalah.

Sedangkan aku memilih lompat naik ke gedung-gedung, duduk di sana sambil melihat ke lapangan.

Aku tidak peduli jika Shota-sensei atau seseorang mati, itu malah akan memudahkan urusanku. Tapi kelihatannya mereka semua cukup beruntung untuk bisa keluar dari situasi ini.

TIGA

A

ku menatap ke arah All Might. Monster itu terlempar keluar kubah USJ setelah pahlawan nomor 1 itu memukulnya. Lalu sekarang apa yang ku lihat? All Might adalah manusia kurus kerempeng yang kayak ngga di kasih makan 6 tahun.

Kejutan.

Aku memutuskan segera turun, lompat menuruni gedung-gedung dan mendarat di belakang kerumunan siswa tanpa suara.

Shota-sensei sudah di bawa dengan ambulans, kondisinya parah. Izuku, Shoto, Katsuki dan Eijiro juga berkumpul di dekat pahlawan pro, diinterogasi.

Sekali lagi aku melihat ke arah tembok yang di buat Cementoss-sensei untuk menghalangi pengelihatan dari All Might yang berubah wujud.

Aku jadi penasaran, nanti akan ku selidiki.

"Cavendish-kun." Tenya menjemputku dari lamunan.

Aku segera menatapnya, tersenyum seperti biasa. "Ya?"

Ia menatapku menyelidik sambil berbicara. "Kita harus kembali ke UA." Ucapnya sambil menunjuk bis yang baru datang.

Aku mengangguk, melirik ke arah Izuku sebelum benar-benar mengikuti langkah Tenya. Aku kepalang penasaran.

Sepertinya aku terlalu banyak bersantai selama ini. Aku jadi jarang latihan mandiri.

Kelas di bubarkan setelah sedikit arahan dari Hizashi-sensei---dia keliatan kesel banget, ga kayak biasanya.

Cavendish (Name) - BNHA Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang